9. Vigilant

141 28 78
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾ 9. Waspada ☽༓・*˚⁺‧͙

"Hingga kini, Plateau Co masih belum menemukan penampakan inti meteor yang terkirakan mendarat pada kawasan hutan Gyeonggi-Do kota Seoul pada 28 Oktober 20xx, pekan lalu. Kami telah mengundang Bapak Maverick, salah satu pimpinan dari Plateau Co yang bersedia memberikan penyampaian kepada masyarakat, tentang kemungkinan-kemungkinan yang telah mereka duga atas fenomena misterius ini. Silakan, Pak."

"Alat-alat kami mendeteksi segelintir energi misterius pada sekitar kawasan hutan. Mungkin benda ini memang ramah lingkungan sehingga tak menimbulkan kerusakan? Haha. Namun, keganjilan ini membawa kami kepada satu titik yang menimbulkan spekulasi bahwa ini bukanlah benda, melainkan makhluk angkasa yang belum pernah kita lihat atau dengar."

"Maksud Anda, kita kedatangan alien?"

"Dugaan ini masih skeptis jika belum menemukannya. Kemungkinan besar makhluk atau benda ini sedang bersembunyi di sekitar kota. Kita, umat manusia harus selalu waspada mulai sekarang. Kita tidak tahu, meteorid ini berbahaya atau tidak–"

Suara lonceng pintu tak mengalihkan penghuni kafe tersebut. Perhatian beberapa pengunjung maupun pengurus masih terpaku menonton televisi yang tergantung pada satu sisi ruangan. Riuh bisikan orang menjadi tanggapan atas setiap dugaan yang disampaikan sosok muskular dari televisi. Chevalier memutar bola mata dengan perasaan malas dan langsung menemui gerai pemesanan.

Tepat seperti cerita Aaleah, orang yang melayaninya tak terlihat wajar. Rambut, alis, bahkan bulu mata yang dia cermati adalah berwarna putih seperti albino. Akan tetapi, orang ini bukanlah kekurangan pigmen warna sebab kulitnya gelap dan matanya berwarna nilakandi. Siapa dia? Tak mungkin Anciendant dari Plateau jika bisa bekerja di kafe seperti ini.

"Kau mau pesan apa?" celetuk orang itu dan tatapannya turut tak ramah ketika Chevalier memberikan pandangan tajam. "Hari buruk? Wajahmu jelek kalau galak begitu."

"Kenapa orang yang bekerja di kafe selalu identik dengan basa-basi?" balas Chevalier. Dia menyandarkan satu siku pada gerai yang lapang dan melirik dada orang di hadapannya. Dia tak melihat adanya nama pengenal yang tersemat di sana. "Kalau ingin berlagak akrab, setidaknya kau harus memberitahu nama lebih dulu. Tapi tak masalah–" Tubuhnya menegak lagi dan dia mulai membaca papan menu di balik konter. "–tampaknya kau orang asing. Apa jangan-jangan di tempat asalmu tak ada yang namanya akhlak?"

"Wow, pelanggan resek pertamaku. Bung, kau tak perlu khawatir. Racikan minumanku menjamin bisa mengukir senyum di wajah merajuk itu." Jemari orang tersebut menunjuk Chevalier.

Bibir Chevalier menyeringai sebelah menunjukkan sirat remeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bibir Chevalier menyeringai sebelah menunjukkan sirat remeh. "Berikan buatan andalanmu saja. Menunya tidak jelas karena memakai nama bunga. Kalau tak salah, tempat ini baru buka?"

𝗥𝗲𝗮𝘄𝗮𝗸𝗲𝗻 𝗚𝘂𝗮𝗿𝗱𝗶𝗮𝗻 | 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓲𝓿𝓲𝓷𝓮 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang