PART : 3

8.9K 62 0
                                    

Aku diajarkan ilmu hitam oleh Om Danan seperti cara membuat laki2 tidak bisa ereksi, cara membuat laki2 menyukainya, dan tak bisa lepas dari cintanya. Cara mencelakai orang yg menyakiti hati, cara memikat hati dan menyantet orang. Tapi aku tidak tertarik karena aku tidak punya masalah dan mungkin karena aku masih kecil. Aku hanya tahu bagaimana caranya agar Om Danan mau memberi aku uang jajan, membelikan semir rambut, kosmetik dan membelikan hp. Aku pulang sekolah langsung masuk rumahnya saat Tante Tri belum pulang kerja.
Biasa..lepas sepatu, rok biru, baju seragam dan digendong om Danan dan dipangku di atas sofa. Aku nggak tahu jadi sangat sayang sama om Danan yg usianya sama dengan pak Mul. Kata om Danan aku seperti ibuku. Aku cantik sekali seperti artis.

"Udah kuisi kuotamu nduk" kata om Danan sambil berdiri di dekat pintu. Aku mengecek hp dan kulihat paketan sudah masuk 100 ribu. Senangnya hatiku, aku pulang cium tangan Tante Sri yg kasih aku oleh2 buat camilan.
"Jangan lupa ntar ngaji." pesen Tante Sri.
"Ya tante. Salamualaikum" kataku saat melangkah keluar rumah om Danan.

***

Tengah malam aku yg lagi tidur dengan mbak Janah terjaga ketika mendengar derak ranjangku bergerak. Aku membuka mata sambil menyingkap selimut yg menutupi punggungku. Ada bayangan pak Mul masuk ke dalam kamar mengendap. Aku kembali masuk selimut pura2 tidur tapi mataku mengawasi gerakan laki2 tua yg kupanggil pak itu. Pak Mul menyingkapkan selimut yg menutupi tubuh mbak Nurjanah.

Aku malah gak bisa tidur melihat pak Mul yg mondar mandir masuk lagi ke dalam kamar. Ternyata pak Mul kembali mendekati mbak Nur.

"Mosok kowe tego mbi anake dewe?" kata mbak Janah. Kasihan mbak Janah kemarin juga dipaksa mas Slamet melayani sampai tiga kali. Kalau tidak mau dipukul kepalanya. Aku jadi merasa tidak betah tinggal di rumah ini. Kayaknya pak Mul sama mas Slamet sudah tidak berakhlak.

Tiada hari tanpa dosa yang tertulis dalam sejarah. Dan aku selalu berdoa semoga keluargaku dapat hidayah. Apapun itu bentuknya hingga suatu hari aku mendengar berita atau yell2 dari tetangga desa bahwa keluarga yg melanggar hukum adat akan diusir. Aku belum begitu paham dan mengerti apa arti hukum adat. Mungkin seorang istri yg mempunyai dua suami. Tapi kata temanku ada keluarga yg melakukan inses Aku tak tahu apa itu inses.

Ah masabodoh dengan berita itu yg penting aku bisa sekolah dan punya uang jajan cukup. Padahal ibuku yg kerja di Malaysia juga selalu transfer uang ke lek Slamet untuk jajan aku. Tapi uang itu tak pernah kuterima selain diajak naik motor muter2 dan diciumi lek Slamet.

Suatu hari saat aku di sekolah pernah dibully teman gak punya bapak. anak haram. Tapi aku tak peduli karena tak mengerti jika bapak yg sekarang merawatku adalah pak Mul itu kakekku. Didalam pengajian aku juga sering mendengar nasehat dari guruku bila murid perempuan dilarang melihat, memegang atau dipegang auratnya oleh lelaki.

Sejak aku masuk SD hal itu sudah biasa kulakukan karena ajaran dari lek Slamet untuk melihat burungnya dan memegang atau menariknya itupun sambil tertawa lucu. Giliran sudah SMP, dadaku sudah mulai mekar, dan lek Slamet suka memijit dan ngempeng.

"Keriiii lek. Opo metu cucune to lek?" tanyaku sambil mendorong wajah lek Slamet. Lek Slamet makin liar mengempeng dan menyelipkan jarinya ke ronggaku hingga aku merasa bergairah dan enak sekali. Nafaskupun makin memburu ketika burung itu makin dalam mematuk matuk. Dadaku kian busung dalam pelukan dan remasan tangan lek Slamet.

Entah berapa lama lek Slamet melakukannya hingga aku akhirnya tertidur dalam selimut tebal yang ditindih bantal tanpa sempat pakai baju. Ketika malam makin dingin, lek Janah menyusul disampingku.

"Kok ora nganggo Klambi Opo ora adem to Gar?" bisik lek Janah.

"Mbuh mbak, aku bar digarap lek Slamet nganti keturon." jawabku pasrah.

***

      Dilema dalam pikiranku antara berani melawan atau patuh pada perlakuan orang tuaku yg tidak berakhlak. Entah kapan aku bisa melepas kondisiku yg sangat buruk ini, tetapi aku malah merasa ketagihan untuk bermesum ria dengan lelaki dewasa. Kebiasaan melihat aurat kakekku dan pamanku membuat aku makin mudah horny dan sange. Ada rasa senang terangsang ketika bagian vitalku disentuh atau diremas tangan lek Slamet atau pak Mul. Sehingga aku tidak mampu menolak ketika pamanku sendiri mengisap pentil dadaku sambil meremas pinggulku.

     "Hhhhh kamu cantik sekali nduk.." bisik pamanku saat burungnya menyelinap ke dalam milikku. Sudah berapa kali burung itu masuk ke dalam ronggaku yg tak lagi aku merintih kesakitan karena jalan sudah licin dan basah. Tapi aku makin terangsang dan suka bila menikmati orgasme. Sampai saat menginap di rumah om Dananjoyo tidak risih milikku dikobel atau diremas dengan luar. Bedanya om Danan lebih lembut dan memberiku uang jajan atau barang kesukaanku. Itu yg membuat aku merasa cinta dan sayang  kepada lelaki tua itu.

ANAK JADAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang