7. Duel tidak Imbang

3.2K 608 28
                                    

Sebenarnya aku sedang mempertimbangkan untuk Unpub Book ini :v

Kalau gak mau di Unpub, tolong Vote dan Comment yang rajin :)

Kalau gak mau di Unpub, tolong Vote dan Comment yang rajin :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•°•°•~


"Malfoy!"

Abraxas menghentikan langkahnya seketika itu juga, kala ia mendengar seseorang telah memanggil nama belakang keluarganya. Remaja 16 tahun itu kemudian berbalik badan ke sumber suara, dan ia mendapati beberapa siswa tahun ke-7, Alastair Flint, Gilliart Parkinson, dan Arlo Mulciber yang menghampirinya dari arah berlawanan.

"Flint," Gumam Abraxas. Menatap Alastari Flint dengan kening mengerut samar.

Alastair Flint, dia adalah siswa tahun ke-7 Hogwarts yang paling cemerlang di angkatannya dan juga telah termasuk dalam urutan hierarki tertinggi di Slytherin, begitu pula dengan Gilliart Parkinson dan Arlo Mulcber.

Jika saja Abraxas malfoy tidak ada, maka sudah dapat dipastikan jika Flint-lah yang akan menjadi pemimpin rumah Slytherin dan menciptakan dewan pengadilan untuk rumah Slytherin. Mungkin karena itulah, Flint kerap kali berselisih paham dengan Abraxas dan bahkan tidak menyembunyikan aura permusuhan sama sekali pada penyihir yang lebih muda.

Dan Abraxas tentu saja tahu jika Flint beserta dua kroninya tidak menyukainya. Semua orang di Slytherin tahu itu.

"Apakah kau punya urusan denganku?" Tanya Abraxas. Ekspresinya tenang dan datar seperti biasa. Topeng darah murni yang sangat sempurna.

"Akan aneh jika aku tidak punya setelah apa yang kau lakukan selama lebih dari 2 tahun belakangan ini," Jawab Flint, dengan seringai miring misterius di wajahnya.

Abraxas menyipitkan matanya, "Apa maksudmu?" Tanyanya, yang merasa jika ia harus ekstra waspada sekarang.

Ruang rekreasi asrama Slytherin itu sepi. Hanya ada beberapa siswa saja disana yang memperhatikan ke-empatnya dengan rasa ingin tahu. Sedangkan sebagian besar siswa lainnya dan khususnya teman-teman Abraxas telah berada di aula besar untuk makan malam.

Abraxas berpikir, jika Flint memang ingin melakukan sesuatu padanya, maka sekarang adalah waktu yang tepat.

"Sudah cukup kau memperlakukan Slytherin selama ini, Malfoy," Kata Flint, yang terdengar dingin dan mengintimidasi.

"Sungguh memalukan dan menjijikan ketika melihatmu, yang seorang pemimpin Slytherin dan pewaris rumah bangsawan Malfoy yang berdarah murni, malah bergaul dengan darah lumpur menjijikkan, Tom Riddle," Flint melanjutkan. Ekspresi merendahkan dan jijik terlihat jelas di wajahnya, terlebih lagi ketika ia menyebutkan nama Tom Riddle. Seakan-akan nama itu adalah nama paling hina yang pernah ada di muka bumi.

Suddenly, I Became a Malfoy! [TomArry]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang