02. Dansa.

419 63 85
                                    

Illona dan Luis sedang berdansa. Semua pasang mata menatap kearah sepasang insan yang saling berpandangan, memeluk, tersenyum, dan bergerak seirama.

Mereka menunggu sang  mempelai selesai, baru tempat itu dapat di buka untuk umum.

Lorens yang menyaksikan dari atas, mengatupkan mulut. Karena statusnya, dia harus menonton pertunjukan itu dari atas. Sangat jelas dan menyebalkan. Bahkan Luis tanpa malu melumat bibir Illona. Mata pria itu menyorot mendamba.

Lorens kira dengan datang terlambat dan tidak mengikuti ikrar berlangsung, dia tidak akan melihat hal menjijikan itu. Tetapi dugaannya salah. Illona terlalu ranum untuk dilewatkan.

Ia menghela nafas. Matanya melirik Putra mahkota yang berdiri tepat di sampingnya. Pria itu tampak antusias melihat kebawah. Lorens mengeratkan tangannya pada pagar pembatas.

"Luis begitu bahagia bersama Illona."

Perkataan tiba-tiba yang keluar dari mulut putra mahkota kerajaan Demoones, membuat Lorens tersedak salifanya sendiri. Ia menoleh. Matanya memicing menatap sang adik.

"Berhenti berpikir menyakitinya." Harrison mendengus. Pria itu bersedekap dada, pikirannya melayang jauh. "Illona berkorban begitu banyak. Bahkan aku, sebagai putra mahkota merasa telah gagal." Harrison menarik nafas sebelum menoleh. Manik biru itu langsung bersitatap dengan manik coklat Lorens. "Berhenti menyakitinya." Perkataan yang keluar dari mulut Harrison begitu lirih. Seperti meminta diujung keputus asaan.

Lorens mengangkat pundak, tampak tak peduli. "Kau itu terlalu sering berbicara omong kosong," ucapnya ketus. Wanita itu mengangkat wajah. Menatap lampu kristal yang berpendar indah. "Tidak baik terus menerus berpikiran negatif tentang keluargamu. Apa lagi aku adalah kakak kandungmu." Lorens berdecak. Wanita itu menarik nafas, menebalkan kesabaran yang semakin menipis. "Dan kau harus ingat Harrison sang putra mahkota. Jika saja aku bukan seorang wanita, tahta itu sudah berada di dalam genggamanku. Lorens berdecih. Merasa jijik dengan aturan yang mengikat kakinya. "Wanita atau pria, aku tetap kakakmu. Anak tertua raja Damian dan permaisuri Airin. Orang yang harusnya mendapatkan gelar putri mahkota," sambungnya mengingatkan.

Harrison tertegun. Pria itu memilih mengabaikan celoteh sang kakak yang terus saja mengungkit prihal itu saat keduanya berselisih. Pria itu kembali tertunduk. Illona dan Luis telah menyelesaikan dansanya. Para tamu undangan yang seluruhnya berasal dari keluarga bangsawan langsung menyerbu tempat dansa. Perwakilan dari berbagai kerajaan sekutu dan tetangga ikut hadir meramaikan.

Harrison hanya memiliki dua saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki. Dia ingin berdansa. Tetapi sang adik sedang menjamu tamu penting bersama sang suami. Tidak mungkin, kan? Jika putra mahkota berdansa dengan salah satu saudara lelakinya? Apa lagi Ketiga saudaranya sudah memiliki tunangan. Sudah dapat dipastikan, ketiga pria itu akan berdansa dengan pasangan mereka masing-masing.

Tak ada rasa malu atau sungkan saat meninggalkan kedua kakaknya. Bahkan sepertinya, ketiga pangeran itu lupa bagaimana cara berpamitan. Harrison menoleh kebelakang. Keenam orang itu semakin mengecil dan hilang tertelan dinding. Putra mahkota kembali memusatkan atensinya pada keramaian di bawah. Dia menghela nafas kasar. Sengaja memancing perhatian Lorens.

Harrison melirik wanita di sampingnya. Wanita itu tampak tak tertarik dengan apa yang dilakukan orang-orang di sekelilingnya.

Mengajak Lorens dalam suasana hati yang buruk, hanya akan membuat hatinya terluka. Mulut wanita itu terlalu tajam dan berbahaya. Harrison menarik nafas. Pria itu mengedarkan pandangan.

Di sebrang. Manik birunya tak sengaja menangkap keberadaan sang ibunda. Permaisuri sudah tampak membaik. Jejak tangisan itu masih membekas sampai Harrison masih mampu melihatnya. Tetapi raja Damian tampak tak lelah menghibur sang istri.

Harrison yang melihat itu mengulas senyum. Tak lama orang tuanya juga beranjak pergi. Mungkin, berbaur dengan yang lain di lantai dansa. Harrison tak begitu memperdulikan. Pasangan itu terlalu tua untuk mendapatkan perhatian lebihnya.

Harrison menoleh. Pria itu mengerenyit bingung saat tak menemukan keberadaan sang kakak. Ia membalikan tubuh. Mengamati keadaan yang mulai renggang karena sebagian orang memilih kelantai utama.

Mengikuti kata hati, putra mahkota, turun kebawah. Menyusul tamu yang mulai asyik dengan kegiatannya masing-masing.

***

"Selamat Raja Luis. Semoga dewa memberkati pernikahan kalian," ucap pangeran Nikel.

Pangeran Mikel adalah putra dari selir Elmma. Pangeran keempat dari kerajaan Byutyes, sekutu lama Demoones. Leluhur mereka yang saling berkerja sama untuk kejayaan kedua kerajaan, membuat jalinan tak kasat mata itu menjadi darah daging.

Tak jarang putri atau pangeran Demoones dinikahkan dengan jalinan kekerabatan. Mungkin jika Illona tak bersikeras menikah dengan pria yang dicintainya, lamaran putra mahkota Byutyes sudah diterima pihak kerajaan. Apa lagi status yang dijanjikan untuk Illona.

Tapi sayangnya, sang putri bungsu yang terkenal dengan paras jelita dan kemurahan hati sudah mendambatkan pilihan kepada salah satu pangeran dari kerajaan tetangga.

Sebelum akhirnya kejadian itu mengubah segalanya.

Putri Illona (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang