Parjo dan Gopar yg merasa pernah mencicipi Linggar saat penggrebegan kembali mencari gadis itu ke rumah kosong yg ditinggalkan pak Mul. Mereka berdua yakin jika gadis bau kencur itu telah lari pulang ke rumah bersembunyi entah dimana. Parjo sudah bawa pentungan kayu, sedang Gopar bawa pisau untuk menakut- nauti gadis itu.
" Keenakan pak kades udah ngicipi tempik Linggar. Kamu mah udah nduleki semalem di bale." kata Gopar.
" Udah..pokoknya malam ini kita berdua pesta. Ntar kalo ketemu, aku duluan sejam, baru kamu." kata Parjo.
" Kita lihat saja di rumah ada siapa saja. Kan ada Nurjanah di dalam rumah sendiri tidak ada bapak dan kakaknya yg ikut keciduk." kata Gopar.
" Wah asyik dong kita pesta nih. Kamu nanti yg kerjain Nurjanah, aku Linggar saja.'" kata Parjo yg mempercepat langkahnya melompat pagar rumah gadis itu. Mereka langsung masuk pintu rumah yg cuma ditutup agak terbuka sedikit.
Dua pemuda itu langsung masuk sambil berteriak memanggil nama gadis yg dicari.
" Linggar..kamu jangan takut, aku akan melindungimu." kata Parjo.
" Dimana kamu sayang ?"
Gopar ke dapur mendengar suara tangisan gadis itu di dalam kamar mandi. Ia sambil tertawa melangkah dan mendorong pintu kamar mandi. Goparpun menemukan Linggar sedang berdiri di pojok kamar mandi membelakanginya. Gopar langsung menarik tangan gadis itu.
" Ayohlah..kita main bentar "
Namun betapa kaget Gopar ketika Linggar menoleh berwajah tengkorak dengan kedua tangan mencengkram leher Gopar dan membenturkan ke tepi bak air beton itu hingga bertubi- tubi." Bukk prekk prokk !!"
" Aaaaachh..aaaaacchhh.."
Gopar tewas dengan kepala pecah dibenturkan bak beton dalam kamar mandi. Sedang Parjo yg mondar - mandir mencari Nurjanah ke dalam kamar kosong, kemudian berlari ke dapur melongok ke dalam sumur timba. Namun ia melihat ada bayangan Nurjanah di dalam sumur. Parjopun bergegas mencari tambang untuk menarik tubuh Nurjanah yg bersembunyi di dalam sumur.
Baru saja ia menoleh ke belakang, Nurjanah sudah berdiri di dekatnya sambil marah2 dengan wajah yg rusak berdarah.
" Mau apa kamu cari2 aku ?" kata gadis yg berwajah remuk itu sambil menangkap tangan Parjo dan mendorong masuk ke dalam sumur. Tenaga Nurjanah tiba2 lebih kuat dari Parjo yg meronta dan melawan tak mampu. Akhirnya Parjo terguling kecebur sumur yg sudah kering itu.
" Grobraakk !!"
" Aduuuhhh... tolooong !!!"
Jeritan Parjo yg sangat keras tak terdengar oleh siapapun karena sebenarnya rumah itu sudah kosong selain setan2 suruhan Dananjoyo untuk melenyapkan siapapun yg telah mendzolimi Linggar.
Esoknya polisi memeriksa rumah kosong yg telah memakan korban 3 warga yg semua telah menganiaya dan mempermalukan Linggar. Tak ada bukti2 penganiayaan selain tubuh Gopar yg ditemukan tenggelam di bak mandi. Berita yg tersebar para korban mati karena bunuh diri. Linggar dan Nurjanah yg tinggal di rumah om Dananjoyo merasa takut pulang ke rumahnya yg kosong. Mereka sudah berlindung dalam rumah omnya dengan aman. Tapi Nurjanah tidak berani keluar rumah hingga akhirnya om Danan mengajak mereka pindah ke Jakarta.
" Kalian kan sudah lulus sekolah, kalian bisa aku carikan pekerjaan agar hidup aman di Jakarta. " kata om Dananjoyo sambil mengusap dada Nurjanah. Linggar sebenarnya suka hidup di desa, tetapi sejak peristiwa itu ia merasa malu dan takut sehingga menerima putusan pakdenya.
*****
Linggar ditawari kerja di cafe milik om Dananjoyo di daerah Kebayoran Baru. Linggar senang dijadikan admin di situ karena banyak pengunjung yg rata2 anak muda sebaya yg datang untuk bersenang- senang. Sedang Nurjanah menunggu om Dananjaya menggantikan posisi Tante Tri yg meninggal karena stress. Nurjanah sudah bahagia menjadi isteri om Danan yg sangat menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK JADAH
ParanormalKUMPULAN CERITA DEWASA. PERINGATAN KERAS ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA NOVEL INI . KONTEN DEWASA,