chapter 11

27.2K 3K 187
                                    

Vote nya jangan lupa ^^

.

.

.

Tidak terasa.

Menit demi menit telah berlalu.

Dan kini nampaklah Justin yang masih setia berbaring ranjang yang ada didalam bangunan tua itu.

Dengan rantai yang masih melilit tangan, kaki, dan lehernya.

Serta bom waktu yang tetap menempel pada tubuhnya.

Dengan sisa waktu kurang dari 10 menit.

Meskipun begitu, Justin tetap berharap akan ada yang menyelamatkannya.

Karena mau bagaimana pun, Justin tidak ingin mati begitu saja ditempat sialan ini.

Dia masih ingin membahagiakan orang tuanya.

Dia masih ingin menggapai cita-citanya.

Dan dia masih ingin menikah dengan orang yang dia cintai, meskipun dia masih belum bertemu dengan cintanya itu.

__________

Tit

Tit

Tit

Waktu demi waktu terus berlalu.

Namun ternyata semuanya sama saja.

Tidak ada yang datang untuk menyelamatkannya.

Hingga membuat Justin tanpa sadar meneteskan air matanya pilu.

Ternyata hidupnya benar-benar akan berakhir sekarang juga.

Padahal dirinya masih belum merasakan apa arti kebahagiaan, tapi ternyata dia  tidak punya kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan itu.

Jika dipikir-pikir, kenapa dunia sangat kejam kepadanya?

Apakah selama ini penderitaan yang dia rasakan masih belum cukup?

Hidup sendirian sedari kecil tanpa adanya sosok orang tua.

Dan kini saat dia sudah mendapatkan kasih sayang dari orang tua barunya malah dia yang akan diambil oleh tuhan.

"Ah, mungkin dari awal aku memang tidak pantas untuk hidup." ucapnya yang diiringi dengan senyuman singkat diakhir kalimatnya.

Bukan, itu bukanlah senyuman kebahagiaan.

Namun senyuman yang menyiratkan sejuta luka yang mendalam.

Senyuman yang menyimpan banyak sekali rasa sakit.

Dan senyuman yang menggambarkan betapa pahitnya alur kehidupannya.

Namun tiba-tiba,

Brakkk

Pintu ruangan itu didobrak oleh seseorang dari luar.

I'M YOURS TO TAME {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang