Spesial Ten ultah.
...
Yangyang masih mengamati Guanheng kecil yang tidur. Sangat menggemaskan dengan pose anehnya. Sesekali bocah kecil itu tersenyum dalam tidurnya. Yangyang ingin sekali menciumi Guanheng kecil, tapi yak ingin membangunkan si bocah. Rasa gemasnya perlu ia tahan sekuat tenaga.Siapapun juga pasti gemas dengan Guanheng kecil kan? Kalau kalian tidak setuju, ayo kita kelahi.
"Apa dia bangun?"
Yangyang menoleh, mendapati Lucas setengah telanjang tertutup handuk. Lantas menjawab dengan gelengan. Ada helaan nafas, begitu kecewa.
"Aku merindukan Hendery, memang aku menyukai Guanheng kecil. Dia menggemaskan dan lucu. Aku benar-benar merasa punya seorang adik, tapi aku ingin Hendery kembali normal."
Lucas paham betul apa yang dirasakan temannya ini. Semua juga merasakan rindu pada teman mereka itu. Mereka berharap agar Guanheng bisa kembali normal.
"Uhm.."
Guanheng terbangun. Memanjangkan tubuhnya seperti kucing. Memperhatikan Lucas dan Yangyang dengan masih mengucek matanya. Yangyang tersenyum melihat kakak kecilnya terbangun.
"Haii."
Guanheng menyapa dengan senyum lebarnya. Senyum yang mampu bersaing dengan sinar mentari pagi ini. Cerah, hangat dan manis. Guanheng mereka seperti matahari kecil.
"Yangyang, tolong ajak main Guanheng sebentar. Aku akan ganti baju."
Guanheng sudah digandeng oleh Yangyang keluar kamar. Menghampiri Ten dan Kun di ruang tengah. Ten yang sedang menggendong kucingnya segera dikhianati begitu saja. Para peliharaan sudah menjadi mode posesif pada Guanheng kecil. Bella menjilat pipi Guanheng, sementara Louis merebahkan diri berbantal paha Guanheng.
"Wah, bocah ini menjadi favorit semua orang."
"Ten Ten!"
Ten menyerahkan sebuah buku anak-anak. Buku favorit Hendery, penuh warna dan bisa mengeluarkan suara. Ten tau bocah itu tak bisa membaca dengan benar. Tiap kali diajarkan membaca Guaheng akan selalu kabur menemui Yangyang di kamar.
Guanheng menerima buku tersebut tidak lupa katakan terima kasih. Ten melihat bocah itu membolak-balik demi lembar untuk menunjuk pada objek, sementara Kun menjawab objek apa itu. Ten duduk mendekat pada Guanheng, lalu menekan tombol suara. Bocah tersebut menatapnya garang, sedang merajuk dengan memberikan Ten punggung kecilnya.
"Hey kau ini pelit sekali, aku yang membuatkanmu susu kemarin malam."
"Ucas!"
Guanheng memanggil Lucas, merentangkan tangannya ingin digendong. Ten masih ingin mengganggu Guanheng. Jadilah ia berpura-pura hendak menjauhkan Lucas dari Guanheng.
"UCas!"
Guanheng marah besar. Berdiri di atas sofa dengan kedua tangan terlipat pada pinggangnya. Alisnya bertaut dan memasang pose galak. Kali ini telunjuknya bergoyang saat menunjuk Ten.
"Ucas no no!"
"Yah, tapi Lucas sudah mandi. Guanheng tidak boleh mendekat bau asem."
"Ucas!"
Bocah itu mencebik kesal dan mulai berair. Ten terpikal dan membiarkan Lucas menggendong pangeran kecilnya. Ten masih ditatap tajam oleh Guanheng. Kali ini kedua telapak kecil Guanheng sudah berada di pipi Lucas. Membuat Lucas menatapnya penuh keheranan.
"Ada apa Guanheng?"
Mereka berkumpul disana, dan memusatkan perhatian pada si bayi yang diam. Bagai tersambar petir di siang bolong. Guanheng mencium bibir Lucas secara spontan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hendery Uke -!!
Fanfictionini hampir sama kayak book lainnya. kumpulan cerita yang pastinya UKE/BOTTOM/SUB HENDERY jangan salah lapak ya