4. jeno

1K 92 11
                                    

"haechan sialan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"haechan sialan." oceh jaemin.

jaemin sekarang tengah berjalan pulang menuju rumahnya. sahabat sialannya itu meninggalkannya karena mendapat panggilan untuk berkencan dengan mark secara tiba tiba.

"katanya kencannya nanti malam, kenapa malah sekarang sih. mulut haechan memang tidak bisa di percaya."

jaemin menendang kerikil kerikil yang berserakan di pinggir jalan. "panas, haus." jaemin menatap sekelilingnya berharap menemukan tempat teduh untuk beristirahat.

jaemin menarik kedua sudut bibirnya ketika melihat sebuah pohon dengan kursi di bawahnya. pohon itu terletak pada sebuah taman yang tempatnya tak terlalu jauh dari tempat yang dipijaki jaemin sekarang.

jaemin berjalan mendekat ke area taman. namun, langkahnya terhenti ketika melihat jeno tengah duduk di atas sebuah ayunan.

'jeno sepertinya sedang sedih.'

dengan ke beraniannya jaemin berjalan mendekat ke arah jeno.

"jeno." jaemin mendudukan pantatnya pada ayunan yang terletak di sebelah ayunan jeno.

mendengar seseorang memanggil namanya, jeno menolehkan kepalanya. "kau?" jeno terkejut ketika melihat jaemin berada di sampingnya.

"sejak kapan kau disini." nada jeno terdengar sangat ketus di telinga jaemin.

"sejak aku memanggil mu tadi." jaemin menunjukan senyuman manisnya kepada jeno.

"jeno, apakah suasana hati mu sekarang sedang buruk?" jaemin sedikit berbasa basi dengan jeno.

"suasana hatiku buruk semenjak dirimu ada di sini."

"tapi dari tadi aku liat kamu udah murung sebelum aku datang ke sini." jaemin mengayunkan ayunan yang sedang di dudukinya.

"diem deh." sentak jeno.

"jeno kenapa kasar banget sih." jaemin mengerucutkan mulutnya.

"jeno kalau banyak masalah sini cerita sama aku." ntah mendapat keberanian dari mana hingga jaemin berkata seperti itu kepada jeno.

"sok kenal."

jaemin menghembuskan nafasnya pasrah ketika melihat jeno tetap bersikap ketus kepadanya.

"bukannya sok kenal tapi kan kalau di pendem terus nanti kamu kepikiran."

"kau mau kemana?" tanya jaemin ketika melihat jeno beranjak dari duduknya.

"kau berisik." jeno melangkah pergi. namun, sebelum jeno benar benar pergi jaemin segera mencekal pergelangan tangan jeno.

"duduk lah kembali aku janji akan menutup mulutku rapat rapat." selepas mengatakan perkataan itu jaemin menutup mulutnya.

jeno melepas cekalan jaemin pada pergelangan tangannya lalu kembali duduk seperti semula.

"tanganmu terdapat bekas luka, sepertinya lukanya masih baru. boleh aku memeriksanya?" tanya jaemin.

lelah [nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang