9

352 51 0
                                    

Jeriel berjalan masuk ke dalam gedung sekolah milik Rendi, aneh memang. Baru kali ini dia mengetahui ada sekolah dengan beberapa gedung yang berbeda. Dan jaraknyapun tidak bisa dikatakan dekat.

Terlebih kelas Rendi berada di gedung terakhir yang sangat jauh dari gerbang sekolah. Andai dia tahu, sudah pasti dia menggunakan motornya sampai ke gedung sekolah Rendi.

Tak hanya itu, beberapa siswa dan siswi memperhatikannya. Ada yang memperhatikannya dengan kagum, ada pula yang memandangnya aneh. Tidak diragukan lagi sebab Jeriel masih memakai seragam sekolahnya.

“Rendi mana sih,” gumam Jeriel kesal.

Tentu saja Jeriel kesal, sudah berjalan lumayan jauh ditambah dia risih mendapat tatapan murid gedung sekolah Rendi.

“Hai,” sapa seorang siswi yang mendekatinya dengan malu-malu.

Jeriel mengangguk dan tersenyum kecil, lalu kembali berjalan pergi meninggalkan peremuan itu untuk mencari Rendi.

“Tunggu!!!”

Jeriel menghela napas, berhenti dan mengubah raut wajah kesalnya menjadi ramah lalu berbalik menatap perempuan itu, “kenapa?”

“Kamu bukan anak sekolah sini ya? Aku gak pernah liat kamu soalnya, apalagi seragam kamu beda,” ucapnya.

Udah tau pake nanya.”

“Ada masalah?” untuk sekarang Jeriel sedang malas berurusan dengan yang namanya perempuan. Dia sedang ingin mempercepat pekerjaannya untuk menjemput Rendi. Tidak ingin berbasa-basi.

Perempuan tersebut sedikit terkejut mendengar jawaban Jeriel, tapi dia segera menormalkan raut wajahnya menjadi kembali tersenyum, “enggak kok. Aku cuma tanya.”

“Oh,” hanya itu respon Jeriel, dia langsung kembali ke tujuan awalnya, mencari Rendi.

Tapi baru beberapa langkah, Jeriel berbalik dan menatap perempuan itu yang masih setia menatapnya dengan senyum, “lo kenal Rendi?” tanyanya.

“Ya?”

“Rendi Albian Gamaliel, lo kenal dia?”

Perempuan tersebut diam terkejut mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Jeriel. Tidak menjawab hingga Jeriel jengah dan mendengus kesal.

“Gak tau bilang,” ucap Jeriel dan bersiap kembali pergi.

“Kamu kenapa tanya dia?” tanya perempuan itu membuat Jeriel tidak jadi pergi.

“Emang pertanyaan dijawab dengan pertanyaan?” ucap Jeriel ketus.

“Jawab dulu.”

“Ya emang kenapa? Apa masalahnya sama lo dengan gue yang nyari Rendi?” tanya Jeriel sambil menaikkan salah satu alisnya.

Perempuan tersebut terdiam, matanya menatap lurus ke arah mata Jeriel. Masih dengan pancaran tak percaya juga kesal secara bersamaan.

“Gak kenal.”

“Tinggal bilang dari tadi, ribet lo,” ucap Jeriel lalu pergi meninggalkan perempuan itu dan kembali mencari keberadaan Rendi.

“Rendi sialan!”

---

“Ayah kemana Bun? Tumben banget dua hari ini belum pulang,” ucap Rendra yang sedang melepaskan sepatu sekolahnya.

“Lagi ke luar kota, ngurusin bisnis katanya. Lagi sibuk banget ayah kamutuh, sampai bunda chat jarang banget ngebales,” jawab Bunda Wendi.

Rendra mengangguk, menyimpan sepatunya di rak lalu salim kepada sang bunda. Mencium telapak tangan sang bunda lalu memeluk bundanya cukup erat.

REND - Renjun Lokal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang