Tidak semua yang orang lain katakan kita fahami sepenuhnya, kita tau bahwa kita punya cerita sendiri-sendiri, kita juga mengerti bahwa tidak setiap jalan yang kita tempuh memiliki cerita yang sama.
Bukannya perbedaan adalah suatu keindahan? Bukannya toleransi sangat menyenangkan? Lalu mengapa kita sering kali memaksa seseorang untuk menerima pemikiran kita? Memaksa orang lain untuk mengikuti apa yang kita pikiran, lalu toleransi nya dimana?
Tak dapat kita pungkiri bahwa kita juga butuh telinga lain untuk mendengarkan cerita-cerita kita, namun sering kali kita egois untuk selalu didengarkan tanpa mendengarkan. Bukannya manusia lain juga butuh telinga lain juga untuk didengarkan?
Orang lain mempunyai batas pemikiran, pemahaman, intuisi, pengalaman maupun ilmu yang berbeda-beda kenapa kita menyamakan dengan menjustifikasi bahwa mereka bodoh, mereka kolot, mereka acuh, mereka gini, mereka gitu. Jangan seperti anak kecil, mari kita intropeksi diri kita, atau meminta kritik maupun saran agar kita tau apa itu kesalahan.M@rsudi
KAMU SEDANG MEMBACA
HURUF BERBARIS RAPI
PuisiTulisan ini murni buah pikiran dari M@rsudi isinya banyak sekali, mulai dari percintaan sampai masalah kehidupan dan semua tertuang dalam kata-kata dan puisi. Meskipun belum sempurna setidaknya saya pernah mencoba dari pada tidak mencoba sama sekal...