PART : 14

638 1 0
                                    

Berita pulangnya Linggar ke kampung sudah sampai ke telinga pak kades yg baru Sipur. Sipur yg dulu cuma RW kini jadi kades tentu punya banyak uang dan teman sehingga niat jahatnya ingin meniduri gadis cantik Linggar kembali kambuh. Ia dulu juga ikut melecehkan Linggar saat dibawa ke baledesa karena dianggap kena kutukan setan. Sipur sempat kabur keluar kota ketika diburu Mbah Dananjoyo kakek Linggar yg dukun sakti itu. Kalau gadis itu sekarang pulang pasti tambah cantik karena sudah dewasa. Kata Sipur dalam hati.

"Linggar pulang dari Jakarta pak." kata Yanis sambil mengacungkan tangan memberi kode porno kepada Sipur.

"Bener nih? Kita kesana kapan? Nanti sore ya.?" kata kades Sipur. Senangnya Sipur karena terbayang ia akan bisa kembali menikmati keindahan tubuh Linggar yg masih sangat muda. Tentu sangat legit barangnya dibanding istrinya yg sudah usia 45 tahun. Upik anak Sipur curiga kalau ia dulu pernah ngobok- obok Linggar waktu dibawa ke Baledesa, Upik yg teman Linggar tentu malu jika ayahnya dikenal suka mainin cewek. Tapi ia hanya bisa wea saja kepada Linggar bila ayahnya datang ke rumah, kontek saja Upik akan datang ke rumah.

Sipor datang ke rumah Linggar tidak sendiri. Ia bersama bayan Pekoh dan Pardi Dongok bawa Jeep Rubicon.

"Tet tet tet.." klakson Jeep buatan China itu terdengar parkir di depan rumah pak Mul. Linggar yang sudah 3 hari tinggal di rumah itu setelah bosen di Jakarta bergelimang harta kaget mendengar suara klakson.

"Linggar... Linggar.." panggil Sipur dengan suara sayang. Sipur memang sudah berubah sikapnya sejak tragedi beberapa tahun silam. Sejak kematian teman temannya yg misterius.

"Oh pak Pur ya." kata Linggar yg akhirnya keluar menjamu Sipor setelah dipaksa pak Mul keluar.

Linggar makin cantik dan seksi ketika menjamu pak kades baru Sipor. Ia tetap sexy dengan daster tipis hingga tembus pandang tubuhnya yg putih mulus dan pusernya yg terlihat. Mata pak kades jalang mengawasi liukan jalan Linggar hingga duduk di depannya dengan kaki mengangkang.

Gila tuh anak celana dalam diobral, bikin gua sange. Kata Sipor di dalam hati.

"Ini ada bingkisan hadiah buat dik Linggar" kata pak kades sambil meletakkan bungkusan kardus berisi sepatu dan duit diatas meja.

"Apa itu pak?"

"Buka aja" kata pak kades. Linggar pun tidak ragu membungkukkan badan mengangkat bungkusan kardus itu hingga terlihat buah dadanya yg menggantung dari celah dasternya. Pak kades dan Pekoh kembali sange melihat buah dada yg kecil tapi sangat menggairahkan.

Linggar sangat kaget membuka bungkusan itu berisi sepatu dan uang segepok.

"Ini buat saya pak?"

"Iya dong, tapi boleh saya numpang ke belakang ?"

"Oh boleh.. silahkan."

"Bapakmu kemana?"

"Ke sawah kali."

Saat Linggar ke dalam kamar menyimpan bungkusan dan uang, pak kades mengikuti dan mengunci pintu dari dalam.

"Ow. Pak kades.." pekik Linggar sambil memegang tangan laki2 itu yg hendak melorot dasternya. Tapi apa daya, kekuatan Linggar yg hanya seorang gadis remaja. Daster yg dipakai terlepas, hingga tubuhnya terbuka, celdam dan kutang juga terlepas jatuh ke lantai. Pak Kades langsung mengangkat tubuh nan polos itu ke atas kasur dan menindihnya. Indahnya dada Linggar yg mengkel dan paha nan mulus dibawah dada pak kades baru Sipor. Tentu saja Sipor merasa dapat lampu hijau saat mengeluarkan burung dari sangkar langsung disambut Linggar dengan desahan lembut. Pasti Linggar takut atau malah ketagihan karena sudah pernah merasakan genjotan Sipor masa lalu. Gumam Sipor dalam hati. Linggar terlihat penuh gairah ketika miliknya yg mulus tanpa tumbuh rumput itu digenjot pak kades.

"Clep!" cuma sekali burung Sipor masuk ke celah rongga gadis belia itu, dan pak kades meringis kesakitan karena burungnya terputus. Kepala burung lenyap entah kemana, yg tinggal hanya biji salak yg berlumur darah. Pak kades sangat terkejut karena Linggar mendadak lenyap dari tempatnya diatas kasur. Pak kades buruan keluar tidak berani menjerit karena malu. Sambil berpincang pincang kades baru itu keluar kamar dan kabur lewat pintu belakang. Pekoh tidak melihat Sipor di dalam kamar kelamaan jadi penasaran melangkah masuk mengintip apa yg terjadi di dalam kamar. Ya ampuun.. ternyata di dalam kamar tidak ada siapa- siapa.
Trus pak kades pergi kemana? Trus Linggar yang tadi keluar bawa minuman masuk ke kamar mana? Pekoh makin ketakutan bila terjadi horor seperti tahun lalu.

"Pak Bayan" suara Linggar tiba2 terdengar dibalik kamar mandi. Bayan Pekoh melongo ketika melihat Linggar sudah berdiri didepan mata tanpa busana sehingga tampak buah dada yg mulus dan apem yg ada dibawah perut gadis itu.

"Udah selesai mandinya?" tanya bayan Pekoh gugup. Linggar tersenyum dan mengangguk. Tentu saja bayan Pekoh langsung bersorak gembira ketika gadis itu memeluknya. Indah dan eloknya tubuh Linggar yg menyentuh dan menekan dada Pekoh membuat bayan itu menggigil sambil melepas kolornya. Linggar seperti kuntilanak yg tertawa cekikikan sambil meraba burung bayan Pekoh.

"Hi hi hi hi.. ini burung emprit pak bayan ya" kata gadis cantik itu sambil meremas benda ajaib itu. Bayan Pekoh sangat bergairah dan terangsang hebat ketika burungnya ditarik dan tak disangka malah dicepit rongga gadis itu.

"Aaaauwww!!" jerit Bayan Pekoh karena terasa sakit di selangkangnya. Mendadak Linggar lenyap dari pelukannya, dan bagian bawah perutnya basah oleh darah segar yg terus mengucur. Burungnya putus ditarik paksa tangan Linggar.

ANAK JADAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang