Sepuluh tahun berlalu setelah kekalahan Voldemort dan para pengikutnya, Harry Potter mengharapkan kehidupan yang tenang dan damai.
Namun yang dirinya dapatkan malah kebalikannya, Dunia sihir bukannya damai, malah semakin ricuh dan tidak terkendali. Ada banyak ajaran sihir yang dihapuskan, dan ada banyak ritual dan kepercayaan sihir yang tergantikan dengan budaya Muggle, dan ada banyak pula binatang magis yang dibantai masal karena dianggap gelap.
Muggleborn seakan ingin menguasai dunia sihir, dan bahkan menteri sihir yang baru, Hermionie Granger yang merupakan kelahiran Muggle, ingin menghapus pembatas antara dunia magis dan dunia Muggle, yang sayangnya keputusannya tersebut mendapatkan banyak dukungan.
Harry Potter tidak pernah mengharapkan ini sama sekali!
Sedetik pun dalam hidupnya, ia bahkan tidak pernah membayangkan para Muggle dapat berkuasa atas dunia sihir, dunia penuh keajaiban yang seenaknya ingin dikotori oleh tangan hina para Muggle. Di dalam otaknya, masih tertanam jelas peristiwa di masa lalunya, dimana ia menjadi korban dari kekejaman para Muggle, terutama kekejaman dari Paman, bibi, dan sepupunya sendiri.
Atas keputusannya yang tidak menyetujui penghapusan pembatas antara dunia Muggle dan dunia Sihir, Harry Potter dinyatakan sebagai penghianat.
Bahkan sahabatnya sendiri, Ron Weasley dan Hermionie Granger, beserta mantan kekasihnya, Ginny Weasley bekerja sama untuk menjatuhkan dirinya. Membuat rangkaian peristiwa dan Skenario seolah-olah dirinya telah memasuki kegelapan.
Mereka bahkan sampai memanfaatkan fakta tentang ia yang dulunya merupakan Horcrux Voldemort. Menjadikan fakta tersebut sebagai alasan cukup masuk akal, bahwa serpihan jiwa Voldemort dalam dirinya telah meracuni jiwa dan pikirannya sehingga membuatnya tercemari kegelapan.
Atas fitnah yang tidak terduga tersebut, sebagian besar masyarakat magis inggris britania pada akhirnya setuju untuk menyingkirkannya, dengan alasan agar dirinya tidak menjadi penguasa kegelapan yang berikutnya dan agar tidak ada lagi nyawa yang jatuh karena peperangan antara gelap dan terang.
"Maaf, Harry. Kami tidak punya pilihan lain selain melakukan ini, kau seharusnya tidak menolak rencana penghapusan batasan antara dunia sihir dan dunia Muggle," Kata Hermionie, saat dirinya beserta Ron dan Ginny mengunjungi sel tahanan Harry yang berada di Azkaban.
"Ini demi kebaikan yang lebih besar," Kata Hermionie lagi, yang membuat pemuda bermata hijau itu terkekeh geli atas perkataannya yang terdengar sangat familiar.
"Mionie, semakin lama aku perhatikan, kau menjadi sangat mirip dengan Dumbledore. Apa yang menurutmu dan si tua itu merupakan kebaikan yang lebih besar, adalah cara tepat untuk menghancurkan dunia, menghancurkan semuanya," Kata Harry. Menatap tajam dan menusuk tepat ke mata coklat seseorang yang pernah ia anggap menjadi sahabat dekat sekaligus saudaranya sendiri.
Tapi sekarang, tidak lagi. Tidak lagi setelah ia tahu dirinya dimanfaatkan dan dikhianati.
"Itu seharusnya Profesor Dumbledore! Dan Profesor Dumbledore tidak pernah melakukan kesalahan! Apa yang dia lakukan adalah untuk membuat dunia menjadi lebih baik lagi, menjadi dunia yang aman, tenang, dan damai untuk ditinggali oleh semua makhluk! Dan adanya aku disini, adalah untuk melanjutkan tujuan profesor Dumbledore, yakni menciptakan dunia yang lebih baik lagi dimana kejahatan dan kegelapan tidak lagi ada! Hal-hal yang menghalangi tujuan itu, harus segera disingkirkan! Tidak terkecuali kau, Harry Potter!" Hermionie berujar, dengan kilatan tajam dimatanya, dan suaranya yang bagaikan meneteskan racun mematikan.
"Pftt.. Hahahaha... " Harry tertawa. Sebuah tawa lepas yang menunjukkan rasa geli.
"Hermionie, betapa salahnya aku selama ini karena telah mengiramu sebagai orang yang paling cerdas dan logis yang pernah kutemui, hahaha... ternyata kau adalah kebalikannya! Begitu bodoh dan tidak masuk akal! Hahahaha... " Kata Harry, disela-sela tawanya, yang hanya menimbulkan lonjakan emosi amarah dari diri Hermionie.
"Dunia yang damai tanpa adanya kejahatan dan kegelapan? Bahkan di mimpi pun, kau tidak akan pernah mendapatkan dunia yang seperti itu!" Kata Harry kemudian. Suaranya kini terdengar menantang dan mengejek secara bersamaan.
"Sadarlah! Adanya sisi gelap dan terang merupakan hukum alam yang tidak akan pernah bisa diubah sampai kapan pun dan oleh siapa pun! Apa pun yang akan kau lakukan Hermionie, tujuan bodoh dan tidak masuk akal-mu itu tidak akan pernah terwujud! Jadi teruslah bermimpi sampai kau menjadi gila karenanya!" Harry mengakhiri dengan sengit, sebelum berbalik dari pagar besi sel-nya, dan memasuki sel tahanannya lebih dalam lagi. Sama sekali tidak memperdulikan makian yang dilayangkan Hermionie, Ron, dan Ginny di belakang sana.
Dan keesokan harinya setelah pertemuannya dengan mantan sahabatnya, Harry Potter resmi dijatuhi hukuman mati. Dengan banyaknya saksi mata yang melihat, tubuh kurus dan lemah Harry didorong masuk ke dalam tabir kematian, tempat yang sama dengan tempat dimana Ayah baptisnya, Sirius Black jatuh pada tahun ke-limanya.
Anehnya, bukannya merasa takut atas sensasi dingin dari kematian yang menghampirinya, Harry Potter malah merasa lega.
Lega karena dirinya akhirnya bisa pergi meninggalkan kehidupan, lega karena ia akhirnya bisa merasakan ketenangan setelah sekian lama berjuang tiada henti untuk memperjuangan cahaya. Memperjuangkan sesuatu yang hanya berakhir sia-sia.
Akhirnya, dirinya dapat beristirahat dengan tenang. Dan pemikiran tersebut membuat senyuman terukir di wajahnya.
Namun, betapa salahnya pikiran Harry Potter!
Karena begitu dirinya membuka mata hijaunya..
"Aster. Namanya, Asterion Damian Malfoy, Bintang kecil keluarga Malfoy yang manis dan tidak berbahaya,"
Dirinya terlahir kembali ke dalam tubuh bayi laki-laki!
Bukan bayi laki-laki biasa, tapi bayi laki-laki yang merupakan putra bungsu dari keluarga Malfoy!
Dan yang paling mengejutkan! Dirinya bukan terlahir kembali ke masa depan, melainkan masa lalu! Tepatnya, pada tahun 1927! Hampir 80 Tahun sebelumnya dari masanya yang sebenarnya!
Dan yang lebih mengejutkan lagi!
Dirinya seumuran dengan pangeran kegelapan yang masih bayi.
"Shit! Takdir memang selalu mempermainku, bukan?!"
To be Continued..
Tidak bisa menahan jari untuk tidak membuat Book baru.
Maaf, Lord Slytherin masih belum bisa Update dalam waktu dekat-dekat ini.
Nikmati saja dulu yang ini 🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly, I Became a Malfoy! [TomArry]
FanfictionKetika dirinya mengira jika ia akhirnya bisa beristirahat dengan tenang setelah semua perjuangan yang ia lakukan semasa hidupnya, Dugaannya ternyata salah besar! Ketika Harry Potter membuka mata, ia malah mendapati dirinya terlahir kembali ke ham...