chapter 8

30.9K 3.2K 128
                                    

Vote nya jangan lupa ^^

.

.

.

Tidak terasa, berbulan-bulan telah berlalu.

Dan kini hubungan Justin dan Daniel sudah mulai semakin dekat.

Atau bisa dibilang, Justin mulai menerima kehadiran Daniel didalam hidupnya.

Untuk pertama kalinya, dia benar-benar membuka hatinya untuk seorang laki-laki dominan.

Jika sebelumnya Justin selalu suka bermain-main dengan sebuah hubungan dan tidak pernah melibatkan perasaannya, maka kali ini berbeda.

Dia akan mulai membuka hatinya sedikit demi sedikit untuk laki-laki itu.

Dan semoga keputusannya ini adalah hal yang tepat.

Apalagi kedua orang tuanya juga sudah merestui hubungannya.

Eh hubungan?

Entahlah, tapi Daniel selalu saja mengklaim jika mereka sudah menjadi sepasang kekasih.

Justin yang pada dasarnya tidak terlalu peduli pun akhirnya hanya membiarkan laki-laki dominan itu bertindak sesuka hatinya.

Toh jika dia larang juga tidak ada gunanya.

Laki-laki dominan itu tetap tidak mendengarkan perkataanya.

Seperti sekarang ini.

Padahal Justin sudah bilang jika nanti saat kelas pertama selesai, Daniel tidak udah datang ke kelasnya.

Tapi tetap saja laki-laki gila itu mendatangi kelasnya.

"Aku kan sudah bilang untuk jangan datang ke kelasku, kau ini tidak mengerti bahasa manusia??"

Sementara yang diocehi hanya menunjukkan cengiran bodohnya.

Hingga membuat Justin menjadi kesal sendiri.

"Hai, sayang."

Sial.

Kini kekesalannya jadi semakin bertambah saat mendengar panggilan menjijikkan dari pria lain yang ada dibelakangnya.

"Kenapa kau menjadi pemalu saat melihat kami, sayang?" ucap pemuda yang ada dibelakang Justin sambil mencolek pundak Justin.

Hingga membuat sang empu ingin membakar mereka semua hidup-hidup.

"Jauhkan tangan kotormu dari pundak kekasihku, sialan." desis Daniel tajam sambil mencengkram kuat jari-jari pemuda yang tadi menyentuh Justin.

"Pft...kekasih?? Kau berhalusinasi atau bagaimana?? Ah aku tahu, sepertinya kau terlalu banyak menggunakan narkoba hingga menyebabkan gangguan presepsi muncul pada dirimu."

(Note: gangguan presepsi adalah salah satu dampak narkoba yang bisa menimbulkan halusinasi dan ilusi.)

"Cih, kau tanya sendiri saja pada Justin jika dia memang kekasihku."

"Sayang, kau dan si setan neraka ini benar-benar menjadi sepasang kekasih?"

"Hm."

"Sial, kau pasti mengancamnya kan?!!"

Daniel yang tidak terima dituduh seperti itu pun menjadi emosi dan kesal.

Apa-apaan pria bajingan gila itu??

Padahal dia mendapatkan Justin karena usaha dan perjuangannya selama berbulan-bulan ini, dan bukan dengan ancaman.

"Jangan menuduhku, brengsek!"

"Hei hei!! Jangan membuat keributan disini! Dan dengarkan ini baik-baik Jerry, aku dan Daniel menjadi sepasang kekasih karena keinginanku sendiri---

Menarik tangan Daniel,

---dan bukan karena ancamannya. Mari kita pergi, Kudanil."

"Argh, brengsek. Lihat saja Justin, aku pasti akan mendapatkanmu bagaimana pun caranya."

Dan seringai iblis tercetak jelas di wajah laki-laki yang di panggil Justin 'Jerry'.

Ah ya, dia adalah Jerry Richard.

Anak dari salah satu donatur terbesar di kampus itu sekaligus pebisnis sukses di kota itu.

Dan karena itu juga Jerry menjadi besar kepala dan angkuh karena dia merasa selalu berada diatas segala-galanya.

Padahal kekuasaannya jauh dibawah orang tua Justin.

Yakni Jeffry Dominic.

Dan Jayden Dominic.

________________

Sementara itu, ditempat lain.

Kini nampaklah Justin dan Daniel yang sedang berada di taman kampus itu.

"Brengsek, Jerry anak peler. Kenapa semua orang di dunia ini sangat menyebalkan?!!"

Daniel yang mendengar ocehan Justin pun tersenyum singkat lalu memeluk kekasihnya yang sedang emosi itu.

Berharap dapat meredakan emosi pemuda cantik itu dengan pelukannya.

"Jangan marah lagi, sayang. Sudah biarkan saja, lagipula dia tidak penting. Jadi, jangan membuang-buang tenagamu untuk memarahinya."

"Tapi kan---"

"Sssttt, tidak apa-apa. Mau ikut aku ke suatu tempat, hmm? Hanya ada kita berdua. Aku ingin menghabiskan waktu bersama denganmu disana."

"Kemana?"

"Ke suatu tempat yang aku jamin dapat membuatmu lebih tenang. Mau, hmm?"

Dan Justin yang memang pada dasarnya sedang kesal pun memilih untuk mengikuti Daniel saja.

Sekali-sekali dia ingin membuat pemuda dominan itu bahagia.

"Baiklah, mari ikut aku sayang." jawab Daniel lalu dia pun memeluk pinggang Justin dengan sensual dan membawa anak itu pergi ke suatu tempat bersamanya.

Oh, dan jangan lupakan seringai yang nampak jelas di wajah tampannya.

Tapi sialnya Justin tidak menyadari seringai licik itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
TBC.
Hahaha maaf bgt ya baru update, soalnya kemarin aku lagi ada masalah.

Dan baru bisa ngeupdate yang 'Endless Illusion'.

I'M YOURS TO TAME {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang