12. Unaccustomed

122 21 110
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾ 12. Tak Biasa ☽༓・*˚⁺‧͙

Gertakan derap sepatu meleraikan kesunyian suatu kawasan pembangunan yang mogok. Bayangan yang terpantul tampak kabur dan hampir berbaur dengan gelapnya malam. Tidak ada pencahayaan cukup untuk melihat jelas. Hanya dapat mengandalkan ketajaman visi dalam menangkap siluet yang dikejar. Orang misterius itu cekatan memintasi pagar menjulang yang menghalangi jalur kaburnya; memanjat dan melompatinya seperti angin.

Kendati yang mengejar tak kalah cergas manuvernya. Dia menapak kukuh pada tanah setelah meloncati pagar, dan menekan tenaganya untuk menguber siluet misterius tersebut. Dia berhasil menyambar secubit jaket orang misterius yang kemudian tetap gagal mengungkapkan wajahnya. Ini bukan manusia biasa yang dia kejar. Penguntit dari masyarakat umum tak mungkin bergerak militan seperti ini. Orang misterius tersebut dengan licin melepas jaket dan pengejaran masih berlangsung.

Kali ini tak akan gagal lagi. Si pemburu memapas silinder besi yang tergeletak pada satu permukaan bangunan—seperti dinding seperapat jadi—lantas melontarkannya ke depan dan mencemuk punggung orang misterius. Pelemparan tersebut tidak berdampak besar. Target hanya terantuk sekilas. Akan tetapi, si pemburu berhasil menggapai untuk yang kedua kali. Dia menyentak pundak orang misterius, membalikkan tubuhnya sehingga bisa berhadapan langsung. Kilatan netra jelaga dan netra kelabu saling bersua.

Orang misterius itu menyerobot pergelangan yang mencengkam kerahnya dan berusaha menjotos penyerang piawai yang mengelitkan kepala ke belakang. Lantaran tak berhasil bebas, akhirnya orang misterius itu menyergap balik kerah penyerang, kemudian menjorokkannya sampai membentur dinding kasar yang dingin tak terpoles.

Pria bermanik jelaga adalah Chevalier. Dia menyerana tertekan, merasakan paru-parunya terhimpit di antara dinding dan dorongan si orang misterius berambut pirang panjang. Gemerlap dari netra kelabu yang membidik terang; bercahaya seperti mata kucing dalam kegelapan, memberikan Chevalier satu indikasi ganjil lagi, bahwa penguntit ini bukanlah manusia normal.

 Gemerlap dari netra kelabu yang membidik terang; bercahaya seperti mata kucing dalam kegelapan, memberikan Chevalier satu indikasi ganjil lagi, bahwa penguntit ini bukanlah manusia normal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah kuduga. Kau bukan orang biasa." Chevalier menyimpulkan. Suaranya agak sesak tetapi tak menghalangi bibirnya tuk menyeringai merendahkan. Keningnya mengerut sebelah saat menyadari tak ada hantaman yang mengenai rahang sebagaimana mestinya adegan ini berlanjut—orang pirang itu hanya memberikan tatapan yang sukar dimengerti.

Persetan! Kepalan Chevalier mengambil kesempatan tersebut, mengarah ke area mata lawannya. Orang pirang itu memungkiri serangan dengan menarik langkah ke belakang dan gesturnya terbaca enggan membalas pukulan yang barusan mengenai pipinya. Namun, si Pirang menggerakkan kedua tangannya setengah kencar seperti ingin memberikan sebuah pesan melalui bahasa isyarat.

"Dasar penguntit bisu gila!" umpat Chevalier diiringi menubikan serangan.

Si Pirang menerima tiga terpaan serbuan. Akhirnya netra kelabu itu mencerminkan kilasan muak. Jemarinya berasak tanpa membatasi tenaga dan secara tak terprediksi tinjuannya menggeser batang hidung yang memburunya. Chevalier mendesah separuh kekeh, menahan denyut linu yang merambah ke seluruh area wajahnya.

𝗥𝗲𝗮𝘄𝗮𝗸𝗲𝗻 𝗚𝘂𝗮𝗿𝗱𝗶𝗮𝗻 | 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓲𝓿𝓲𝓷𝓮 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang