The Truth Untold

822 87 26
                                    

HAI!!

Masih ada yang nungguin kah? 😔
Maaf ya lama, kemarin minggu UAS, jadi aku banyak fokus sama kuliah n kerjaku.. Doain ya hasilnya bagus.

Maaf banget deh kalau lama, ini aku dataangg dengan kejujuran yang kalian pasti bingung, tapi nanti bakal ngerti ehehehe... Mungkin kaget juga.

Percaya yak, habis part ini, jangan mewek😢😢😢

Karna partnya udah mau habis, sisa 2 aja..

Tapi jangan sedih atuuuhhhh... Masih ada cerita Trust Me Jimin di sebelah, ceritanya juga gak kalah naik turun kayak di sini. Ehehhe nanti bantu baca ya❤️

Jangan lupa juga follow Eunikefebe10_ di instagram, seru tau aku suka ngobrol-ngobrol di sana..

Folower ig ku mana suaranyaaa?🥳🥳🥳 Eheheheh

Okey deh, kalau gitu selamat baca ya.. Part ini panjang juga, jadi bacanya pas kalian udha senggang oke?

Selamat membaca.
--------------------------------------------------------------

Semenjak hari itu, keduanya tidak lagi saling menyapa selama dua minggu lamanya. Ryuga memutuskan tinggal di rumah orang tuanya karena ia merasa terganggu tinggal tanpa Gaeun di rumahnya. Banyak pertemuan kantor harus tertunda karena Ryuga mengambil cuti panjang. Di rumah, Ryuga juga banyak melamun. Terkadang tampilannya lusuh, Ryuga tidak punya semangat.

Ryuga sudah sangat dewasa untuk mengerti apa yang ia rasakan sekarang. Tapi Ryuga tidak cukup pandai mengatasinya.

Kantung mata Ryuga juga menghitam karena kurang tidur. 

Meski dirinya juga kecewa dengan Ryuga, tapi sebagai seorang ibu, Eunra tetap tidak bisa membenci anaknya. Apalagi di saat seperti ini, di saat Ryuga tidak punya tempat untuk mengadu, ayahnya saja enggan untuk berbicara dengannya.

Setiap kali ponselnya berdering, Ryuga selalu berharap kalau nomor Gaeun yang muncul di layar, tapi malah nomor Namjoon yang tersambung. Ryuga selalu menolak ajakan Namjoon belakangan ini.

Eunra menghampiri Ryuga sedang duduk merenung di halaman belakang memakan cemilan yang Eunra buat.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Eunra.

"Hm? tidak ada." jawab Ryuga

Eunra mengikuti arah pandang mata Ryuga, dimana ia melihat tanaman yang pernah Eunra tanam bersama Gaeun saat itu. Eunra mengerti.

"Aku tahu kau sedang memikirkannya."

Ryuga menghela napasnya dan mengalihkan pandangannya.

"Kau sudah menandatangani suratnya?" tanya ibunya.

Ryuga menggeleng lemah. Ia masih belum setuju kalau hubungannya berakhir secepat ini.

Eunra menegakkan duduknya, mengelus punggung anak tunggalnya. "Ryuga." pangggilnya.

"Kalau kau tidak ingin menandatanganinya, jangan lakukan." ucap ibunya lembut. "Jika cintamu kuat, usahamu juga harus kuat."

Ryuga tersenyum kecut. "Dia menolak keras bu, dia bilang ini tidak akan berhasil." Ia menunduk terdiam cukup lama dengan gejolak kuat di dadanya.

Tak lama ia mendongak. "Ibu, aku tidak siap kehilangan Gaeun." wajahnya memelas.

Eunra tersenyum sekilas. "Kalau begitu, bujuk dia kembali, aku mohon."

Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang