Mark x Dery

250 22 5
                                    

Malam dipenghujung semester adalah yang terburuk. Terlebih bagi sepasang kekasih dengan prodi berbeda. Dikejar tempo pengumpulan tugas praktikum hingga jadwal rapat, menyisakan rindu teramat yang terbayar via panggilan video.

Mark tersentak kaget dalam tidurnya. Mengejutkan Yuta dan Kun dihadapannya. Nafas dalam dilakukan si blasteran itu agar lebih tenang, mencoba mencerna realita dan mimpinya yang seakan berkebalikan.

"Bro, aman?" Tanya Yuta perlahan sambil menyodorkan minuman botol. Diterima Mark dan langsung tandas. Menghambat rasa lega kedua kakak tingkatnya itu.

"Kenapa?"

"Cuman mimpi ditinggal sama Hendery, bohong kalau ga nyesek. Rasanya dakit banget."

Yuta berdecih, lagipula dia sudah memperingatkan Mark untuk segera menemui pacarnya itu. Sementara dianggap lalu oleh yang lebih muda.

"Mungkin, Hendery juga kangen sama kamu Mark. Gih, mumpung besok libur ajak kencan." Saran Kun segera diangguki oleh Mark. Tidak lagi ia ulangi untuk menunda waktu temu kencan dengan pacarnya itu.

Diraihnya ponsel lipat miliknya. Mengotak atik aplikasi pesan. Penuh harap, pacarnya masih terjaga. Takut malah mengganggu si manis yang tidur ataupun sibuk dengan tumpukan revisi proposal.

Hendery Farmasi B

Sayang, masih ngerevisi?

Hi, udah selesai tadi
Ada apa?
Kamu jarang chatt jam segini, semua aman kan?

Sayang, apa bisa kita ketemu barang sebentar saja?
Waktunya masih belum terlalu malam

Tentu, apa perlu aku pergi menemui kamu saja?
Mark, semuanya baik-baik saja?
Kamu terdengar buruk

Tidak perlu, kita bertemu di depan mini market saja.
Kamu tidak keberatan kan?

Tentu tidak, seharusnya aku yang bertanya seperti itu
Aku akan bersiap dengan jaket dan celana panjang, beri tahu aku jika sudah disana

Aku akan berkendara dengan hati-hati, jadi jangan khawatir
Sampai jumpa sayang
Read

Mark tak lupa merapikan kembali barangnya, tinggal di kontrakan yang sedikit memakan jarak dari sang pacar memang sedikit merepotkan. Tak lupa berpamitan pada Kun dan Yuta. Kembali mengecek barang bawaan sebelum tancap gas menemui Hendery.

Sesaat setelah sampai segera ia mengirim pesan. Meraih beberapa makanan ringan dan air untuknya dan sang pacar. Jantungnya terpacu lebuh cepat, seakan menanti hari ini dari jauh hari. Hari spesial  bertemu sang pacar.

Itu dia, Hendery, pacarnya. Berada di seberang jalan. Tersorot lampu jalan dengan pencar sinar kuning temaram. Masih sama rupa manisnya, masih sama rasanya, masih sama degupnya.

"Hi, maaf menghubungi selarut ini."

Hendery membungkus apik raut khawatirnya dengan senyum manis. Mengabaikan permintaan maaf pacar bulenya. Memilih mengulurkan jemarinya untuk mengelus pipi tirus Mark. Mencoba meyakinkan pacarnya bahwa kedepannya akan baik-baik saja.

"Aku bermimpi buruk, disana aku melihatmu dengan pria lain. Aku tersentak kaget. Maaf atas tingkahku barusan."

"Mimpimu jelek sekali, pasti deretan rumus menyebalkan itu membuat pacarku mimpi buruk."

Keduanya masih sama, mencoba membangun komunikasi yang baik diantara dua orang yang saling mencoba dalam hubungan. Masih menyimpan degup rasa yang sama. Dalam teras mini market waktu larut malam, masih ditemani sosis bakar dan susu vanila.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hendery Uke -!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang