7. DIMULAI***

67 12 10
                                    

***...

Setelah listrik menyala Devita dengan sigap mengambil kotak P3K untuk langkah awal mencegah pendarahan sang adik serta memberhentikan pendarahannya.

"Tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan ulangi seperti itu lagi." Ucap Devita sambil memasangkan perban di luka Niki terutama di bagian leher ke atas.

Pendarahan terhenti namun bahayanya luka Niki akan membuatnya tidak bisa berbicara atau malah kematian?

"Halo Bu ada yang bisa saya bantu?" Ucap seorang perawat

"Suster tolong adik saya, adik saya terluka sangat fatal...hiks." ucap Devita

"Saya akan segera kirimkan ambulans ke tempat ibu." Ucap seorang perawat

"Baik sus hiks hiks hiks, terima hiks kasih." Ucap Devita

Beberapa menit setelahnya ambulans datang untuk membawa Niki yang setengah sadar ke rumah sakit agar cepat diberikan pertolongan, sebelum akhirnya meninggal.

***...

"Mel liat deh kuenya bagus gak?" Ucap Sinta

"Bagus Tai, hanya dari luarnya aja kalau rasanya kagak tau gue." Amelia bercanda

"Hilih kayak bisa aja lu bikin kue, masak nasi sama telor aja lu gosong." Ucap Sinta

"Hehehehe maaf ya, Tai." Ucap Amelia

"Hehehe hilih and jangan panggil nama gue dengan sebutan 'tai' anda faham?" -Sinta

"Ya ya ya."-Amelia

***...

"Hiks...hiks...hiks....hiks."

"Siapa yang nangis itu?" Sinta keheranan dengan suara tangisan tersebut

"Miska..."

"Heh, mel kagak lucu mel." Ucap Sinta "b*ngs*t lo."

Angin berhembus dari arah kiri Sinta sehingga Sinta merasa bahwa dirinya sedang terancam sekaligus diawasi dari kejauhan.

Lagi dan lagi Sinta hanya terdiam duduk di halte bus itu karena Sinta sangat ketakutan akan hal-hal yang berbau mistis.

"SINTA TOLONG!!" Teriakan sosok yang tadi menangis, teriakan tersebut membuat kuping Sinta berdenging sangat sakit sehingga dari hidungnya keluar darah namun darah itu bukan berwarna merah melainkan berwarna hitam.

Sontak Sinta menjerit sangat kencang lalu berlari menjauh dari 'safe zone'.

***...

23.55

"Sinta gue mandi dulu yak." Ucap Amelia

"Mmm." Ucap Sinta

Amelia berjalan menuju kamar mandi yang berada di loteng karena kamar mandi di lantai 2 dan 1 sedang tidak berfungsi, itupun terpaksa harus memakai kamar mandi disana dengan temperamen yang menyeramkan.

Sinta bergerak menuju loteng tempat Amelia sedang mandi. Sebelum bergerak ke loteng Sinta sudah mematikan semua listrik yang ada di rumah Amelia sehingga semuanya sangat gelap, gorden ditutup dan juga semua pintu dirumah Amelia dikunci.

Happy BirthdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang