Ku tunggu vote dan komennyaa!
Terima kasih..._________________________
"Kamu itu menarik. Selayaknya, tumbuhan putri malu."
-H, KSG.
________________________
Di tengah keramaian yang mendesak lorong koridor siang itu, membuat bibir seorang laki-laki semakin menggerutu dan memisuh. Sambil terus berjalan membawa dua botol minum air putih titipan Tiyan di tangannya. Membuat wajah Hasta semakin masam.
Andai saja tadi dia tidak kalah dalam permainan basket tadi. Mungkin, sekarang ia tak jadi babu dari cowok sialan itu.
Di tengah perjalanan yang penuh keluh kesah. Tanpa sengaja matanya menemukan seorang gadis yang terduduk di kursi panjang depan pintu perpustakaan.
Rasa penasaran Hasta yang semakin memuncak, memacu kakinya untuk terus melangkah mendekati gadis yang wajahnya tertutupi oleh helaian rambutnya sendiri. Gadis itu sama sekali tak menyadari kehadiran Hasta. Kepalanya terus menunduk, membaca buku yang terbuka di pangkuannya.
Sampai, Hasta mendengus dan menarik salah satu sudut bibirnya.
"Hai."
Sontak, Binan terjingkat kaget mendengar suara berat yang menggetarkan hatinya. Saat kepalanya, mendongak, matanya membulat dengan sempurna menatap Hasta yang masih menggunakan baju jersey basket. Sudah berdiri tersenyum di hadapannya.
"H-hah?" Pelongo gadis itu masih terperangah.
Sebisa mungkin Hasta menahan tawanya, saat melihat ekspesi wajah Binan yang sangat lucu saat terkejut.
"Gue boleh duduk di sini?" tanya Hasta menunjuk ruang kosong di samping Binan.
"O-oh iya. Boleh, kok." Buru-buru Binan kembali menunduk dan menggeser tubuhnya ke samping. Agar ruang untuk Hasta lebih besar.
Dengan senang hati, Hasta duduk di samping Binan dan memberikan sedikit jarak di antaranya dengan Binan. Agar gadis itu tetap merasa aman di sekitarnya.
Gadis dengan poni belah tengah itu kembali menundukan kepalanya. Berpura-pura kembali membaca bukunya, menjadi cara untuk Binan menyembunyikan degup hati dan jantungnya yang tak beraturan.
Lagi pula, tak mungkin Binan bisa kembali fokus membaca. Jika ada seseorang yang begitu ia kagumi di sampingnya.
Hasta diam-diam memperhatikan wajah Binan dari samping. Terlihat kulitnya yang begitu pucat, di temani dengan bibirnya yang berwarna senada. Namun, berhasil membius tatapan Hasta untuk terus menatap kagum padanya.
Bahkan, rambutnya yang panjang dan hitam legam. Semakin menyempurnakan satu sosok ciptaan Tuhan itu.
"Cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Siapa, Giya?
Fiksi Remaja"Cinta dari sepasang luka yang tak kunjung di restui semesta." Rentang kisah antara Rahagi kastara Estiawan dan Giya Eshal Daniswara. Giya Eshal Daniswara, seorang murid baru di SMA Dananjaya yang terkenal karena kecantikan dan keberaniannya. Sifa...