( TAMAT )
Slamet yang keluar dari penjara akhirnya pulang ke rumah neneknya di Jetis karena ditolak warga Plembon. Slamet sudah dengar bila adiknya sudah kembali pulkam karena kangen dengan ayah dan ibunya. Tapi Slamet takut pulang karena ia sudah dianggap mencemarkan nama kampung Plembon karena kelakuannya.
Saat malam tiba, Slamet sudah datang ke rumah untuk bertemu dengan Linggar yang katanya sukses di Jakarta. Yakin tidak ada warga yg melihat kedatangannya di desa, Slamet langsung menyelinap dari pintu belakang rumahnya. Pintu yg terbuat dari papan dan seng itu tidak dikunci, artinya rumah itu sudah kosong. Tapi Slamet masih mendengar ada gerakan kecil di dalam rumah termasuk kucuran air Sanyo yang dinyalakan. Slamet langsung masuk ke dapur yg menghubungkan kamar mandi.
"Nah.. Janah..kamu di dalam ya?" tanya Slamet lega. Didalam kamar mandi yg pintunya tidak terkunci terlihat bayangan gadis cantik itu tengah mandi. Slamet lega bisa melihat langsung betapa tubuh Nurjanah yg elok itu sedang diguyur air. Slamet tanpa ragu mendorong pintu dan masuk ke dalam kamar mandi. Nurjanah tidak peduli dengan datangnya Slamet yg langsung memeluk punggung sambil gesekkan burung ke pantat gadis itu.
"Janah.. hhhh " desah Slamet sambil menekan burungnya masuk ke celah pantat adiknya. Tapi.. betapa ia sangat terkejut bila adiknya membalikkan badan dan wajahnya berubah menjadi wajah hancur berlumur darah. Janah berubah ujud menjadi mayat hidup dengan kepala tengkorak yg sangat seram.
"Hahh !! Aaaaacchh!!" jerit Slamet yg kesakitan dan ketakutan ketika tubuhnya dikoyak hingga isi perutnya keluar berhamburan. Slamet berlari keluar dari TKP dengan susah payah menahan usus dan isi perutnya yg terburai sambil minta tolong. Tapi tak seorangpun mendengar teriakan itu. Malam kian larut diiringi angin dan gelap yang menyelimuti desa.
***
Esoknya warga berdatangan untuk mengangkat mayat Slamet yg ditemukan tersangkut diatas genteng rumah angker milik pak Mul. Nurjanah sangat kaget ketika ikut menyaksikan penguburan kakaknya. Linggar bahkan juga mendengar berita kematian pamannya yg tragis. Bagaimana lek Slamet bisa sampai tersangkut potongan seng diatas atap rumahnya. Mungkinkan Slamet kena kutukan setan penunggu rumahnya, atau disantet om Dananjoyo? gumam Linggar dalam hati. Tapi Linggar dan Nurjanah tidak sedih dengan berita itu karena mereka mulai sadar apa yg telah terjadi. Sesungguhnya gara2:ulah Slamet dan pak Mul yang membuat seluruh anaknya menderita. Inses itu bukan cuma larangan adat, tetapi juga dosa besar yg membuat kutukan mereka. Bahkan mengancam jiwa Nurjanah dan Linggar."Sudahlah nduk.. yang sudah terjadi jangan disesali, kan semua yang menanam akan memetik buahnya." kata om Dananjoyo sambil membelai buah dada Nurjanah yg putih mulus itu sambil menggesek bibir tempiknya. Nurjanah memang sangat cantik diusia 20 th. Tubuhnya benar2 sempurna dimata om Danan yg kini sudah berusia 60 th.
"Kamu besok ikut kasting film om ya.. nanti om ajarin" kata om Dananjoyo sambil memijit klitor Nurjanah yg mekar. Gadis berkulit putih itu menggelinjang kegelian klitornya dipijit dan tempiknya dikobel jari om Dananjoyo.
"Dihhh geliii om.. cepat masukin aja burungnya.." ucap Nurjanah yg terus menggeliat dan menaikkan pantatnya hingga tempiknya terbuka. Tapi om Dananjoyo malah memeluk tempik dan memasukkan lidahnya menari di dalam rongga tempik. Sedang kedua telapak tangannya meremasi buah dada yg makin mengeras itu karena gejolak birahi yg memuncak.
Malam semakin tinggi dan suara binatang malam bersama hembusan angin dingin menambah hening mencekam. Dananjoyo dan Nurjanah telah ditelan kegelapan malam yg penuh aroma mistis. Kutukan tak dapat dihindarkan begitu saja seperti azab yg dibuat Tuhan untuk menghukum manusia yang bejat tak berakhlak.
Demikianlah kisah kutukan ini berakhir agar kita semua bisa mengerti arti sebuah tindakan yang selalu menuai akibat baik atau buruk.
S E L E S A I
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK JADAH
ParanormalKUMPULAN CERITA DEWASA. PERINGATAN KERAS ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA NOVEL INI . KONTEN DEWASA,