Naruto © Masashi Kishimoto
SasuNaru
Cerita ini dibuat hanya demi kesenangan belaka apabila ada kesamaan cerita mungkin kita sedang memikirkan hal yang sama
Happy Reading
Mengapa sesuatu yang salah haruslah diteruskan hingga akhir. Apakah ini adalah jalan pembenaran...
Suasana di kediaman Uchiha kali ini cukup ramai, berkat kedatangan keluarga Namikaze yang mencairkan suasana. Apalagi ketika dua ibu yang langsung akrab saat pertama bertemu. Melupakan tujuan diadakannya pertemuan dan berbicara dengan santai.
Tapi itu untuk para orang tua tidak dengan anak-anak mereka yang berpikiran mungkin ini adalah akhir hidup. Bagi Naruto anak dari keluarga Namikaze ini adalah medan tempur, dengan dia yang hanya membawa satu senjata, salah langkah saja dirinya akan tamat.
Berbeda dengan Naruto dua anak dari keluarga Uchiha. Itachi merasa ini adalah juga area tempurnya dan dia memiliki banyak senjata untuk menyerang musuh hanya sekali serang dia yakin pasti menang. Untuk Sasuke ini adalah hari pembebasannya dia akan memilih sendiri siapa pemenangnya.
Makan malam pun berjalan lancar penuh tawa dan bahagia seolah badai yang akan datang tidaklah menganggu semuanya. Mereka bukannya melupakan tujuan diadakan pertemuan hari ini. Mereka hanya mencoba berpikir positif mungkin dengan terciptanya momen bahagia ini hati yang dipenuhi dengan dendam akan sedikit melupakannya.
"Ibu, ayah, tuan dan nyonya Namikaze apakah aku bisa memulainya sekarang?"
Oh sepertinya tidak, Itachi memotong semua pembicaraan. Semua orang menatap kearahnya. Tidak ada yang mengharapkan momen bahagia ini berakhir begitu cepat.
"Itachi ibu mohon hentikan sampai disini, biarkan adikmu bahagia." Mikoto memandang Itachi, memohon agar anaknya ini melepaskan sang adik.
"Apakah ibu tidak mengharapkan aku bahagia juga?" Itachi balas menatap Ibunya, dia merasa memang ini adalah jalan yang benar untuk kebahagiaan semua orang. Semuanya menuruti kemauannya. Iya, itu adalah kebahagiaannya.
"Tentu saja. Tentu saja kau harus bahagia juga Itachi tapi tidak begini. Percaya pada ibu dengan kau mengiklaskan kau akan bahagia. Ya Itachi..."
"Tidak ibu, tidak ada yang bisa membuatku senang selain adikku yang menuruti semua kemauanku. Sasuke haruslah terus bersamaku tidak dengan orang baru."
Mikoto dan Fugaku menghela nafas pasrah tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang. Itachi tidak bisa berubah, mereka selama ini salah mendidik Itachi. Mereka membiarkan Itachi terus menempeli adiknya Sasuke. Membiarkan Sasuke terus tumbuh dengan bayang-bayang Itachi. Sekarang semua terlambat yang tersisa hanyalah penyesalan dan semoga keajaiban menyadarkan Itachi untuk berubah.
"Kalian yang memberikan Sasuke padaku, dia milikku dan kalian akan mengambilnya lalu memberikan Sasuke pada bocah yang tidak bisa apa-apa itu!" Itachi menunjuk Naruto yang dari tadi hanya mendengarkan. Bahkan saat Itachi menyebut namanya dirinya malah menundukkan kepala.
Hening sesaat tidak ada yang menanggapi ucapannya. Itachi merasa pasti dia sudah memenangkan pembicaraan ini, ayah ibunya bahkan hanya diam, adiknya juga tidak bersuara dan bocah pirang saingannya sudah pasti tidak akan berani melawannya.
"Lihat tidak ada yang menyangkalnya, Sasuke akan ikut denganku."
"Ano... " Walaupun bersuara kecil tapi saat semua mata kini tertuju padanya, Naruto jadi bingung ucapan apa yang akan dia sampaikan tadi. Tapi, karena terlanjur jadi perhatian mau tidak mau Naruto harus mengutarakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG
FanfictionBerawal dari pertemuan yang salah berakhir dengan awal yang dijanjikan Gak bisa bikin summary, silahkan dinikmati saja Naruto punya Masashi Kishimoto sensei