Terkadang hati dan pikiran ini tidak berjalan seirama...
Hati inginkan ini...
Tapi pikiran inginkan itu...
Apa yang dapat diputuskan jika terjadi hal seperti itu...??Terkadang saat melakukan sesuatu hanya demi ego kita. Kepentingan kita...
Sesuatu itu malah balik menyerang kita...Ah...
Tak tahulah...
Apa yang terbaik untuk kita...
Hanya Allah yang tahu...
Dan apa yang terjadi pada hidup kita...
Kita lebih mengetahuinya dibandingkan orang lain...------♢♢♢♢♢------
"Tu.. tuan." Azka tergagap menyapa Aarav yang ternyata sudah duduk manis di belakangnya sedari tadi. Ia menundukkan kepalanya, memikirkan cara untuk merangkai kata maaf pada Aarav.
"Mmm.. maafkan saya tuan... saya tidak bermaksud untuk santai santai, hanya saja... hanya saja..." alasan apa yang harus Azka katakan agar tuannya ini tidak marah dan memecatnya dengan cara tidak terhormat."Saya lapar. Tapi saya tidak sedang ingin makan nasi." Perintah Aarav yang berhasil membuat Azka melongo menatap kearah Aarav tak percaya. 'Beneran ini, aku nggak kena SP...???' Pikirnya dalam hati.
"Sekarang...!" tambah Aarav lagi karna melihat Azka yang masih saja diam tak merespon perintahnya. Segera saja Azka tersadar dari lamunannya.
"Bb.. baik tuan.. tunggu sebentar..." jawab Azka sambil berdiri dan berlari tergopoh gopoh menuju dapur.
Untung saja sore tadi sebelum ia mulai menyetrika baju, ia membuat adonan kue cubit, buat jaga jaga saja kalau nanti malam ada yang minta dibuatin kopi lagi, kan jadi ada temen minum kopinya nanti.
Kue bolu kemarin yang Azka buat memang sedikit karna loyangnya kecil, tapi meski begitu, kalau diiris juga bisa jadi 10 potong, dan ternyata paginya saat ia ngecek di kulkas, kue itu sudah habis tak bersisa, Azka saja hanya makan 1 potong semalam. Dan ternyata fakta menunjukan kalau Aarav itu memang termasuk dalam golongan orang yang banyak makannya.
Segera Azka membuat kue itu. Tak lupa juga ia membuat jus Alpukat untuk menemani makan kue cubit itu. Biar nggak seret juga sih... setelah selesai semuanya Azka membawa kue dan jus itu ke ruang tengah tadi, namun nihil, Aarav sudah tidak ada di sofa itu. Azka melanjutkan langkahnya namun tujuannya berganti ke ruang kerja Aarav.
"Nggak ada juga...?? Dimana sih...?? Apa tadi aku cuma halusinasi aja ya..??" Gumam Azka bingung setelah ia beberapa kali mengetuk pintu ruangan itu, tapi tak ada respon apapun. Sambil meyakinkan dirinya sendiri, Azka kembali berjalan lagi. Kali ini ia mencoba untuk mendatangi kamar Aarav.
"Coba dikamarnya aja dech..." ucapnya sambil berjalan menuju kamar Aarav.
Tok tok tok...
Azka mengetuk beberapa kali pintu kamar Aarav. Dan benar saja, beberapa menit kemudian pintu kamar itu terbuka menampilkan Aarav yang "Astaghfirullah... oh tidak, mataku...!!" kaget Azka saat ia melihat pemandangan didepan matanya, reflek saja ia membuang muka dan menutup matanya. Bukan apa apa, takut ia khilaf nanti, karna kan dulu Azka juga pernah melihat juga memeluk sesuatu yang sama seperti apa yang tadi ia lihat. Tapi itu kan sama suaminya, bukan orang lain kecuali Aarav saat ini pun karna ketidak sengajaan saja.
"Kenapa bajunya nggak di pake sih tuan..?? Nanti mata saya jadi ternoda liat yang begituan..." protes Azka sedikit berteriak tapi masih dengan posisi merem.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Boss ( TAMAT )
Short StoryKania Azkadiana, seorang janda muda yang belum di karuniai anak dari pernikahannya dengan Almarhum suaminya. usia pernikahan mereka baru berumur 6 bulan saja. dan M. Azam suami Azka ternyata mempunyai penyakit yang serius sampai akhirnya ia tak bisa...