Chapter 9 : Pemakaman

1.7K 217 76
                                    

Jujur saja madam red merupakan salah satu chara favorit author jadi agak disayangkan madam red ninggoy

Gara-gara ini author jadi sedikit kesal sama tuh cabe rawit (Grell) yang sudah membunuh madan red tanpa alasan yang jelas

Happy Reading (ノ*>∀<)ノ♡









Matahari terbit dengan cerahnya di langit

Berbeda dengan suasana duka pemakaman yang mau berlangsung

Cling

"Apa semuanya sudah siap undertaker?" tanya ananti masuk ke dalam toko undertaker

"Tentu saja, aku selalu melaksanakan perintah earl dengan cepat" ucap undertaker

"Tampaknya kau sendiri juga sudah siap" ucap undertaker melihat ananti memakai gaun hitam khas berduka

"Tampaknya kau sendiri juga sudah siap" ucap undertaker melihat ananti memakai gaun hitam khas berduka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana petinya?" tanya ananti

"Sebelah sini"

Undertaker membimbing ananti ke peti mati yang di dalamnya ada jenazah madam red yang sudah di hias dan di penuhi bunga lily putih

"Lihat? aku sudah membuatnya secantik mungkin khu khu khu~"

".........." ananti diam menatap jenazah madam red yang terlihat seperti sedang tertidur pulas saja

Pof

Ananti membuat bunga mawar merah di telapak tangannya

"Warna putih tidak cocok dengan anda" ucap ananti menaruh bunga mawar itu ke telinga madam red

"Yang cocok dengan anda hanyalah warna merah yang melambangkan keberanian, semangat, dan gairah"

Cup

Ananti mencium kening madam red "Sayonara madam red"

"Tampaknya kau berempati padanya ya" ucap undertaker melihat tingkah ananti

"Entahlah" gumam ananti

"Warna rambutnya mengingatkanku dengan rosalia obaa-san jadi tanpa sadar aku........" batin ananti

"Jarang sekali melihat iblis mempunyai empati pada manusia ah aku lupa kalau kau itu setengah iblis" ucap undertaker terkesan mengejek

"Memangnya kenapa kalau aku bersimpati?" ucap ananti menghela napas

"Oh ya kalau tidak salah kau lahir dengan jiwa dan perasaan kan?" ucap undertaker

"........."

"Iblis yang lahir dengan jiwa dan empati bukankah itu rasanya seperti kutukan?" ucap undertaker

".........."

"Entahlah, bagiku itu bukan sebuah kutukan karena itu merupakan warisan dari ibuku. Itu yang membuatku berbeda dari iblis lain dan aku bangga pada itu" ucap ananti

The Maid Is Incredible {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang