19. Rival!

96 19 8
                                    

Aku yakin kalian pembaca yang baik! Vote dan komen yuk^^

Follow me:
IG: Joynad_cr
Tiktok: Joynad_crrr
Twitter: j_jiuuu0

Follow me:IG: Joynad_crTiktok: Joynad_crrrTwitter: j_jiuuu0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________________

"Jatuh cinta itu cuma buat orang-orang pecundang, Giya!"

-KSG
_____________________________


Siang itu di SMA Dananjaya, semua murid berdesak-desakan di satu titik lorong koridor. Banyak dari mereka yang mengeluh sakit akibat terinjak ataupun terdorong tanpa sengaja di tempat yang tiba-tiba menjadi sempit itu.

Tiyan yang sudah biasa di bawa ke pasar oleh ibunya, dengan mudah menerobos dan menyelip di banyak celah murid-murid itu. Begitupun dengan Rahagi dan Hasta yang hanya mengintili cowok petakilan itu di depan mereka.

Sampai mereka berada di paling terdepan. Mata ketiganya langsung menatap ke bagian paling atas dari mading di depan mereka.

Iyap, murid-murid yang mengerubung tadi adalah murid-murid yang ingin melihat ranking paralel mereka dalam satu angkatan. Dan ranking ini di ambil bedasarkan nilai ujian mereka kemarin.

"Widihh, gue ada peningkatan, Cuy!!" sorak Tiyan dengan bangga menemukan namanya duluan.

"Mana, Yan?" tanya Hasta semakin menyipitkan matanya. Karena sebenarnya matanya rabun dan sedikit kesulitan membaca nama yang sangat kecil seperti di mading itu.

"Itu, lho!" decak Tiyan menunjuk namanya di salah satu barisan.

"Gue ranking tiga puluh!!" tawanya semakin lepas, terdengar meledek Hasta.

Hasta yang jengkel, memutar bola matanya jenga.

"Yang ranking dua lima itu gue, Yan," balas Hasta menunjuk namanya yang berada di atas Tiyan.

Seketika tawa tengil dari cowok terhenti saat itu juga. Dan beralih menjadi tatapan sinis dan cebikan di bibirnya.

"Bodo! Yang penting gue dapet rank tiga puluh!" ledek Tiyan masih mempertahankan harga dirinya.

Hasta yang melihat itu hanya bisa terkekeh dan geleng-geleng sendiri. Dia sudah sangat hafal bagaimana cara sohibnya itu menaikan harga dirinya sendiri.

"Gebetan lo dapet rank dua tuh, Has," unjuk Tiyan memajukan bibirnya ke baris nomor dua.

Hasta yang melihat itu, tidak langsung menyahuti ucapan Tiyan. Cowok itu lebih memilih diam dan menatap bangga pada deretan nama Binan Narestha.

Detik berikutnya, Hasta tersadar bahwa ada satu sahabatnya yang sedari tadi hanya diam dan tak bersuara sedikitpun.

"Rank berapa lo, Gi?" tanya Hasta menoleh pada cowok di sampingnya. Yang masih berdiri dengan sangat santai.

Kamu Siapa, Giya? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang