C H A P T E R 4

30.7K 3.4K 172
                                    

Rai meraung dengan gila dalam hati, bulir-bulir keringat yang besar membasahi sekitar dahinya menandakan keresahan.

Tekanan semakin bertambah ketika Feros berjalan mendekatinya.

Tubuh lelaki itu jangkung hampir mencapai 2 meter kurang 10 cm, ditambah otot-otot hasil kerja keras yang ditempa setiap hari membuat Rai menciut ketakutan.

Apakah dia manusia?!

Rai menahan nafasnya ketika sosok Feros tepat di hadapannya.

Rambut coklat tebal yang halus, alis tebal yang tajam, mata berwarna coklat terang, bulu mata yang lebat serta lentik, hidung yang mancung bak perosotan, lalu bibir yang tidak terlalu tipis tetapi tidak terlalu tebal dan berwarna merah.

Rai jadi insecure melihat kesempurnaan tampilan sosok Feros, lihat saja bahkan seragamnya sangat sempit sampai mencetak otot lengannya.

Tinggi Rai hanya sebatas dada Feros. Ia terpojok ke dinding sambil meringkuk dengan mata tertutup.

Namun sesuatu yang ditunggu Rai ternyata tidak terjadi.

Ketika ia membuka mata, Feros sudah berlalu.

Rai menghembuskan nafasnya lega.

"Fyuh.."

.
.
.

Setelah itu, Pio dan Wawan mencerca bertubi-tubi pertanyaan seperti 'kamu kenapa sih Rai?' atau 'Kamu kerasukan apa?'

Rai yang ditanya sebegitunya hanya diam sembari tersenyum pahit. Bahkan ia juga tak tau ada apa dengan dirinya.

Tentu saja Rai syok karena ia memasuki novel 'I wanna be with u', novel yang telah diterbitkan sebanyak 1 juta eksemplar itu laris manis di kalangan remaja, bahkan untuk memesannya saja Rai harus rela bergadang demi perang untuk memperebutkan novel itu.

Jika ditanya 'Memangnya apa bagusnya sih novel itu?' Ya, maka Rai tidak bisa menjawab karena itu hanya novel yang bertemakan roman picisan ala anak remaja atau mungkin dewasa? Karena umur Feros yang sudah berumur 19 tahun dan kisah cinta mereka yang 'membara' dimulai sejak masa perkuliahan.

Cerita ini bermula ketika Feros di kejar oleh orang-orang yang tidak di kenalnya dan hampir saja sekarat jika tidak ditolong oleh Celine Nathalia yang selaku pemeran utama wanita.

Maka sejak saat itu, Feros yang berhati batu mulai menunjukkan ketertarikannya pada Celine.

Pdkt selama satu tahun, mereka akhirnya berkencan di masa perkuliahan. Di masa-masa itu kisah cinta yang manis dan 'membara' membuat para pembaca terbawa perasaan.

Lalu konflik dimulai ketika orang tua Feros tidak menyetujui hubungan mereka, maka memberontak lah Feros demi memperjuangkan cintanya.

Namun lain hal dengan Celine yang sudah menyerah lebih dulu. Ia selingkuh tanpa sepengetahuan Feros, dan ketika Feros mengetahui hal itu ia bunuh diri karena kecewa, dan cerita tamat~

Mengingatnya saja membuat ubun-ubun Rai mendidih, ia sangat gemas dengan kebodohan Feros.

Kalau ia menjadi Feros, ia akan mencari perempuan lain yang lebih cantik dan imut!

__

Memasuki kelas pagi hari ternyata hampir semua murid di MIPA 1 sudah menduduki bangkunya.

Yang membuatnya terkejut adalah rata-rata anak kelasnya semua memakai kacamata dengan baju seragam yang rapih. Hanya tiga orang yang mengacaukan vibes 'kelas pinter' ini, yang tak lain dan tak bukan adalah Feros beserta dua kawannya yaitu Ardian dan Bara.

Rai, Pio, dan Wawan duduk di barisan terdepan, sedangkan Feros dengan kawan-kawannya duduk di paling belakang.

Mata Rai tanpa sengaja bersitatap dengan Feros, Rai segera menundukkan pandangannya dengan gugup. Lain hal dengan Feros yang merasa biasa saja.

Lalu kelas pertama dimulai dengan pelajaran matematika.

Untuk mata pelajaran ini sebenarnya Rai tidak terlalu membenci tapi juga tidak terlalu menyukai. Namun entah kenapa hari ini ia menjadi suka dan bersemangat?

Bahkan dengan sekali penjelasan yang diterangkan oleh guru, ia mengerti, hebat! Apakah ini untungnya hidup di sini? Rai tak tau, yang pasti ia kini sangat senang sekali terlihat dari senyumnya yang terus mengembang, ia sampai lupa tentang kejadian tadi pagi.

Namun di pelajaran selanjutnya yaitu biologi, Rai dan kawan-kawan dihukum karena tidak mengerjakan tugas.

"Rai, saya masih menoleransi kamu karena kamu selalu rajin mengerjakan tugas saya, jadi saya minta kamu berdiri di luar kelas selama jam pelajaran saya dan untuk Wawan dan Arifa! Saya mau kalian mengelilingi lapangan selama jam pelajaran saya!"

"Ibu itu namanya pilih kasih, kan kita juga rajin mengerjakan tugas Ibu." Wawan menatap dengan melas, mencoba bernegosiasi, begitupun dengan Pio.

"Sekarang pergi atau poin kalian ibu kurangi?" Bu Tamba mengancam dengan nada yang tajam.

Wawan dan Pio ngibrit ketakutan dengan ancaman itu.

Sedangkan Rai merasa bersalah karena melihat mereka. Ia menghela nafasnya lalu bersender Kedinding.

__

Selama satu jam lebih tiga puluh menit Rai berdiri, kakinya pegal sekali. Ia yakin Wawan dan Pio pasti juga sama lelahnya atau sangat lelah sekali? Karna mereka harus berlari di lapangan yang mana itu sangat luas.

Bel jam istirahat berbunyi.

Maka jam biologi telah selesai. Rai duduk di bangkunya.

"Huftt.. lega nya.."

Ketika Rai menaruh kepalanya di meja, Feros dan dua kawannya melewatinya untuk keluar kelas. Seketika ia menjadi kaku.

Tiga sekawan itu keluar sambil berbincang-bincang. Beberapa murid yang ingin modus berlalu lalang di depan kelas mereka.

Hanya lewat saja Feros sudah sangat mengintimidasi. Ia mengutuki dirinya kenapa tadi pagi harus meneriakkan nama Feros?!

Pio dan Wawan masuk ke kelas dengan wajah cerah.

Mereka tersenyum-senyum seperti orang gila.

"Kalian baik-baik saja?"

Senyum mereka menjadi licik lalu berlagak dengan melipat tangan "Kita ngumpet di kantin, lumayan curi start jam istirahat." Ujar Wawan, Keduanya mengacungkan jempol dengan bangga, Rai yang melihat itu merasa jengah "Jadi kalian makan tanpaku?" Tanyanya sedih.

"Eh-eh, t-tidak kok kita tidak makan, ya kan Wan?" Pio menyikut perut bulat Wawan. Tapi karena ulahnya itu Wawan jadi bersendawa.

"Bakso mang Ujang emang ter the best." Wawan mengusap perutnya lalu menepuk-nepuk.

"Ya sudah deh." Rai mengeluarkan kotak bekalnya lalu makan dengan khidmat.

"Jangan ngambek, nanti kita traktir deh besok yah." Pio mengunci leher Rai lalu mengusap rambut Rai.

"Hmm." Pipi Rai mengembul saat mengunyah membuatnya terlihat menggemaskan.

__

"Lu ngebiarin dia?" Bara bertanya kepada Feros yang saat ini memakan nasi goreng.

"Hooh, tumben lu ngelepas orang yang nyari gara-gara." Ardian yang sedang fokus dengan gamenya ikut nimbrung.

Sesaat berfikir, lalu Feros fokus kembali mengunyah nasi gorengnya "He's smaller than me,"

"And weak." Lanjutnya.


































===
Vote and comment <3

[BL] NOBODY (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang