7. Mawar, Selendang, dan Kakak.

119 16 17
                                    

Aku yakin kalian pembaca yang baik! Vote dan komen yuk^^

Follow me:
IG: Joynad_cr
Twitter: J_jiuuu0
Tiktok: Joynad_crrr

Follow me:IG: Joynad_crTwitter: J_jiuuu0Tiktok: Joynad_crrr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________

"Sedikit ku jelaskan, tentang aku dan kamu. Agar seisi dunia tahu. Tentang mu, yang pergi sebelas tahun lalu."

—Rahagi Kastara Estiawan.
_______________________

Tubuhnya terduduk tegap, dengan pundaknya yang masih saja tegang. Matanya yang sayu, menatap intens ke arah spion mobil. Memperhatikan punggung seorang gadis dan pria paruh baya, yang mulai berjalan menjauhi mobilnya.

Sampai gadis berambut kuncir kuda itu akhirnya berbelok menuju gerbang, dan menghilang dari pandangan. Saat itu juga, punggung Rahagi langsung terjatuh dan bersandar pada jok mobil di belakangnya.

Terdengar suara helaan nafas yang berat dari bibirnya. Perlahan, mata cowok itu mulai tertutup. Membiarkan rasa penat hari itu, mereda sejenak.

"Tapi, gue suka sama lo."

"Gue pulang bareng lo, ya?"

"Lo tega sama gue?"

Bayang-bayang wajah gadis itu tiba-tiba kembali merasuki kepalanya. Rasa lelahnya hari ini malah semakin bertambah, setiap gadis 'sok kenal' itu ada di sekitarnya.

Bibir pucat Rahagi mencebik.

"Penggangu."

Suasana hening membuat Rahagi segera membuka matanya. Tubuhnya kembali menegap. Lalu, menoleh pada selendang putih yang tergeletak di jok sampingnya sejak pagi tadi.

Tatapan intensnya perlahan meredup. Tergantikan sorot mata sendu yang menyelimuti tatapannya sekarang. Tarikan nafas yang berat, begitu menyesakkan bagi dirinya.

"Sekarang, waktunya?" gumam Rahagi, masih menatapi selendang putih yang terlipat rapih itu.

Ada sebuah luka yang tersimpan begitu jauh, di balik hatinya yang begitu membeku. Langit yang semakin menggelap, mengurangi pencahayaan di dalam mobil Rahagi.

Dengan segera Rahagi kembali menoleh ke depan. Salah satu tangannya terangkat, memutar kunci di samping stir mobilnya.

Setelahnya, suara mesin mobil yang menyala terdengar jelas di telingnya. Lantas, Rahagi langsung mengubah posisi persneling mobil dan memundurkannya, melewati pembatas parkiran.

Setelah berada di posisi yang tepat, Rahagi langsung tancap gas keluar dari area sekolah. Sorot matanya begitu fokus, menatapi jalanan ibu kota yang begitu ramai. Lampu-lampu di pinggiran jalan mulai menyala, menerangi kegelapan menjelang malam.

Kamu Siapa, Giya? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang