"kenapa? Are you sick?"
Rai menghela nafasnya kuat-kuat, si kerbau ini jadi terang-terangan mendekatinya di kelas.
Feros khawatir dan langsung menangkap kedua pipi Rai, membuat bibirnya membentuk seperti ikan lohan. Pipi Rai diotak-atik oleh Feros.
"Kalau sakit ayo ke UKS." Bahkan dia menempel dahinya ke dahi Rai. Membuatnya panik, karena saat ini mereka di kelas "aku engga sakit!"
Feros tak yakin, kekasih kecilnya ini---Hanya Feros yang menganggap begitu--- berwajah kuyu. Apakah karena curah hujan yang akhir-akhir ini begitu tinggi sehingga membuatnya demam?
"You sure?" Dia menaruh tangannya juga di dahi Rai tapi tidak merasakan suhu tinggi.
Rai mengangguk "mn, aku engga sakit! Serius!" Kedua tangannya membentuk gunting, saat Rai melakukan itu Feros jadi merasa gemas. Dia mencubit kedua pipi Rai dan kemudian memeriksa suhunya dengan menempel telapak tangannya ke dahi Rai sekali lagi.
Dua kali memeriksa dan tidak ada gejala demam, Feros menghela nafas lega.
"Jangan melamun, kamu membuatku khawatir." Feros mengelus rambut Rai.
Bara dan Ardian membuka dagu mereka sampai ke tanah, What the hell! Apa yang baru saja mereka lihat?! Is that Feros yang mereka kenal?
"Bruh, dia Feros jadi-jadian gua rasa." Bara berbisik rendah ke telinga Ardian. Ardian merasa terganggu dengan hal itu, dia mendorong dagu Bara sejauh mungkin "go away. Terlalu deket stupid head." Ardian merasa masa bodoh dengan perilaku Feros yang tidak biasa dan hanya memfokuskan dirinya menatap Pio dengan senyum aneh.
Bara menganga sekali lagi, ada apa dengan kedua teman bodohnya? Apakah hanya dirinya saja yang waras?
Dia melirik ke si gendut yang saat ini memakan roti tawar, si gendut membawa sebungkus besar roti yang biasa dijual di mini market. Kemudian melirik ke Pio dan Ardian yang menjahili satu sama lain, atau lebih tepatnya hanya Ardian yang iseng. Lalu dia menengok lagi, menatap kedua pasangan sejoli yang entah kenapa terlihat bermesraan dengan jarak yang sangat dekat.
Hah...
Helaan nafasnya berat, mulutnya terasa asam. Menagih ingin merokok. Dia lupa membawa permen untuk meredakan asam di mulutnya, namun melihat si gendut sedang memakan roti dia pun menyomotnya tanpa izin.
"Gua minta ya ndut~"
Bungkusan rotinya yang tiba-tiba di ambil membuat Wawan terdiam "rotiku..." Wawan mengunyah roti di tangannya dengan lesu. Sedih karena rotinya dicuri. Mulai saat ini Wawan melabeli Bara dengan pencuri!
.
.
.Hari ini sekolah berjalan dengan baik. Tidak ada kendala, tidak ada pr, tidak ada hukuman. Mereka bertiga, Rai, Pio dan Wawan berjalan bersama ke gerbang sekolah untuk pulang.
Bukan berjalan biasa, tapi mereka bergandengan tangan. Aneh? Tentu saja! Ini karena permintaan Wawan yang tiba-tiba.
Beberapa saat lalu..
"Teman-teman anu.." Wawan menunduk sambil menautkan kedua jari telunjuknya dan memutar-mutar, Rai dan Pio was-was, curiga dengan apa yang akan dikatakan Wawan.
Dan benar saja "ayo kita bergandengan tangan!" Wawan memberikan tangan kanannya sambil menunduk malu-malu kucing "para perempuan bergandengan tanpa malu-malu, kenapa kita tidak bisa melakukannya?"
Wajah Rai dan Pio menganga tak percaya. Ini dia serius kah? Kenapa Wawan tiba-tiba menginginkan hal ini?
Degup jantung Wawan berdetak kencang. Maklum, baru pertama kalinya memiliki sahabat membuatnya ingin melakukan apa yang biasanya para sahabat lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] NOBODY (END)
FantasyRai (18) isekai ke dalam dunia novel karna secara tak sengaja terpeleset di kamar mandi sehingga mengakibatkan kematian. Di dunia itu, karakter utama bernama Feros (19) adalah sosok yang dingin. karena sifatnya itu, bukannya dibenci, justru orang-or...