winwin x dery

405 44 7
                                    

Pernah ga kalian kangen banget sama pacar kalian sendiri, sampai rasanya pengen banget nyekek orang?!
Yap, itu yang dirasakan Hendery sekarang. Berpisah jauh lantaran turnamen basket antar provinsi membuatnya dan si setengah belahan jiwanya terpisah. Memang sedikit berlebihan anak SMA ini.

Di kamar Hendery tentunya ada dua orang yang terus menempel sejak pulang sekolah. Mereka bahkan meminta menginap yang langsung ditolak oleh Mama Hendery, srbab besok pagi masih harus ke sekolah.

"Tatuhan besok pasti banyak yang makin klepek-klepek sama anak basket."

"Ya jangan dong, cowokku nanti direbut gimana!"

"Bentar cowok yang mana?"

Yangyang tertawa terbahak, benar juga yang dikatan oleh Dejun. Hendery sempat dekat dengan Lucas. Kabar angin, Lucas mendekati Hendery untuk sekedar main-main saja. Sementara sekarang Hendery juga dekat dengan Winwin. Kakak kelasnya yang ikut turnamen basket.

"Ya siapa lagi kalau bukan Ko Win."

Suara Hendery memelan diakhir kalimat. Dia langsung bersembunyi di bawah selimut menghindari selidik Dejun dan Yangyang.

"Heh, kapan jadiannya?"

"Pasti belom kan, halu banget pacaran sama Koko Win. Kalau depresi ditinggal Lucas mah mending nonton anime aja."

"Beneran kok, kenapa ga percaya sih?!"

"Hadeh, udah mah kita pulang aja. Orang halu ga boleh ditemenin."

Dejun dan Yangyang segera mengemasi barang mereka. Membantu Hendery merapikan kamarnya sebelum bergegas pulang. Hendery mengantar mereka sampai gerbang. Mereka bergegas pulang sebelum kemalaman.

"Hati-hati ya, besok langsung ke sekolah aja. Jadwal piket wajib dateng pagi, ogah banget ditagih denda sama Jijel."

Mereka mengangguk dan pergi begitu saja. Hendery bergegas masuk. Tapi seseorang di ujung jalan menarik perhatiannya. Tinggi, sedikit kurus dan sangat seram.

Seakan terpaku, tubuhnya tak hisa bergerak. Ludahnya tertelan dengan sangat pelan. Kakinya gemetar. Matanya terus tergokus pada sosok itu, takut-takut perampok ia hanya bisa berdoa dan nantinya menjerit. Akan lucu jadinya, dirampok saat mengantar temannya pulang.

"Hai!"

Tidak, bukan perampok. Itu Winwin.

"Heh! Disapa itu jawab, kamu kemasukan penunggu pohon asem?"

Hendery segera menggelengkan kepala. Merasa aneh. Tidak mungkin Winwin yang jauh tetiba berada di depannya. Pasti ini kehaluannya yang makin jadi. Benar kata Jun, mending nonton anime.

"Apa sih kok diem aja, ini aku beneran lho!"

Winwin mencubit pipi Hendery. Barulah si pemilik pipi tersadar, ini bukan mimpi ataupun halu semata.

"Ko, kenapa disini? Tapi kan besok ada jadwal tanding."

"Masih ada waktu sebelas jam buat turnamen basket, tadi sempet lihat di maps ternyata ada kereta yang bisa berangkat malam ini dan tujuannya dekat rumahmu."

"Effort banget."

"Iya lah!  orang lagi kangen, ga apa-apa cuman ketemu sebentar. Yang penting sudah ketemu Dery. Maaf ya ga sempet ganti baju, bau keringat."

"Apasih, cowokku masih ganteng. Hehe aku kangen juga."

"Kalau kangen terus kenapa itu chattku dianggurin?"

"Kupikir karena sudah malam waktunya Ko Win istirahat. Jadi ya chattnya masih tersimpan baik di ponselku."

Winwin memeluk Hendery. Lega rasanya melihat pacar kecilnya baik-baik saja. Rasa rindu memang menyiksa. Semoga saja setelah turnamen selesai, ia bisa mengajak Hendery berjalan-jalan lebih lama.

"Ayo kuantar ke stasiun, kereta terakhir sebentar lagi datang."

"Tidak perlu, aku bisa kesana sendiri. Ingat ya, ini sudah malam. Nanti kalau ada apa-apa di stasiun bagaimana,"

"Makanya biar tidak sendirian dan memastikan tidak akan ada apa-apa, biarkan aku ikut."

Hendery terlonjak kaget, Winwin yang terkenal pemalu menciumnya. Iya menciumnya. Strategi darimana untuk mencium pacarmu bisa membuatnya berhenti ngomel. Hendery akan mencari tau siapa yang mengajari kekasihnya ini.

"Begini saja, temani aku via vidcall saja oke! Sudah ya, selamat malam pacar."

Heh! Salahkan Winwin yang langsung pergi setelah mengecup pipi Hendery. Sungguh tega, membiarkan Hendery dengan degup jantung seperti habis berlari marathon.

Hendery bergegas mengunci gerbang, menutup pintu dan tirai, berlari menuju kamarnya. Menunggu  dering telepon dari kekasihnya.

"Hehe, aku sudah sampai di stasiun lihatlah keretanya juga sudah sampai. Pergi tidur sana."

"Tidak, aku akan menemani Ko Win sampai masuk ke kamar tempat asrama."

Mereka terus melakukan panggilan video, sampai Winwin masuk kamar dan ditanyai oleh roomatenya kenapa keluar begitu lama.

End

Dejunaa dan 103 lainnya menyukai postingan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dejunaa dan 103 lainnya menyukai postingan

Winaarwin pwety boy

Tampilkan komentar lainnya

Dejunaa ga halu ternyata

Kunmakun Cie ngepost ayang

Jaejaehyun Oh pantes tadi ditanya hah-hoh mulu kayak keong, lagi telepon ayang

Hendery Uke -!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang