9. Sejak Kapan Aku Jadi Adikmu?

3.4K 621 40
                                    


Hallo! Jangan lupa Vote dan Comment 🙃


Hallo! Jangan lupa Vote dan Comment 🙃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•°•°•~

Kedua kelopak mata itu mengerjap pelan. Mulai memperlihatkan netra biru gelap yang bersembunyi di baliknya. Bersamaan itu pula, lenguhan serak keluar dari bibir yang agak pucat itu, kala ia merasakan sedikit ngilu di kepalanya dan perih di matanya lantaran belum terbiasa dengan penerangan yang memasuki kedua matanya.

"Akhirnya kau sadar," Kata seseorang dengan suara yang terdengar familiar itu.

Tom Riddle kembali mengerjapkan kedua matanya, sebelum kemudian menolehkan kepala dan tatapannya ke sumber suara, dimana ia mendapati sosok agak kabur Abraxas Malfoy yang duduk di kursi kayu sebelah kiri tempat tidurnya.

"Abraxas," Gumam Tom serak.

Abraxas mengangguk dengan senyuman hangat terbit di wajahnya, "Ya. Ini aku. Apa kau butuh minum?" Tanyanya.

Tom Riddle mengangguk sebagai balasan. Sebab ia merasakan serak dan perih di tenggorokannya yang kering.

Dan kala Abraxas membantunya untuk mengambil posisi duduk dan bersandar di kepala ranjang, Tom Riddle sama sekali tidak menolak atau pun merasa terganggu. Hal yang aneh sebenarnya, mengingat jika Tom Riddle benci menunjukkan kelemahan dan kerentanannya di hadapan orang lain.

Tapi Abraxas bukanlah orang lain, bukan?

"Ini, minumlah!" Kata Abraxas, saat ia menyodorkan secangkir teh yang memiliki pesona penghangat di cangkirnya kepada Tom.

Tom Riddle mengambil secangkir Teh itu tanpa kata, kemudian meneguknya perlahan dan membiarkan aliran hangat itu membasahi tenggorokannya yang kering.

"Lebih baik?" Tanya Abraxas, yang mengambil kembali cangkir Teh itu dan meletakkannya di atas nakas di sampingnya, setelah Tom selesai meminumnya.

Tom Riddle kembali mengangguk. Ia kemudian kembali mengalihkan tatapan matanya pada Abraxas. Memperhatikan yang lebih tua dengan seksama dan teliti selama beberapa saat. Sedangkan Abraxas yang tahu jika Tom tengah memeriksanya, mengulas senyuman tipis.

"Aku baik-baik saja. Seharusnya aku yang memeriksa keadaanmu disini," Kata Abraxas. Membuat Tom beralih untuk menatap kedua mata biru cerahnya yang hangat.

"Kau tidak sadarkan diri selama 2 hari. Aku sudah sehat sepenuhnya sekarang," Abraxas melanjutkan. Membuat kening Tom mengerut samar atas informasi yang baru ia dapatkan itu.

Ia tidak sadarkan diri selama 2 hari?

Benarkah?

"Apa kau tidak ingat?" Tanya Abraxas kemudian, yang membuat Tom Riddle otomatis mengingat kejadian 2 hari yang lalu sebelum ia kehilangan kesadaran.

Ahh.., Tom ingat sekarang. Ia telah memberikan pelajaran setimpal pada Flint dan kedua antek-anteknya, juga sekaligus telah membuat semua orang di rumah Slytherin menyadari kehebatannya dengan melepaskan kontrolnya pada sihirnya. Ia telah membiarkan sihirnya yang liar dan ganas memenuhi hampir semua ruangan di rumah Slytherin. Membiarkan sihir itu mengamuk, memporak-porandakan banyak hal, dan juga mengintimidasi siswa-siswi Slytherin yang berada dalam jangkauan sihirnya. Selain itu, ia juga telah meminjam sihir dari rumah Slytherin itu sendiri. Membuat rumah slytherin dan penghuninya patuh padanya melalui perintah dalam Parseltounge, dan dengan demikian membuat ular-ular dari berbagai macam sudut ruangan mendatanginya dan tunduk patuh padanya seketika itu juga. Tidak hanya itu, rumah Slytherin juga telah menunjukkan ketundukan padanya. Membuat siswa-siswi Slytherin merasakan ketakutan di sarang mereka sendiri karenanya. Dan setelah pertunjukan akan kekuatannya yang hebat itulah, ia jatuh pingsan.

Suddenly, I Became a Malfoy! [TomArry]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang