22. kepikiran

1.4K 305 17
                                    

junny duduk diam di meja belajarnya, kepalanya bertumpu pada buku pelajaran yang belum sempat ia baca

tangannya asik menari narikan bolpoin pada secarik kertas putih, mencoretnya asal, hingga menuliskan kalimat random yang ada di pikirannya.

pikirannya bercabang, tapi pusatnya hanya satu.

"why, gue harus kepikiran sama cewek dirumah Jungwon tadi?" gumamnya.

"cantik sih.. tinggi, putih.. cocok banget sama Jungwon.." sambungnya, junny terus bergumam dengan kata kata yang berhubungan dengan hal itu

tubuhnya lesu, bagai gadis yang sedang patah hati.

ctak!

"ck! apaan sih?! kenapa gue mikirin Jungwon?? gajelas banget. gapenting! bodomat, mau cewek itu pacarnya kek, mau calon pacarnya kek, mantannya kek, GUE GAK PERDULI!" ujar junny kesal

membanting bolpoinnya lalu langsung merebahkan dirinya di ranjangnya, bersiap untuk tidur agar dia tidak terus memikirkan Jungwon dan segala hal yang ada di otaknya. junny ingin bodoamat intinya.

namun, barusaja ia ingin tidur dengan nyenyak, ponsel miliknya yang ternyata ada dibawah bantal bergetar, membuat junny harus kembali terjaga.

dengan malas, junny merogoh ponselnya, menjawab panggilan tanpa menatap layarnya terlebih dahulu,

"halo? coba bilang sama gue, ada kah orang yang jam segini telfon orang sembarangan, selain lo? sopan lo kayak gini?! gue ngantuk pls lah tolong jangan ganggu! bye!"

tuutt..

junny mematikan sambungan.

belum selang beberapa menit, ponselnya kembali bergetar.

"bangsat! gabisa kalik ya gue tenang sebentar aja??"

"APA LAGI?!"

"Cepetan ngomong daripada gue matiin lagi!"

"buset, galak amat lu, hamil ya?" ujar orang di seberang sana

sedikit familiar dengan suaranya, junny menatap ponselnya segera, memastikan siapa yang sedang berbicara dengannya saat ini.

"ck! gapenting banget jungwon lu telpon malem gini! emang beneran kayaknya lu gabisa kalau gak jailin gue tiap hari. anjing lu!"

"gue manusia kalik, kalau anjing mah meng guk guk. beneran hamil ya lu? perasaan tadi siang polos bener muka lu pas lagi tidur, bangun bangun jadi macan"

"gue lagi males ngobrol sama lu. buruan to the point, atau gue matiin." ucapnya.

disana, Jungwon terkekeh geli, tawanya mengudara, membuat junny makin kesal dibuatnya. bagaimana cowok itu bisa tertawa saat junny sedang sangat kesal padanya seperti ini?

"sabar dong, kalem aja bisa gak?"

"gue gak bisa kalem kalau sama lu. mohon maaf aja soalnya lu ngeselin."

"gue ngeselin kenapa emangnya? perasaan gue gak bikin salah apa apa sama lu deh hari ini"

'banyak! ngeselin karena udah menuhin pikiran gue! sialan.' batin junny

junny menghela nafasnya, duduk bersandar pada kepala ranjang, berusaha untuk tidak meluapkan emosinya lagi, karena dia sadar kalau ini sudah malam jadi kalau dia terus terusan berteriak membentak, nantinya akan membuat orang tuanya terganggu juga.

"ngapain telfon?"

"nahh, kalau lembut gitu kan enak dengerinnya."

"gak ada apa apa sih, gue cuma mau tanya aja, lu tadi ngapain buru buru banget pulang?"

"gapapa. udah sore, makanya gue pulang."

"lu gak cemburu sama teteh gue kan?"

"hah?"

Jungwon lagi lagi tertawa, "yang tadi di rumah gue itu teteh gue. bukan kandung, dia anak kakaknya mama gue. umurnya gak jauh beda sama kita. tadi lu gak mikir kalau dia pacar gue kan?"

wajah junny memerah tanpa sebab, malu. itu yang junny rasakan saat ini.

"jun?"

"ha? iya gimana?"

"parah. lu gak dengerin gue? capek capek padahal gue jelasinnya, malah gak di dengerin"

"denger kok. enggak lah! gue mana ada mikir gitu, gajelas amat mikirin gituan, gapenting juga."

"untung kalau gitu. gue kira lu pulang karena cemburu sama teteh"

"gue pulang karena udah sore. itu doang. lagian ngapain lo segala jelasin ke gue soal itu? emang penting?" tanya junny,

dia jadi sedikit penasaran, bagaimana bisa Jungwon (mungkin) sadar kalau junny tadi sedikit tidak nyaman karena adanya cewek itu?

"penting lah, kan lu pacar gue."

"pacar pura-pura"

jantung junny hampir saja berhenti tadi, sebelum Jungwon melanjutkan perkataanya dan menungkit soal 'pura-pura', junny rasanya ingin langsung mematikan sambungan telfonnya, tapi nanti yang ada Jungwon makin curiga padanya.

OH AYOLAHH, JUNNY AJA BELUM YAKIN SAMA PERASAANNYA. BAGAIMANA BISA JUNGWON BEGITU PEKA?"

"hm. ngomongin pura-pura, mau sampai kapan gini terus? jihan udah gak deketin lo lagi kan? atau gak, lo minta tolong teteh lo aja, jihan bakal lebih takut deketin lo kayaknya.."

"jangan dulu. gue masih butuh bantuan lo. gabisa minta tolong teteh juga, soalnya teteh disini cuma sampe mingdep."

'gue yang capek kalau gini ceritanya Jungwon! capek batin'

"terus mau sampai kapan lagii???"

Jungwon terdiam sebentar. sementara junny disini makin kesal karena Jungwon.

kesal, karena Jungwon selalu mengganggu pikiranya.

"eum..... kalau sampai gue suka beneran sama lo gimana?"

"GAJELAS LO!"

tuutt...

junny melempar ponselnya asal, menyembunyikan wajahnya pada bantal.

Jungwon... benar benar berbahaya bagi junny saat ini.

tbc..

chairmate ; jungwon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang