13. why stay away

661 55 2
                                    

sudah satu minggu Jaemin tidak berinteraksi dengan Jeno. setiap kali mereka berpapasan saat di sekolah maupun di luar sekolah Jaemin selalu membuang pandangannya dan menganggap Jeno tidak ada.

-

"Jaemin kau tahu? aku mendengar jika Jeno bertengkar dengan anak pks itu, siapa sih namanya? Echan lupa."

"Serena?"

"IYAA IH."

"terus kenapa Chan?" tanya Jaemin heran. apa faedahnya Haechan memberikan berita ini kepadanya.

"pepet Jeno lah." Haechan mendekatkan wajahnya pada wajah Jaemin, menggoda Jaemin dengan menaik turunkan alisnya.

"aku tidak berminat." Jaemin memalingkan wajahnya.

"tidak percaya." balas Haechan.

"terserah." Jaemin bangkit dari kursi yang didudukinya.

"Jaemin kenapa kamu berdiri?" tanya pak Rasya terhadap Jaemin. semua temannya menatap Jaemin malas. Jaemin menjadi kikuk sendiri sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"maaf pak tidak apa apa, tadi terkejut ada semut yang gigit paha saya."


"silahkan duduk, kembali memperhatikan penjelasan bapak."

"iya pak." Jaemin mendudukan dirinya kembali. menatap Haechan yang menelungkupkan kepalanya di tumpuan tangannya. tubuh Haechan bergetar, Jaemin tau Haechan pasti sedang menahan tawanya.

'sial' umpat Jaemin dalam hati.

"kenapa menyembunyikan kepalamu disana, tertawalah di depan wajahku langsung." tantang Jaemin.

Haechan memiringkan kepalanya menatap Jaemin. kepalanya tetap ia letakan di atas tumpuan tangannya. matanya mengintip Jaemin yang berada disebelahnya.

Jaemin menyebikan bibirnya lucu menatap Haechan. "kenapa tertawa, kau membuatku malu."

"aku tidak memalukanmu." bela Haechan kepada dirinya sendiri.

Jaemin yang kesal mencubit tangan Haechan hingga Haechan memekik kaget "akh." Haechan mengelus elus tangannya.

"untung ga kedengeran pak Rasya."

"biarin biar kedenger sampai ke telinga pak Rasya biar kamu dihukum hormat bendera."

"jahat ih." Haechan memasang wajah memelas.

"terserah." setelah itu Jaemin mulai memperhatikan pelajaran pak Rasya mengabaikan Haechan yang tetap mengusilinya.

"Jaem marah ya." bujuk Haechan.

"Jaem temenin aku ke kamar mandi." Jaemin menoleh ke arah Haechan.

"yuk." Jaemin selalu antusias ketika ke kamar mandi.

"izinin ya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
lelah [nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang