Suara rantai yang gemerincing menggema di dunia kegelapan. Rantai-rantai itu berasal dari satu sosok, yaitu sosok yang memakai pakaian kemeja putih dibalut dengan rok panjang berwarna merah terang dibelakang Senja.
Kedua tangan sosok itulah yang mengeluarkan rantai-rantai berwarna hitam dan melilit Senja dengan rantainya. Sehingga Senja hampir kehabisan napas, lilitannya kuat sekali seakan-akan tubuh Senja bisa meledak saat itu juga.
Senja tidak tahu kesalahan apa yang ia lakukan pada sosok tersebut, sampai-sampai sosok itu menyiksanya tanpa rasa ampun dan mengurungnya di dunia kegelapan. Sehingga tubuhnya di ambil alih oleh sosok tersebut di dunia nyata.
Yang Senja bisa lihat dari wujud sosok itu hanya bagian pakaiannya dan sosok itu seperti memakai topi yang identik dengan ulang tahun, lalu disebelah kirinya terdapat sebuah kue lengkap dengan lilin yang menyala melayang mengitari sosok itu setiap saat. Anehnya api dari lilin itu tidak padam sama sekali walaupun terkena angin kencang sekali pun.
"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday.... Happy birthday to you..... Hihiihihiii," sosok itu tersenyum menyeringai sambil menyanyikan lagu ulang tahun dengan nada yang menyeramkan.
Dengan rasa berat akibat tubuhnya di lilit oleh rantai, ia berusaha menoleh ke sosok itu. Tatapan Senja pada sosok itu adalah tatapan yang tidak pernah sekali pun Senja tunjukkan pada orang-orang disekitarnya, tatapan itu terasa mengatakan bahwa Senja akan membunuhnya bagaimana pun resikonya.
***
26? Enggak berasa sebentar lagi ulang tahun gue, mana sisa 3 hari lagi, kenapa ulang tahun selalu harus di rayain sih? Pikiran Astra terus mengeluh disebabkan ulang tahunnya tahun ini pun akan banyak orang datang ke rumah, dan dia tidak bisa berdiam diri di kamar lagi.
Eh tapi.. Felt bilang mau ngerayain nya berdua doang kan? Berarti bisa gue rayain nya didalam kamar aja bareng dia lumayan buat gue juga...
Astra mulai menyusun rencana agar dia bisa berduaan dengan Felt, lalu dia bisa menjalankan rencana busuknya.
Rencana busuk itu adalah rencana dimana Astra akan memberikan makanan dan minuman yang sudah diberikan obat perangsang sebanyak mungkin. Lalu ia akan memberikannya kepada Felt di dalam kamar nanti.
Dan juga ia sudah menyiapkan bunga mawar merah sebanyak-banyaknya untuk ditaburi ke atas kasur. Felt adalah orang yang sangat menyukai bunga apalagi bunga mawar merah, dia pasti akan sangat gembira.
***
Senja membuka matanya dan mendapati sosok yang seram itu sudah menghilang entah kemana, hanya menyisakan rantai-rantai hitam yang sangat berat melilitnya.
Senja berusaha menyingkirkan rantai-rantai yang melilit di sekujur tubuhnya supaya ia bisa bernapas dengan benar. Selesai membebaskan diri, Senja pergi mengikuti titik cahaya yang terdapat di depannya, namun semakin ia kejar titik cahaya itu yang ada semakin menjauh titik cahayanya.
Tidak menyerah begitu saja, Senja berlari berlawanan arah dari sumber titik cahaya itu, pikirnya jika ia berlari berlawanan arah dari titik cahaya itu maka titiknya akan semakin dekat dengannya atau setidaknya ia bisa merasakan kehangatan dari cahaya tersebut.
Namun usahanya sia-sia, titik cahaya itu tetap saja semakin jauh walaupun sudah ia kejar dengan berlawanan arah. Senja berhenti berlari karena napas dan energi yang ia miliki habis, kepalanya ingin pecah karena bunyi dengungan yang ada disekitar telinganya.
Suara dengungan mengatakan 'tidak ada jalan keluar, menyerah lah, Senja'.
Namun, percuma saja suara tersebut terus menyuruhnya untuk menyerah, karena di dunia asli ada pacar yang sedang menunggu kepulangannya ke dalam tubuh asli. Senja tidak akan membiarkan sosok jelek itu merusak kehidupannya.
Walaupun Senja memiliki tekad yang sangat kuat untuk kembali ke tubuh aslinya, tetapi tetap saja usahanya untuk keluar dari dunia gelap ini tidak akan membuahkan hasil karena sedari tadi ia hanya duduk meratapi lantai hitam dengan perasaan bimbang di dalam dirinya.
Dengan pandangan kebimbangan, Senja melihat sekitar dan berharap ada seseorang datang untuk menyelamatkannya. Dari arah kiri secara tiba-tiba ia melihat orang yang sedang duduk sambil melihat ke arahnya . Tanpa ragu-ragu pun Senja langsung segera mendekatinya dengan niatan untuk meminta tolong.
Ekspresinya langsung berubah menjadi ketakutan sesaat Senja mendekati orang tersebut. Orang tersebut rupanya adalah dirinya yang masih berpakaian seragam SMA dengan rambut di kepang dua.
Tangannya perlahan ingin menyentuh wujud dirinya yang dulu masih memiliki segalanya. Kedua telapak tangan mereka saling bersentuhan, rasanya hangat sekali, sama seperti ketika Senja dipeluk oleh kedua orang tuanya, dulu ia sangat bahagia tidak ada yang namanya sakit memikirkan pekerjaan ataupun masa depannya.
Tanpa Senja sadari kedua pipinya dibasahi air, Senja hanya bisa menatap dirinya yang dulu dengan tangisan penyesalan yang besar, penyesalan yang terus-menerus menghantuinya setiap tidur ataupun bersama Tomi, Senja berharap bahwa ia bisa memutar kembali waktu untuk memperbaiki semua keputusan yang ia buat pada hari itu.
"Minta maaf... Gue benar-benar minta maaf atas apa yang gue dulu lakuin, gara-gara hal itu, lo... Lo harus menanggung semua mimpi buruk di masa depan, gue benar-benar minta maaf."
"Tcih... Kalau gitu kenapa lo lakuin?"
Sosok itu berbicara dengan ketus kepada Senja, tatapannya seperti mengatakan bahwa semua kejadian ini adalah karma yang Senja dapatkan dan nikmatilah balasannya.
"Lo gak seharusnya ngelakuin itu ke temen lo sendiri Senja! Dia temen lo dari kecil, tapi lo seketika nyiksa dia gara-gara dia sama Tomi saling suka?!! Dan dengan begitu lo akhirnya bisa pacaran sama Tomi, puas lo??!" Sosok itu meluapkan kekesalannya pada Senja akibat perilaku yang ia perbuat dulu.
Kata per kata yang ingin Senja ungkapkan hilang di telan hati busuknya, Senja dulu tidak tahu bahwa perbuatan tersebut bisa menyakiti temannya, Senja hanya menyebarkan rumor yang buruk tentang temannya, tetapi Senja tidak tahu bahwa hasilnya sangat fatal bagi mental temannya.
Sambil menangis, Senja menatap ke arah mata sosoknya yang dulu. Seketika itu juga tangisan meledak, entah mengapa setelah menatap ke arah mata sosok itu hatinya semakin teriris oleh pisau berapi, seakan perasaannya sudah tersambung pada sosok tersebut.
"Maaf... Minta maaf... Gue bener-bener menyesal, gue mohon maafin gue," kata Senja dengan kesedihan yang melanda perasaannya.
Sosok tersebut tidak berkata apa-apa selang beberapa saat Senja minta maaf dengan menangis menyesal. Senja tidak tahu sosok itu akan percaya atau tidak bahwa ia benar-benar minta maaf atas perbuatan yang ia lakukan sewaktu SMA.
Dengan tatapan jijik campur sedih, sosok itu memeluknya dalam kehangatan yang dimilikinya, sosok itu juga mengelus-elus pelan punggungnya dengan telapak tangannya yang kasar.
Di Sekujur lengannya terdapat beberapa goresan luka yang ia punya juga, rupanya sosok dirinya yang dulu masih merasakan dipukuli oleh ayahnya ketika beliau pulang dalam keadaan mabuk ataupun ketika Senja tidak memberinya uang.
Dan ibu Senja yang selalu pulang dengan membawa pria lain ke rumah, di saat ayah tidak sedang dirumah.
Sambil tertawa kecil Senja bertanya padanya, "apa masih sama?"
Sosok itu menjawab dengan gemetar, "Hahaha, masih sama, semuanya sesuai seperti masa lalu lo Senja."
Senja bersyukur karena situasi sosok itu dengan masa lalunya sama, lalu mereka berdua pun tertawa sampai menangis, saling memeluk, menguatkan, dan tersenyum dalam kesakitan yang terus dipendam tanpa seorang pun mengetahuinya.
Sosok dirinya yang dulu memeluk dan mencium keningnya penuh kasih sayang, dan seketika itu juga cahaya yang sangat terang benderang datang menyelimuti mereka berdua, mereka pun saling menatap dan tersenyum bahagia.
"Ingat Senja kita berdamai," kata-kata tersebut adalah kata-kata terakhir dari sosok itu untuk Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Birthday
HorrorUlang Tahun seharusnya menyenangkan tetapi bagaimana jika ulang tahun justru membawa mala petaka?