Malam kian larut ketika angin dingin berhembus menyelimuti pekatnya gelap yg hitam menutup semua keindahan alam dalam sinar surya. Nurjanah yg terjaga tidurnya ketika itu melihat kakaknya yg sudah bersiap untuk menjemput pagi terbang ke luar negeri sebagai TKW.
Kakak Nurjanah, Sri Lestari yg baru lulus sekolah SMK itu memang cantik dan bertubuh sempurna saat berkaca di depan cermin di dalam kamarnya
Pak Mul yg ikut sibuk bangga menyiapkan kopor dan pakaian yg akan dibawa bekal ke airport duduk memandangi tubuh putri sulungnya yg masih berdiri di depan kaca cermin tanpa busana. Sriendah Lestari tampak mengusap air mata ketika papanya sudah mulai merapatkan miliknya ke bagian bawah tubuh gadis itu yg tak terlihat oleh Linggar atau Nurjanah.
Janah yg setengah terbangun membuka mata dan membulatkan maniknya mengawasi apa yg dilakukan papanya terhadap kakak perempuannya yg hendak pergi ke luar negeri. Pemandangan yg sering dilihat Nurjanah dan mungkin ia akan mengalaminya kelak. Ah sudahlah...mungkin itu bentuk kasih sayang papanya kepada putrinya. Janahpun memilih kembali tidur dan bangun lagi sudah siang, kakaknya sudah pergi dijemput oleh rombongan dari Depnaker dan beberapa teman sekolah yg terdaftar sebagai TKW di Malaysia.
***
Pagi2 Janah mau berangkat sekolah..jalan kaki saja karena dekat. Tapi sampai di jalan bertemu dengan om Dananjaya yg membuka kaca mobilnya dan melongokkan kepala.
" Ikut om yuk." kata om Danan.
Nurjanah langsung mau masuk ke dalam mobil dan duduk di samping sopirnya.
" Kamu mau ikut Om gak ?*
" Kemana ?"
" Kemana kamu mau ? ke mall ya ?"
" Nggak punya duit om.'"
" Om punya banyak nih. " kata om Danan Sambil keluarkan dompet dan buka di depan mata Janah. Gadis SD itu membulatkan mata saat melihat banyak uang di sana.
" Wow !!"
Om Danan kemudian mengambil selembar merah dan diberikan kepada gadis berkulit kuning itu." Nih buat kamu"
" Makasih..." kata Janah sambil tertawa- tawa. Mobil jalan sudah melewati sekolah Janah. . Mobil sudah memutar hingga mall dan parkir saat gadis itu sudah kencing yg membuatnya lemes tak berdaya.
Masuk resto om Danan menggandeng tangan Janah yg lemas nyandar di pundaknya. Danan pesan sarapan soto dan susu hangat. Janah memang belum sarapan ketika itu.
" Kamu bolos ya ?"
" Gapapa om, pelajaran cuma olah raga." kata Janah sambil menikmati makanan pesanan om Danan.***
Pulang ke rumah om Danan Janah sudah sangat ngantuk dan langsung tiduran di sofa .
" Kamu sangat cantik Nur...om kagum." bisik om Danan. Hingga tidurpun Nurjanah bermimpi sangat indah.
***
Mimpi yg indah itupun terujud ketika suatu malam yg panas karena langit berpayung mendung Nurjanah merasa gerah hingga tidurpun hanya mengenakan daster tipis.
Nurjanah yg tadi siang sudah merasakan biirahinya meledak, kini tubuhnya terasa terbebani sesuatu yg berat diatas dadanya. Belaian kasar itu membuat Nurjanah terkejut dan risih.
Namun ketika lek Nurjanah membuka mata sangat terkejut bila yg terjadi bukan cuma impian yg indah, tetapi kenyataan pait. Pak Mul, kembali merayapi tubuh putrinya. Adik ibuku yang sudah SMP itu punya tubuh yang sangat sempurna dengan payudara sebesar buah apel, dan pinggul yg semok. Pak Mul meremasi buah dada itu berulang didepan mataku setiap saat ada kesempatan. Lek Nurjanah hanya pasrah saja hingga kebiasaan buruk itu dianggapnya sebagai menu.
10 tahun kemudian lek Nurjanah baru menceritakan kepadaku, aku Linggar yg telah dilahirkan ibu Sriendah setelah tujuh bulan berada di negeri Jiran itu dideportasi karena hamil dan harus pulang sampai melahirkan aku.
. Padahal aku juga biasa merasakan seperti yg dirasakan tanteku sejak aku mulai men. Setidaknya aku merasakan ada perobahan fisikku karena sering dirabai lek Slamet dan kakek Mulyadi. Tapi aku anggap sebagai bentuk kasih dari paman dan kakek. Karena tidak ada didikan atau tuntunan moral dari guru atau ustadz yg mengajari aku harus melawan atau pasrah.
Walau secara normal aku yang sedang tumbuh sebagai anak remaja juga memiliki rasa gairah dan hasrat. Aku merasa kebiasaan itu seperti menu makanan yang nikmat. Saat bagian intimku dipijat dan dijilati kakekku Mulyadi kurasakan gejolak birahi yang luar biasa hingga hormon dalam tubuhku naik. Dan setiap hormon naik membuat kulitku mekar, pori2 mekar dan warna kulitku memutih bersih. Semakin hari tubuh yang kumiliki makin membesar dan indah seperti gadis dewasa. Lik Slamet makin gila menggapaiku bergantian dengan kakek Mulyadi yang sulit kutolak karena aku juga merasakan nikmatnya dibelai dan dipijat. Kawan2ku pun mulai melirik bagian tubuhku saat aku sekolah atau main ke rumah kakek Dananjoyo. Hingga aku biarkan bagian kesucianku direnggut kakek Danan bergantian dengan lek Slamet. Tapi aku lebih suka kakek Danan yang memanjakan aku dengan kasih dan uang.
"Nih pegangi.. gapapa.. remas dan tarik." kata kakek Dananjoyo sambil menarik tanganku untuk memegang burungnya. Aku menikmati momen itu karena sudah terbiasa melakukannya dengan Lik Slamet. Aku disuruh menggenggam burung Lik Slamet saat mandi bersama sejak masih kelas 2 SD. Hari demi hari rangsangan itu tumbuh liar di dalam urat nadiku hingga aku sangat menyukainya. Begitu pula lek Slamet suka menjilati milikku, mengisap pentil yg masih kecil hingga tumbuh sempurna.
"Hhhhh... geli om" kataku saat klitorku dipijit om Dananjoyo dan pahaku diusap berulang kali.
"Kamu cantik sekali Nggar. Kamu belum punya hp ya?" kata om Dananjoyo sambil menciumi dadaku yg sudah mekar indah. Nafasku makin sesak ketika om Danan mengobel milikku dan menggesekkan burung ke klitorku yg basah. Ah sangat nikmat rasanya main dengan kakekku yg tajir ini. Aku tidak takut hamil karena om Danan tidak mau memasukkan burung ke dalam milikku. Dia hanya menciumi dan ngobel dengan jari saja hingga membuat aku sudah terangsang hebat dan kelojotan diatas sofa.
"Sudah.. om sudah keluar nih.. nanti kubelikan hp ya." kata om Danan usai melepas semburan sperma keatas perutku. Aku benar2 baru pertama kali ini merasakan indah dan nikmatnya orgasme. Berasa pipis tetapi yg keluar adalan cairan putih pekat dengan nafasku yg sesak dan gejolak birahi yang tinggi. Akupun terkulai lemas karena kehabisan tenaga. Aku lemas tak kuasa mengangkat tanganku menerima uang yg diberikan om Danan.
"Kenapa? kamu juga sudah muncrat ya? enak kan? He he he " kata om Danan sambil tersenyum mengelap sperma yg berceceran diatas perutku. Om Danan masih suka meraba dan memijit klitorku yg masih terbuka. Hhhh geli rasanya.. aku menggigil karena gejolak birahiku kembali mendidih. Om Danan memasukkan lidahnya ke dalam ronggaku sambil memijit klitorku. Duh sangat nikmat ternyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK JADAH
خارق للطبيعةKUMPULAN CERITA DEWASA. PERINGATAN KERAS ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA NOVEL INI . KONTEN DEWASA,