PART : 17

481 4 0
                                    

Seperti panti asuhan saja rumah Jojon bila sedang berkumpul dengan ponakan dan anak tetangga yg semua gadis remaja kecil. Nadin dan Nurjanah itu teman sekolahnya banyak yg suka main ke rumah karena suka dibagi bakso oleh Jojon. Fatin dan Lia yang teman sekolah Nadin baru klas 5 tapi mereka bongsor. Fatin suka mengintip bagian dalam sarung Jojon yang tidak pernah pakai kolor. Fatin hanya tertawa cekikikan sambil berbisik ke telinga Lia.

"Hihi hihi hihi.. baksonya pakde Jojon kelihatan tuh" kata Fatin sambil melirik ke bawah perut Jojon yg duduk di depannya. Lia ikut melirik dan benar melihat tidak cuma bakso coklat, tetapi juga sosis yg besar. Nadin dan kawan- kawannya tidak malu tapi malah memburu tiap istirahat pulang bertemu dengan Jojon. Bahkan mereka suka numpang pipis di toilet Jojon yg jadi satu dengan dapur. Jojon sengaja gak pakai kolor kalau ponakannya pulang sekolah. Apalagi sekarang bawa teman2 nya yg pengin ngerasain bakso.

"Teman2 jangan bilang ke orang2 ya kalau kita liatin bakso dan sosis pakdeku" kata Nadin kepada temannya yg datang. Nadin malu kalau dikatain pakdenya gila. Padahal sebenarnya Nadin yg ngajak teman2nya main ke rumah untuk liat bakso. Saskia juga..yg pulang sore malah sengaja ikut nimbrung adiknya pegang burung pakde Jojon.

"Pakde jangan marah ya, Kia kangen mau pegangin burungnya nih" kata Saskia yg datang2 langsung memeluk pantat Jojon dan remas burungnya. Tentu saja Nadin melongo ngeliat kakaknya seronok gitu.

"Nggak gitu Sas, pakde malu diliat teman2mu." kata Jojon sambil menepis tangan remaja klas 6 itu.

"Kalau gak boleh, aku mau bilangin ibuku biar pakde Jojon diomelin " ancam Kia. Jojon tentu sangat takut jika rahasianya disebar Kia kepada ibunya dan tetangga.

"Het.. gak boleh gitu dong yaudah Kia bebas kok mau pegang burung pakde tapi pintunya ditutup dulu" kata Jojon. Kia senang bukan main dibolehin operasi burung Jojon. Duda setengah baya itu senangnya bukan main bisa ngobel tempik remaja kecil yang imut2. Nadin dan Kia peringisan ketika kacangnya dipijit Jojon dengan gusinya.

"Hhhhh... hhhhh.. geli atuh pakde... hi hi hi hi.. enak tapinya." desah Kia.

***

Fatin yang masih teman sekolah Nadin sudah klas 5 dan lulus ngaji iqra. Tapi ia selalu senang mengintip bapaknya yg suka mandi bareng umi. Mulkirik masih muda dan ganteng hingga disukai Umi. Wajah Fatin juga persis emaknya karena cinta Umi pada Mulkirik. Mulkirik tampak sangat mesra menggosoki pinggul istrinya yg putih semok. Begitu pula Umi juga sangat senang menyepong burung suaminya yg besar dan panjang. Fatin sungguh ikut terangsang melihat adegan orang tuanya di dalam kamar mandi. Fatin ikut meraba dadanya yg masih rata dan memijit kacangnya hingga peringisan kegelian. Fatin jadi teringat burung Jojon pakde Nurjanah yg juga besar. Wah enak sekali ya kalau bercinta dengan pakde Jojon. Batin gadis kecil itu. Tapi pakde Jojon kan udah tua. Kalau ayahnya masih muda dan ganteng.

Ah, papa. Igau Fatin ketika tidur bersama kakak Lia dan bungsu Latif. Fatin kaget ketika tangannya sudah berada di balik celana Latif adiknya. Burung Latif masih kecil karena sedang tidur dan tidak kena Strom dipegang kakaknya. Dalam mimpi, Fatin sedang meraba burung ayahnya yang besar dan tegang seperti yang diintip di dalam kamar mandi. Tentu saja ayahnya merasa keenakan burungnya dikocok hingga tegang dan keluar dari sangkarnya. Ia pikir istrinya yg melakukan karena kemarin seharian ngurusin sawah tidak sempat bercinta. Tapi begitu ia buka mata, ternyata putrinya yang berangkat remaja kecil itu yang merem melek meremasi burungnya.

"Eh apa2an kamu ?" kata Mulkirik menepiskan tangan Fatin. Remaja itu tersenyum malu sambil pindah duduk turun dari ranjang.

"Siapa yang ngajarin jorok begitu?" kata Mulkirik marah. Tapi Fatin tertawa cekikikan.

"Emang nggak boleh?"

"Tidak boleh kamu pegang barang siapapun selain suamimu"

"Lhah aku kan masih kecil, mosok suruh kawin" seloroh Fatin. Mulkirik marah hingga menghukum dengan tidak boleh main di sore atau malam hari.

Fatin yang sudah ketagihan melihat burung Jojon akhirnya mengajak Nadin dan Lia teman ngajinya main ke warung Jojon sepulang sekolah.

"Cantik! yuk ke warung pak Jojon yuk." ajak Fatin kepada Cantik. Cantik senang diajak Fatin karena ia juga senang menonton burung Jojon yg besar dan aneh.

"Ayuk..mau beli jelly aku"

"Aku juga."

Jojon menyuruh anak2 untuk masuk ke dalam warung kalau ingin melihat atau memegang burung. Jojon takut kalau ada orang dewasa yang melihat aksinya. Sekalipun tidak menyentuh dompet gadis kecil itu, tapi aksi Jojon terbilang pelecehan. Jojon senang bukan main jika burungnya dilihat dan diremas gadis2 kecil itu. Jojon memang punya penyakit exibisionist atau suka pamer burung kepada gadis kecil.

***

Kelakuan Kia jadi beda dari biasanya. Hari itu ia sudah pulang bersama Fatin dan Cantik langsung kumpul di rumah Kia.

"Kita buka baju yuk.. liat video bokep di hp." kata Kia yg mulai buka celdam dan baju seragam hingga bugil. Nadin juga buka celdam sambil colmek kek di video hp.

"Hi hi hi hi enak tau" kata Nadin yang sudah memijit klitornya sendiri.

"Jilatin dong kayak pakde Jojon tuh.. " kata Kia.

"Nggak mau ah bau." kata Nadin.

Orang tua pasti tidak curiga jika anaknya aman kumpul di dalam rumah, padahal mereka sedang meniru perbuatan orang dewasa yg tidak pantas. Bahkan yang mengerikan gadis belia itu sudah ketagihan ingin melakukan perbuatan mesum itu sebagai hiburan gratis yg melupakan kesedihan karena miskin. Kia yg sudah merasakan nikmatnya orgasme hanya dengan colmek tidak menimbulkan kerugian atau kehamilan merasa bahagia. Kalau cuma melihat burung Jojon sudah senang, dan Jojon tidak marah, kenapa tidak. Tak disangkal bila perbuatan mereka yg sering dibiarkan membuat mereka salah asuh jadi lesbian atau sex menyimpang.

Memang tidak ada efek buruk pada fisik cewek bila cuma memandang atau memegang kelamin lelaki dewasa, tetapi secara psikis, anak itu jadi rusak moral. Ia selalu ingin melihat dan nyepong kalau perlu untuk memenuhi kebutuhan batin menghindari kesulitan hidup yg bikin stress. Nadin saja suka menghendap- endap ngintip pak Jojon saat tunggu warung menyingkap sarung hingga terlihat burungnya yg besar penuh pesona. Nadin dan Saskia sudah terlanjur biasa menikmati keindahan kelamin lelaki dewasa jadi ketagihan ingin menikmati setiap ada waktu.

"Nggak usah ngintip, masuk saja sini.." kata pak Jojon yg melirik keberadaan dua anak tetangganya dibalik pintu. Saskia makin berani saja memegangi burung Jojon yang sudah tegang itu. Meremas dan mainin biji salak berdua dengan Nadin sangat nikmat.

"Hi hi hi lucu burungnya ya Din " bisik Saskia saat meremas batang jagung itu makin tegang dan keras.

"Kamu suka cerita pada ibumu kalau datang ke rumahku melihat titit ya?" tanya Jojon tiba2 .

"Enggak..gak pernah kok" jawab Saskia sambil meremas titit Jojon.

"Kenapa kamu suka ngeliat punya pak Jojon?"

"Ya suka saja..emang gak boleh?" tanya balik Nadin.

Jojon tersenyum dengar kata Nadin yg ternyata suka melihat dan meremas titit milik Jojon.

"Gemes tau, aku suka pijit dan mainin burung pakde yg lucu hi hi hi" kata Saskia yang mulai menyepong. Enak tau, disedot tititnya hingga muntah sperma. Jojon menikmati itu setiap hari Kia pulang sekolah sudah memegangi titit pakdenya.

ANAK JADAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang