3. Reunited

120 17 66
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾ 3. Bertemu kembali ☽༓・*˚⁺‧͙

Ada desiran rindu hebat dalam dada sang Guardian ketika melihat Gadis Berjubah yang penuh luka menapaki rumah. Dia merasakan kuncian gulana di dengkul yang menahannya berdiri untuk mengamati lebih dekat. Pikirannya kalang kabut. Dia melihat lagi wajah Guardian yang gugur 650 tahun lalu. Namun kini, siapa gadis itu yang tampak tidak mengingatnya? Gadis Berjubah bersembunyi di balik punggung Chevalier saat manik heterochromia bertemu dengan sepasang manik ametis yang membeliak lebar seperti bertemu hantu.

"Anda syok. Makhluk ini ingin saya usir saja?" Chevalier bergeser supaya gadis itu mau berhenti sembunyi di belakangnya.

"Tidak perlu. Siapa anak ini?" tanya sang Guardian kepada Chevalier. Satu tangan menangkup mulut yang sulit mengatup karena kejutan. Sesuatu harus dipastikan dengan baik.

"Saya menemukannya di jalan pulang. Dia tak bernama dan isi otaknya kosong," kata Chevalier, masih berdiri dan memperhatikan tuannya agak waswas. Gelagat itu selalu dia lihat ketika membawa kabar besar nan buruk.

"Tak bernama?" Perlahan, sang Guardian memaksa dirinya berdiri dan mendekat. Tinggi, warna kulit, warna rambut, besar tubuh, bentuk wajah, dan lainnya dari diri si gadis masih sama seperti terakhir dia lihat. Dia mencekau dahi, bibirnya tersenyum berat. Mengapa ada mata Divine di sana?

"Aku ingin makan." Gadis itu memintas kekalutan isi kepala sang Guardian.

Bahkan suaranya masih sama. Kian mendekat, Guardian itu memperhatikan manik emas lebih dalam, lantas bertanya, "Setidaknya, apakah ada hal kecil yang kau tahu? Kami harus memutuskan, kau layak berada di sini atau tidak."

"Ada yang menyuruhku bertemu seseorang."

"Siapa?"

"Tidak tahu."

Tepat kata Chevalier, perempuan ini tak berpengetahuan. Sorotnya menyiratkan kejujuran meski perangainya takut-takut dan ingin sekali diberikan makanan. Gemuruh perut menyela sekian kali. Sang Guardian akhirnya meminta Chevalier untuk memasak.

"Berhenti mengikuti, kau akan menghambat kegiatannya," tandas sang Guardian ketika si tamu bersikeras menempel dengan Chevalier. Tangannya terulur gemulai, menghentikan gerak mata Gadis Berjubah yang selalu tertuju ke Chevalier. "Beri tahu kisahmu sembari menunggu."

Perasaan familier menggelung isi kepala gadis itu saat menerima uluran tangan. Kali ini dia perhatikan lagi wajah sang Guardian secara lekat. Semestinya dia ingat dengan laki-laki ini. Bagai penumbra, ingatannya kekabur-kaburan dan tak ada yang membayang jelas. Pandangan kusut terpatri bersama genggaman yang menguat. Deduksinya mengerucut, bahwa sosok inilah yang harus dia temui.

Gadis berjubah menelengkan kepala, maniknya bergeser bengap mencermati setiap fitur wajah di hadapannya. Siapa? Mengapa sulit mengingat makhluk penting ini?

"Kita pernah berkaitan, tetapi aku tak bisa mengingatmu." Alis gadis itu mengkerut pelik, jelas berusaha menguras memori sayup dalam kepalanya.

Kalimat itu merawankan sang Guardian. Seketika rautnya menjadi nanar hingga matanya merembah dan akhirnya dia merengkuh gadis itu dengan terisak-isak.

Tindakan tak biasa tersebut membuat manusia di dapur terperangah—ruang tamu dan dapur hanya tersekat dinding rendah—karena tuannya yang dia kenal tegar tiba-tiba terlihat luluh seperti sekarang. Lubuk jiwanya lega, ternyata dia tak salah berulah ketika menyelamatkan Gadis Berjubah dan kini jadi bertanya-tanya, mengapa perempuan itu seperti cangkang kosong? Tidak tahu apa-apa dan hanya bergeming saat ada yang meretakkannya. Dia tak berhenti menyiapkan bahan masakan selagi menerka-nerka sendiri.

𝗥𝗲𝗮𝘄𝗮𝗸𝗲𝗻 𝗚𝘂𝗮𝗿𝗱𝗶𝗮𝗻 | 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓲𝓿𝓲𝓷𝓮 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang