The Past

524 77 11
                                    


Beruntung ketegangan itu berujung dengan ibu Ryuga yang meminta pulang cepat, kalau tidak bisa saja obrolannya semakin panjang. Gaeun benar-benar tidak punya persiapan masalahnya. Ia juga kesal karena Ryuga sama sekali tidak membantunya, bahkan semalam Ryuga tidak menatap matanya sama sekali selama berbicara. Gaeun kadang berpikir, apakah dirinya di anggap ada atau tidak? Apa hanya karena ini pernikahan palsu jadi ia tidak begitu menghiraukan keberadaannya?

Sebelum pulang, ibu Ryuga sempat membahas tentang persiapan apa saja yang akan di lakukan untuk pernikahan mereka berdua, salah satunya gaun pengantin. Gaeun sempat membayangkan banyak tentang gaun, ia pernah melihat deretan gaun cantik dan mewah setiap kali melewati toko di pinggir jalan, tapi ia tidak pernah membayangkan jika dirinya yang memakai gaun tersbeut.

Tapi sekarang, khayalan itu terwujud. Gaeun tidak bisa berhenti tersenyum setelah melihat dirinya di pantulan kaca saat ini. Setelah seharian mengurus akta nikah dan surat-surat lainnya, Gaeun di bawa ke tempat sewa gaun pernikahan yang sangat mahal dan mewah seperti yang pernah ia lihat.

Mengingat Ryuga adalah direktur dari perusahaan vendor ternama, Jadi gaun yang di pilih dan acaranya juga lumayan mewah. Gaeun sempat melihat konsep pernikahan mereka tadi, harga sewa gedungnya saja mahal sekali, apalagi jika sudah di dekorasi nanti. Di tambah ini adalah pernikahan anak laki-laki satu-satunya dari keluarga Hwang Heetae.

Jadi, dari gaun yang telah Eunra pilihkan saja sudah terliihat bagaimana mewahnya acara pernikahan mereka nanti.

Ryuga dan ibunya kini menunggu Gaeun di kursi sisi ruangan mencoba gaun pengantin.

Gaeun menggunakan gaun yang tidak begitu banya kombinasi. Panjangnya sampai menutupi seluruh kakinya, bagian lengannya mengembang seperti balon menutupi sampai daerah sikut tangannya. Terdapat rumbai cantik menggantung di ujung bagian lengannya. Bagian lehernya juga terbuka menunjukan bahu indah milik Gaeun. Di kepalanya di beri tudung yang tidak terlalu panjang dan ada hiasan seperti mahkota kecil.

Ryuga duduk sambil membaca majalah yang di sediakan dan pandangannya teralihkan ketika tirai yang menutup sosok calon istrinya itu terbuka. Gaeun melihat Ryuga dan ibunya di depan. Ryuga menutup majalah yang ia baca tadi dan menaruhnya di paha miliknya dan menatap fokus pada Gaeun. Sedangkan Gaeun menunduk malu.

"Astaga, cantik sekali jika sudah di kenakan olehmu." Eunra berjalan mendekati Gaeun untuk membenarkan bagian baju di pinggang Gaeun. Gaeun juga hanya tersenyum pada Eunra.
Gaeun melirik pada Ryuga diam-diam, dengan kepala tertunduk.

Sebenarnaya Ryuga cukup tertegun melihat Gaeun yang memakai gaun itu. Ada perasaan mengganjal di hatinya. Ryuga juga ingin mengukir senyumnya, tapi ia tahan. Melihat wanita di depannya akan menikahinya dan melihatnya menggunakan gaun pengantin, ia merasakan sesuatu telah membuat dadanya berenyut. Ini adalah bayangan yang sudah sejak lama ia nantikan, tapi tidak tahu kenapa, ini semua terasa salah baginya.

Ryuga lalu melihat interaksi ibunya dan Gauen yang terbilang sangat akrab. Gaeun tersenyum pada ibunya, mereka mengetawakan hal yang tidak Ryuga mengerti. Tapi rasanya Ryuga senang melihat bagaimana ibunya tersenyum sangat lebar yang sedang mengatur gaun milik Gaeun.

"Ryuga, bagaimana penampilan calon istrimu ini? Kau tidak mengeluarkan suara dari tadi." Tanya ibunya, Gaeun hanya menunduk.

Matanya mengedip dua kali. "Ya, cantik."

Rasanya aneh tapi ada semburat merah di pipi Gaeun kala mendengar Ryuga memuji penampilannya, ia tidak bisa menahan senyum itu.

Tapi, seketika senyumnya memudar setelah melihat Ryuga yang tiba-tiba pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Gaeun merutuki dirinya sendiri, seharusnya ia sadar ungkapan itu hanya sekedar pujian belaka, bukan sungguhan.

Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang