still bayi series.
Lucas sudah terbangun terlebih dahulu. Ia mendapati kaki kecil Guanheng pada sisi kanan pipinya. Anak ini kalau tidur seperti baling pada helikopter. Memutar dan terus tak bisa diam. Lucas membiarkan Guanheng tidur, menata bantal lain disekitar bayi itu.
"Bayi kecilku manis sekali," ujar Lucas seraya mengusap pipi gembil itu. Guanheng tersenyum dalam tidurnya. Menambah kesan manis dan imut dalam benak Lucas.
"Baiklah, sekarang waktunya mereka pulang. Semoga tidak seberisik biasanya,"
Lucas peprgi dari kamar. Saat hendak berbelok terlihat Kun yang sudah melepas sepatu. Ia segera menghampiri. Disana juga ada Xiaojun dan Yangyang bertengkar.
"Hey jangan berisik, Guanheng baru saja tidur,"
"Oh iya dimana dia?"
Lucas menunjuk pintu kamarnya, dengan segera Xiaojun dan Yangyang mencoba melihat Guanheng. Dia masih tidur dengan salah satu tangan memeluk boneka kelinci. Xiaojun terfokus pada dahi Guanheng.
"Lucas, kenapa dahi Guanheng terdapat plester?"
"Ah, tadi aku membawanya untuk ikut berlatih. Tak berselang lama dia menangis kencang lalu kuputuskan saja untuk membawanya pulang. Saat mengemas barang Guanheng tidak bisa diam dan akhirnya membentur rak."
"Pasti tangisannya sangat kencang,"
Yangyang keluar dengan menggendong Guanheng. Bayi itu bersandar sambil mengucek matanya. Masih mengantuk tapi ia tak bisa kembali tidur.
"Bwo,"
Guanheng menepuk kursi sebelahnya. Tak ingin lepas dari Yangyang. Panggilan Guanheng membuat seisi ruangan terkejut. Ada saja kelakuan Yangyang meracuni Guanheng kecil.
"Astaga Yangyang, kau ini!"
"Jangan ajarkan hal aneh pada Guanheng, dia lebih tua darimu,"
Selagi mereka menceramahi Yangyang, Guanheng memperhatikan bahwa Xiaojun pergi keluar. Dengan susah payah ia mengejar Xiaojun. Langkah besar Xiaojun berhenti di dekat rak sepatu.
"Junjun... Junjun..."
Xiaojun menoleh, mendapati Guanheng berlari mendekat. Saat sudah sampai bocah kecil itu langsung melingkarkan tangannya pada leher Xiaojun. Mencari posisi agar bisa dipangku si jaka yang lebih besar. Xiojun juga tidak keberatan. Ia melingkarkan sebelah tangannya untuk mencegah Guanheng terjatuh.
"Kita akan pergi beli susu kotak."
Xiaojun menurunkan Guanheng ketika hendak memasuki area supermarket. Guanheng menunjukkan ekspresi terkejutnya, mata serta bibir kecilnya membulat. Ia menutupi setengah mukanya dengan kedua telapak kecilnya. Aksinya juga dilakukan oleh Xiaojun. Kini keduanya malah terkikik geli.
"Guanheng ingin duduk di keranjang?"
Guanheng mengangguk. Badan kecilnya terangkat untuk didudukkan pada keranjang besi. Bocah kecil itu menggerakkan kedua tangannya ke langit. Menunjukkan betapa senang hati kecilnya.
"Jun cuu~"
"Iya iya kita akan beli susu." Xiaojun menggeleng saat melihat hebohnya Guanheng mendapati rak dengan susu tersusun rapi. Tangan kecilnya langsung menunjuk susu kotak kecil seperti yang selalu Lucas berikan padanya. Menatap Xiaojun dengan tatapan kucing kecil marah.
"Ambil satu saja ya,"bujuk Xiaojun. Untungnya Guanheng menurut dan melakukan sesuai bujukkan Xiaojun. Ia pun kembali duduk dengan sebelah tangan mendekap erat susu kotak tersebut.
"Guanheng tolong berikan susu kotaknya pada kakak itu!"
Guanheng menggeleng tidak terima. Tidak akan ia serahkan pada orang lain susu kotak tersayangnya. Malahan sekarang susu kotak tersebut ia masukkan ke dalam bajunya lalu bertindak seolah susu tersebut menghilang entah kemana. Si penjaga kasir tetawa melihatnya.
"Guanheng tidak boleh mencuri, susu kotaknya harus dibayar dulu. Begini saja Guanheng antri dan bayar sendiri ya?"
Meskipun tidak paham apa yang Xiaojun katakan, Guanheng tetap mengangguk. Jaka yang lebih tua mengeluarkan Guanheng dari keranjang. Menempatkan Guanheng tepat dibelakangnya tak lupa memberi selembar uang untuk membayar susu tersebut.
"Cucu uwan~"
Si penjaga kasir masih tertawa melihat tingkah menggemaskan Guanheng. Anak itu diam sambil menggerakkan satu kakinya seperti ayunan. Kini giliran Guanheng membayar. Bayi manis itu tersenyum amat cerah seraya memberikan susu kotaknya.
"Guanheng tolong berikan uangnya," suara Xiaojun dengan mengkode agar bocah itu segera memberikan uangnya pada penjaga kasir.
"Ma~ acih~ tataaa tataa~"
Guanheng menerima susu kotaknya. Mengucapkan terima kasih dan melambaikan tangan tanda pamit. Penjaga kasir tersebut ikut melambaikan tangannya. Tentu Guanheng jadi malu dan bersembunyi dengan memeluk leher Xiaojun.
"Astaga hujannya deras sekali. Hey jangan diminum itu air hujan!"
Xiaojun mencegah Guanheng yang hendak menjilat tetesan air hujan pada tangan kecilnya. Guanheng tetawa dan malah bercanda dengan menjulurkan lidahnya. Xiaojun memasang wajah datarnya. Tawanya makin keras terdengar, tapi setelahnya menghilang karena petir yang menggelar.
Tidak ada cara lain. Xioajun membungkus tubuh Guanheng dengan jaketnya. Lalu menerobos hujan. Berlari secepat yang ia bisa dengan tangan mendekap Guanheng erat. Sesampainya di pintu ia menurunkan Guanheng.
Guanheng yang sudah lepas dari dekapan Xiaojun segera berlari masuk dan pamer susu kotaknya.
"Ucas.. Ucas... Hihi."
Guanheng tersandung lengan jaketnya. Ia hampir terjungkal. Beruntung Lucas sudah menangkapnya terlebih dahulu. Jadilah bocah tersebut menubruk pundak Lucas.
"Darimana saja? Dasar bocah nakal, kau membuat kami semua panik tau!"
"Junjun."
Guanheng menunjuk Xiaojun yang baru datang ke ruang tengah. Ia menjelaskan bagaimana Guanheng ingin ikut ke supermarket. Tidak peduli jika ia menjadi hot topic. Guanheng sudah berkutik pada susu kotaknya dan duduk diam pada pangkuan Lucas. Menempelkan benda persegi pada pipi Lucas. Pastinya paham, Lucas membuka sedotan tersebut dan menusukkan pada susu kotak milih Guanheng.
"Semua ayo makan!"
Teriak Kun dari arah ruang makan. Lucas mendudukkan Guanheng terlebih dahulu. Kemudian membantu Kun untuk menata makanan. Xiaojun serta Yangyang datang tak lama setelahnya, tentu sudah berganti baju.
"Junjun!"
Panggil Guanheng dengan suara nyaring. Menepuk kakinya yang pada posisi duduk selonjor. Dua pemuda menatapnya bingung. Guanheng menaruh susu kotaknya pada meja, lalu menarik Xiaojun mendekat. Kembali menepuk kakinya.
"Apa Guanheng ingin Memangku Xiaojun?"
Ten mendapat anggukan serta cengiran manis milik Guanheng. Ten memuji betapa manisnya Guanheng sementara Yangyang memikirkan cara bagaimana Guanheng memangku orang yang lebih besar. Apa tidak gepeng bocah itu nantinya.
"Junjun!"
"Baiklah, kau ini keras kepala sekali Guanheng."
Xiaojun berpura-pura untuk duduk di atas kaki kecil Guanheng. Awalnya biasa saja, tapi makin lama pegal juga kakiknya. Guanheng tak melepaskan Xiaojun.
"Lucas, bayimu nakal nih!"
Yangyang berteriak mengadukan tingkah Guanheng pada Lucas. Bocah itu panik dan mendorong Xiaojun menjauh. Panik saat mengetahui Lucas menatapnya galak. Raut panik serta gelengan kepalanya malah membuat seisi ruangan tertawa.
"Sudah ya, kasian Junjun kalau harus makan seperti itu. Apa Guanheng sudah bilang terima kasih pada Junjun?"
Guanheng menggeleng pelan. Lalu berdiri dari kursinya. Menghadap Xiaojun mengucapkan terima kasih dengan sopan.
"Ma~ acih~ Junjun!" Tidak lupa dengan sebuah ciuman di pipinya Xiaojun.
"Guanheng Lucas juga ingin cium boleh?"
"No!"
Penolakan Guanheng menjadi sumbu ledakan tawa kali ini. Melihat bagaimana Lucas ditolak mentah-mentah oleh pacar kecilnya ternyata lucu juga. Mungkin mereka bisa menggoda wajah terkejut dan cemberut Lucas saat ditolak Guanheng lain waktu. Sementara Guanheng malah makin menempel pada Xiaojun.
Tbc ini part sebelum guanheng sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hendery Uke -!!
Fanfictionini hampir sama kayak book lainnya. kumpulan cerita yang pastinya UKE/BOTTOM/SUB HENDERY jangan salah lapak ya