Malam semakin mencekam dan aku semakin ditikam oleh kata demi kata yang selalu menusuk ke dalam mimpi, aku tak bisa bergerak karena tangan ku hanya sebatas angan dan kaki ku selalu mencaci dalam isu yang begitu bau. Hidup? Bagaimana bisa aku hidup dikala cahaya yang kian redup., Mati...? Tak akan, sebelum fajar kembali terpancar.
Biar saja kepalsuan terus bermunculan demi keangkuhan ego yang terpangku, kesakitan dan kesaksian tak akan menghentikan langkah jiwa yang meronta sedikitpun.M@rsudi
KAMU SEDANG MEMBACA
HURUF BERBARIS RAPI
PoetryTulisan ini murni buah pikiran dari M@rsudi isinya banyak sekali, mulai dari percintaan sampai masalah kehidupan dan semua tertuang dalam kata-kata dan puisi. Meskipun belum sempurna setidaknya saya pernah mencoba dari pada tidak mencoba sama sekal...