What Plan?

520 64 1
                                    

Ini juga.. Part penasaran hahahaha..

Pada masih inget gak sih?

Jangan lupa vote dan komennya ya❤️💕

Selamat baca

--------------------------------------------------------------

"Sial!"

Suara Ryuga membuat beberapa orang di sekitar terkejut. Pria itu masih mengatur napasnya sambil mengigit ibu jarinya. Ia menumpu tubuhnya pada kakinya sebelum akhirnya pergi dari sana.

Kini wujud pria yang terlihat cukup berantakan sedang duduk di atas kloset dengan perasaan kalut memenuhi pikirannya. Ia termenung ketika mengingat lagi wajah gadis itu, ia yakin ia tidak salah lihat, bahkan ia bisa mengenali wajah itu meski gadis itu menggunakan masker.

Ryuga menarik napas dalam, menahannya sebentar sambil menutup matanya, lalu di hembuskannya. Ia sedikit frustrasi. Di hari pernikahannya, gadis dari masalalunya malah muncul. Ryuga yakin, itu pasti dia.

"Yunjee? Yang benar saja?" Ryuga bergumam sendiri sambil terus memikirkan dia.

"Arghh.." Ryuga mengacak rambutnya sangat frustasi. Sebelum terjadi sesuatu yang mengundang perhatian di acara pernikahannya, dengan terpaksa Ryuga memutuskan untuk kembali keacaranya, tidak ingin menjadi pembicaraan semua orang nantinya. Padahla ia sangat ingin mengejarnya.

Kini sosok pria berjas rapi dan tampilannya yang sudhah rapi masuk dengan langkah santai, berjalan ke mimbar seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Gaeun memperhatikan sekitar, kenapa Ryuga bisa sesantai itu di acara pernikahannya, padahal ini acara penting tapi Ryuga malah berlagak seperti tamu undangan.

"Ryuga, dari mana kau?" tanya ibunya yang ternyata mencari keberadaannya dari tadi.

"Toilet." Jawabnya kelewat santai.

Sedangkan Gaeun, ia diam dan tidak mencoba bertanya, takut Ryuga malah terganggu dengan pertanyaannya dan berujung memarahinya. Gaeun tidak ingin merusak suasana.

Dan melanjutkan saja acara yang sebentar lagi selesai itu.

Ryuga menahan geramnya, ia ingin segera mencari gadis itu, tapi tertahan oleh acara pernikahannya.

------

Malam itu, dimana mereka seharusnya resmi tidur bersama. Tapi, Gaeun malah terlelap sendirian karena Ryuga tidak ada di kamar sampai ia tidur. Gaeun tidak tahu kemana, tapi saat ia keluar dari kamar mandi, Ryuga menghilang begitu saja. Bahkan Ryuga belum mengganti bajunya. Gaeun sempat menunggu Ryuga, tapi tidak berhasil, Gaeun tertidur duluan karena lelah.

Paginya, Gaeun terbangun karena mendengar suara berisik. Ini masih sangat pagi, tapi Ryuga terlihat sudah siap dengan pakaiannya dan tasnya.

"Kau mau kemana?" Gaeun bergerak duduk untuk bertanya.

"Tidak perlu tahu." Tangan Ryuga sibuk memakai ikat pinggang di tubuhnya.

"Aku harus tahu, bagaimana jika ibu bertanya."

Ryuga menghela napasnya dan berhenti dari kegiatannya sejenak. "Katakan saja aku lelah dan ingin tidur di kamar sendirian."

Gaeun melihat Ryuga semakin terburu-buru membereskan penampilannya, semuanya serba tertutup. Kemudian Ryuga mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu, Gaeun ikut berdiri dan menahan Ryuga. "Setidaknya katakan kau akan kemana?"

Seketika tangannya terpental karena Ryuga menepisnya. Gaeun sangat kaget, ini pertama kalinya ia melihat Ryuga marah.

"Aku sudah bilang kau tidak perlu tahu, kan?!" nada bicara Ryuga sedikit meninggi.

Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang