ROL | Gitu Aja Kok Gengsi

905 129 1
                                    

Legging hitam, jaket olahraga putih dan running shoes putih menjadi morning outfit Gema di hari Minggu ini. Bukan menjalani sebuah rutinitas dengan berolahraga pagi, tapi hanya sebuah formalitas belaka.

Semalam, Pak RT hunian indah memberi pengumuman kalau pagi ini akan di adakan senam bersama di lapangan kompleks. Dan karena Gema tidak ingin di cap anti sosial, maka dia dengan amat terpaksa menyanggupi ajakan Mama nya untuk bergabung.

"Ge? Mama berangkat dulu ya. Udah di panggil sama Jeng Lani tuh!"

Gema gelagapan, dia tidak ingin berangkat tanpa Mama nya. Bisa-bisa di sana nanti Gema plonga-plongo kayak bocah hilang lagi.

"Tunggu, Ma. Gema ikut Mama berangkat sekarang," teriaknya sambil bangkit dari kursi malasnya.

Dengan sedikit berlari kecil, Gema menyusul Mama nya yang ternyata sudah nyentrik dengan seragam senam aerobik ibu-ibu kompleks. Sedang bercipika-cipiki dengan Tante Lani.

"Pagi Tante?" sapa Gema ramah.

"Pagi juga, Ge. Yuk kita langsung cuss aja, keburu panas nanti!" seru perempuan 45 tahun itu dengan nada khas-nya yang nyentrik.

Gema mengikuti Mama nya dan Tante Lani dengan berjalan malas dari belakang. Saking kalah enerjik nya dengan mereka, jaraknya pun terpaut jauh. Biasanya schedule Gema di weekend adalah melakukan eksperimen dengan gandum dan mentega di lanjutkan bercengkerama dengan sweetie, yah, Gema jadi merindukan kucingnya itu. Bukan berjalan keluar rumah dan berakhir senam aerobik dengan orang-orang. Tapi pengecualian untuk hari ini, setelah sweetie tidak ada, Gema benar-benar kesepian.

"Sendirian aja, Mbak?"

Suara yang tiba-tiba muncul itu membuat Gema terkesiap, dia hampir saja mengayunkan kakinya ke belakang kalau saja si pemilik suara tersebut tidak langsung menampakkan diri.

"Untung saya nggak punya heart attack. Kalau nggak saya udah say sayonara sama dunia!" gerutu Gema. Dan si pelaku pengagetan alias Lingkar Bumi justru terkekeh sambil memainkan wireless earphone yang tidak di pakai.

"Alhamdulillah. Berarti kamu sehat. Oh iya, tumben ikut senam. Biasanya saya nggak pernah lihat batang hidung kamu tuh."

"Emang baru ikut. Saya pikir kamu juga tipe manusia yang malas bergerak, ternyata malah hiperaktif," cibir Gema.

"Bisa aja kamu. Well, Gema, nggak lupa kan kalau hari ini kita mau lihat CCTV?" Lingkar bertanya.

Lupa tidak ada di kamus Gema Renata. Baginya sekali lupa akan sangat merugikan dirinya. Jadi kalimat agenda dari Lingkar sudah terpatri dalam otaknya.

"Melupakan sama saja dengan tidak memperjuangkan keadilan untuk sweetie," tukas Gema.

Lingkar tertawa kecil. Dia baru menyelesaikan tawanya ketika lapangan kompleks mulai terlihat dan Pak RT menyapanya.

"Pagi Mas Ling-Ling dan wah tumben Mbak Gema ikutan senam. Nah, kalau begini kan jadi rame." Tawa lebar Pak RT membuat tubuh lemu nya bergetar.

"Senam nya kok belum di mulai, Pak?"

"Gini Mas Ling-Ling, instruktur senam yang biasa kita panggil nggak bisa hadir. Katanya ada acara mendadak. Terus saya bingung mau cari instruktur senam siapa lagi gitu? Waktu juga udah mepet banget."

"Gema aja, Pak. Dia lincah kok!"

Gema membelalakkan matanya ke arah Lingkar seolah-olah menjelaskan ketidaksetujuan.

"Serius Mbak Gema?"

"Nggak, Pak RT. Saya mana bisa jadi instruktur senam. Nilai olahraga aja C!" seru Gema."Lingkar aja, Pak. Dia kan anaknya hiperaktif!"

Roar Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang