C H A P T E R 7

29.3K 3.2K 116
                                    

Seingatnya di kehidupan yang lalu orang akan berterimakasih padanya jika Rai membantu.

Tapi untuk manusia yang bernama Feros Argamanta Cahyadi itu sepertinya tidak berlaku.

Tidak mungkin kan kalau Feros lupa? atau memang dia tidak tau diri?

Sudah 2 Minggu lamanya sejak malam itu, Feros benar-benar mengacuhkan Rai di kelas seolah malam itu tidak pernah terjadi.

Bahkan untuk melirik pun tidak.

Rai terkekeh kesetanan, kerbau dungu itu memang tidak tau diri!

Astaga, Rai perlu menarik nafas dan menenangkan dirinya.

Ia ingat sekali saat esok hari nya setelah mengobati Feros, berharap mendapatkan ucapan terimakasih justru ia tidak dianggap, memangnya dirinya transparan?!

Lihat saja sang pelaku yang sedang asik bermain bola basket itu. Luka-luka yang tadinya mengerikan itu kini hampir memudar. Rai yang melihatnya menjadi semakin sebal.

Jam pelajaran olahraga yang digabung dengan anak IPS kini menjadi sangat ramai di lapangan, karena mereka perlu melakukan beberapa materi gerakan yang akan diperlukan saat ujian praktek di semester depan nanti.

Dan sekarang sedang ada pertandingan antara anak kelas 12 MIPA dan IPS.

Sorak-sorai teriakan mendukung memengakkan telinga Rai, ini yang bermain siapa yang paling semangat siapa.

Pio dan Wawan yang berada di sebelah kiri dan kanannya juga ikut berteriak untuk mendukung anak MIPA.

Total seluruh siswa-siswi kelas 12 adalah 828 dengan 18 kelas, 9 kelas MIPA dan 9 kelas IPS.

Sangat banyak bukan? Yah Rai saja sampai syok. Apalagi total seluruh jumlah siswa-siswi SMAN Darmawangsa?

Jika ditotalkan seluruhnya maka jumlahnya adalah 2.484.

"Aaa ganteng banget pacar gue."

"Yeuu pacar gue! ngaku-ngaku aje lu!"

"Apa sih lu ngajak ribut mulu perasaan?!"

"Sini lah ayo bewan anj#@%"

"Eh itu ada yang jambak-jambakan! Pisahin!"

"Gila! Feros hot banget, aku suka deh."

"Keringetnya minta dijilat aww."

"Feros sering-sering dong main basketnya!"

"Kyaaaaaaaa."

Rai menyumbat kedua telinganya dari kehebohan para wanita maupun lelaki.

Feros dan kawan-kawan sudah bersimbah keringat karena pertandingan yang sengit.

Feros yang tinggi besar dari pada anak biasanya selalu saja berhasil mencetak poin, hal ini semakin membuat anak MIPA bersemangat untuk bersorak mendekati kemenangan.

Matahari yang mulai bersinar terik juga ikut membuat Rai berkucur keringat.

Ia lalu mundur dari tempat penonton, Rai membiarkan Pio dan Wawan yang sedang asik.

Karna sangat ramai, Rai melewati kerumunan penonton dengan perjuangan yang luar biasa, tubuhnya terombang-ambing. Di saat ini lah Rai mengutuki tubuhnya yang kurus dan pendek untuk seukuran lelaki.

Setelah berhasil lolos dari kerumunan, Rai duduk di bawah pohon yang rindang untuk melihat dari jauh pertandingan itu.

Karna tanahnya yang cukup tinggi Rai bisa melihat dengan nyaman bersama angin sepoi-sepoi yang membuatnya sejuk.

[BL] NOBODY (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang