Prolog

1.7K 158 8
                                    

"Sweetie! Sweetie! Where are you, darling!"

Gema merangkak di bawah meja, mulutnya tidak berhenti memanggil sweetie, seekor kucing Persia yang sudah dia rawat sejak 2 bulan yang lalu. Mamalia berbulu putih itu sudah Gema anggap sebagai temannya sendiri. Tiap hari Gema berjalan, si sweetie tidak pernah absen mengekor di kakinya. Makanya hari ini Gema curiga, kenapa sejak tadi dia mondar-mandir, batang hidung sweetie tidak kelihatan. Jangankan terlihat, suaranya yang biasa mengeong pun tidak terdengar.

"Cari apa Ge? Sampai merayap kayak kadal gurun gitu."

Gema keluar dari kolong meja, mendesah lelah. Karena si kucing tidak kunjung ketemu, hati Gema sudah kebat-kebit membayangkan yang tidak-tidak.

"Cari sweetie, Ma. Mama lihat nggak? Dari subuh tadi, Gema nggak lihat. Biasanya Gema turun dari kamar aja dia udah stand by di samping Gema."

Tangan Hesti yang sedang menuang teh melati ke cangkir berhenti di udara. Wajah nya mendadak salah tingkah, dia teringat sesuatu.

"Ma?"

Hesti meringis kecut. Dengan takut-takut, Hesti mengaku."Tadi Mama buka pintu samping, kayaknya lupa Mama tutup deh, Ge. Mungkin sweetie kabur!"

"Mama?!" Gema mengerang sebal. Pasalnya di rumah ini tidak pernah ada yang teledor perihal buka-tutup pintu. Karena di khawatirkan sweetie akan kabur. Tapi hari ini sang Mama justru teledor dengan lupa menutup pintu. Duh, Gema harus cari kemana ini.

"Yuk Mama bantu cari deh." Hesti mengulurkan tangannya, membantu Gema berdiri. Tapi belum juga tangannya menarik tubuh sang putri, teriakan seseorang dari luar mengagetkannya.

"Harimau!"

"Harimau!"

Bruk!

Naas sekali, punggung Gema harus menyambangi mulusnya keramik. Denyut-denyut sedap langsung menyergap tulangnya, sedangkan Hesti sudah kelabakan menutup semua akses masuk.

"Ge! Buruan bantuin Mama, tutup semua pintu, jangan lupa tirainya di tutup, itu gerbang juga di kunci. Kalau harimau nya masuk, gimana?"

"Kamu jangan diam aja dong!" Hesti sudah mondar-mandir bak tentara Inggris sambil cekatan mengunci pintu. Wajahnya sudah kepalang panik, di luar rumah juga sama hebohnya, ada yang berteriak-teriak, ada yang hendak pergi. Pokoknya hectic sekali.

Lain halnya dengan Gema, dia masih terduduk di lantai. Tapi pikirannya sudah melalang buana kemana-mana.

Ada Harimau di kompleks? Kok bisa? Terus sweetie? Oh, big no!

Jangan-jangan sweetie?

"Mama?! Jangan-jangan sweetie di makan harimau!" Gema langsung berteriak begitu tali-tali tak kasat mata menyambung pikiran-pikiran kecil yang muncul di otaknya.

Ada Harimau di kompleks dan bertepatan dengan hilangnya sweetie. Jadi bisa di ambil hipotesis kalau sweetie menghilang karena di jadikan menu brunch oleh si Harimau antah berantah itu.

Oh, sweetie yang malang.

                                    🐅🐅🐅

Cerita baru, padahal yang dua belum tamat. Kebiasaan aku sih. Ya sudah lah, ini cerita fresh from the oven. Dapat ide hari ini dan prolog langsung di eksekusi. Jadi stay tune buat nunggu kelanjutan ceritanya Mbak Ge dan Mas sapose ya? Baca deskripsi pasti tahu, si Mas yang hobi bersenda gurau dengan panthera tigris a.k.a Harimau.

Jangan lupa, darl.

Support for this story, click 'star' below!
⬇️
⬇️
⬇️

Roar Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang