07.40
"Astra nanti tanggal 29 aku ajak temen-temen, biar makin seru aja sih."
"Ahhh... Terserah lu aja Felt." Astra menutup panggilan Felt.
Hari Kamis yang sangat membosankan bagi Astra. Seharusnya dia itu sekolah hari ini tapi Astra beralasan atas nama orang tuanya bahwa ia tidak bisa mengikuti sekolah karena ada urusan.
Astra melamun beberapa saat, memikirkan beberapa hal yang hanya dimengerti Astra sendiri. Tersisa empat hari lagi menuju tanggal ulang tahunnya dan pastinya tanpa orang tua lagi disaat merayakan ulang tahun, menyedihkan Astra.
Ngedumel adalah jalan satu-satunya bagi Astra untuk menjelek-jelekkan orang tuanya, mungkin baginya kegiatan tersebut sangat menyenangkan dan bermanfaat baginya, tapi tetap saja hal itu sangat tidak baik.
"Hahh... bosan dengan hidup ini.."
Kalimat dan keluhan terakhir Astra sebelum dia tertidur lelap di sofa panjang warna merah.
Di lain tempat, pembelian obat-obatan antara remaja SMA dengan pria yang mengenakan setelan warna hitam sedang berlangsung, mereka melakukan transaksinya dibelakang gedung sekolah yang sepi. Hanya dipenuhi pepohonan, kucing liar dan ada banyak nyamuk.
"Felt-Felt...."
Sontak Felt pun menengok ke belakang sembari melambaikan tangan dan tersenyum.
"Selesai? Gila.. gue takut setengah mati gara-gara ada pak Dadang nanyain kenapa gue diam aja disitu." Sambil menunjukkan tempatnya.
"Hahaha tenang aja kali Hani, kamu terlalu overreacting." Ucap Felt, sambil mengantongi obat-obatan yang tadi ia beli.
"Tapi kan tetep aja gue juga yang kena nantinya."
"Iya-iya-iya... penakut dasar."
"Terserah. Tapi... itunya... udah dapet kan?"
Felt kembali mengambil obat-obatan itu dari kantong roknya, lalu menunjukkan nya ke Hani sambil menyeringai sedikit.
"Yeayy gila banget lu Felt." Hani teriak kegirangan, sebelum pak Dadang datang lagi Felt langsung menutup mulut Hani lalu membawanya pergi dari sana. Sudah pasti akan buru-buru mereka jalannya.
"Berdua berhenti sebentar."
Walaupun mereka sudah berjalan cepat akan tetapi hasilnya tetap harus bertemu dengan pak Dadang.
Felt dan Hani menoleh kearah pak Dadang sambil tersenyum agar tidak ketahuan kalau mereka sedang menyembunyikan sesuatu, karena pak Dadang merupakan karakter yang sangat sensitif (peka) terhadap apapun disekitarnya.
Pak Dadang datang dihadapan mereka berdua dengan mata tegasnya.
"Hai pak Dadang apa kabar?" Tanya Felt.
Pak Dadang tidak menjawab dengan kata-kata melainkan dengan jawaban senyuman, lalu Felt dan Hani pun ikut tersenyum juga
"Ada apa pak memanggil kami?" Tanya Felt sekali lagi.
"Kenapa kalian berdua tidak masuk kelas? Padahal sudah seharusnya kalian masuk kelas," Pak Dadang berdeham, "sebab kalian tidak mematuhi peraturan dari sekolah, Felt dan Hani mari ikut saya."
Felt dan Hani saling menatap sebelum mengikuti pak Dadang dari belakang, tidak tahu akan dibawa kemana oleh pak Dadang.
***
"Ugh...mata gue sakit banget."
Astra bangun dari tidur, entah berapa lama Astra tidur sampai-sampai matanya sedikit bengkak. Astra meraba pelan bagian matanya, rasanya sangat sakit seperti ditusuk pisau tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Birthday
HorrorUlang Tahun seharusnya menyenangkan tetapi bagaimana jika ulang tahun justru membawa mala petaka?