50.  dewa perang.

76 13 0
                                    

Untuk ukuran seorang istri raja, Illona bisa dibilang begitu muda. Apa lagi untuk ukuran seorang permaisuri. Luis takut jiwa Illona yang labil, malah menjerumuskan wanita itu kelubang masalah. Dia paham betul bagaimana intrik kerajaan, terutama persoalant wanita. Rasanya Luis tak yakin jika istri barunya dapat menahan kejamnya persaingan para wanita. Luis menghela nafas. Membawa Illona masuk kedalam kerajaan Samer memang tak jauh berbeda dengan menyiksa wanita itu. Niat menyakiti untuk membalas dendam, rasanya sudah tak diinginkannya kembali.

"Apa kau baik-baik saja?" bisik Illona karena sendari tadi suaminya hanya terdiam dengan tatapan sulit dimengerti.

Luis menoleh dan mengulas senyum. "Aku baik-baik saja."

Perlakuan hangat sang raja tak luput dari perhatian orang-orang. Mereka menduga-duga posisi penting putri Demoones di dalam hati sang raja. Rasanya selama mereka mengabdikan diri pada kerajaan Samer yang di bawah pimpinan Luis, baru kali ini mereka melihat rajanya yang tak sungkan menunjukan kehangatan pada wanita berstatus istrinya. Rumor yang mengatakan Raja Luis tak pernah menyentuh wanita-wanitanya, semakin kuat karena sudah bertahun-tahun sang raja menikah tetapi belum terdengar kabar hadirnya seorang pangeran ataupun putri di dalam kerajaan. Mulut-mulut tak bertanggung jawab juga menyebarkan berita-berita tercela, salah satunya mengenai sang pemimpin yang tak menyukai wanita. Rumor yang berkembang begitu tajam, semakin lama semakin berkembang pesat. Tetapi sampai sekarang sang raja tak bertindak apa-apa, mengabaikannya seperti angin lalu. Orang-orang bermulut rendahan yang merasakan udara bebas, semakin gencar menerbangkan berita buruk. Meskipun begitu prestasi dan hati Luis sebagai raja yang selalu mementingkan para rakyat di atas segalanya, tak bisa dilupakan begitu saja.

Laksana bumi yang seimbang karena ada putih dan hitam, begitupun sang penguasa yang terkenal bengis, dan tak berbelas kasihan. Otak cerdas Luis mengantarkan kejayaan dan kemajuan pesat bagi kerajaan yang berada di bawah lindungannya. Fisik Luis yang tangguh dan terlatih, menghasilkan kemenangan mutlak bagi semua perang yang menyertakannya. Luis, adalah titisan sang Dewa perang yang amat disegani. Luis bisa berubah menjadi tiran saat ditantang, Luis bisa berubah hangat saat diterima.

"Bagaimana keadaan kalian saat aku tidak ada? Apakah ada ognum yang mencoba memberontak? Atau masih ada kelompok yang nekat menjadi penentang?"

Semua orang bungkam. Para bangsawan tertunduk takut. Mendengar perkataan yang keluar dengan nada biasa itu, malah membuat mereka semakin bergidik. Nafas-nafas tertahan begitu kompak terdengar di dalam ruangan besar yang menjadi tempat pertemuan.

Illona yang tak mengerti, memilih bungkam. Manik birunya bertubrukan dengan putra mahkota. Harrison tersenyum menenangkan. Maniknya beralih menatap kedua pria yang duduk di samping sang kakak.

Gion mengedipkan sebelah matanya, membuat tangan Illona gatal ingin memukul wajah jelek pria itu. Sedangkan Lion, pangeran kedua tampak tak perduli dengan keadaan di sekelilingnya.

Illona memelototi Gion. Memperingati pria aneh itu untuk bersikap baik, setidaknya jangan sampai bertindak konyol di hadapan para bangsawan Samer.

Illona mencebik saat matanya tak sengaja melihat kearah Merry yang mengacungkan jempol. Apa coba maksud wanita itu? Apa Merry tak tahu bagaimana rasanya duduk di samping raja besar seperti Luis? Dia terus merasakan panas karena tatapan seseorang. Tetapi saat dicari, tak ada yang memandangnya berlebihan.

Belum lagi dia yang menjadi alasan adanya pertemuan ini. Rasanya Illona ingin menangis dan menyembunyikan wajahnya di dada Airin.

Putri Illona (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang