MCR - 7

1K 150 15
                                    

~ Happy Reading ~




.....


Ningning menatap sebuah pohon besar yang menjulang tinggi di depannya dengan tatapan sendu, ia kini berada di taman rumah sakit, ia menghela nafas entah sudah yang ke berapa kalinya.

Matanya sudah terlihat sembab karena menangisi sang ayah, setelah melihat keadaan ayahnya tadi membuat Ningning benar-benar tidak tega, hatinya sangat terluka melihat keadaan ayahnya yang bisa di bilang tak baik-baik saja.

Ia mengambil ponselnya dari dalam seragam sekolah yang ia pakai, yang ia butuh kan sekarang adalah Renjun, satu nama yang ia yakini bisa membuatnya merasa sedikit tenang.


Satu panggilan tak di angkat.

Panggilan kedua masih sama.

Hingga panggilan ketiga itu langsung di tolak Renjun membuat Ningning semakin merasa sedih.

"Gue cuman pengen dengerin suara lo Njun, lo ngomel sekalipun karena gue udah berani nelfon lo juga gapapa, yang penting gue udah denger suara lo dan itu cukup buat gue sedikit tenang" lirih Ningning menatap layar ponselnya.

Harapannya ingin mendengar suara Renjun pun pupus, ia menyerah untuk menelfon cowok itu.

Ningning beralih menelfon Giselle.


"Halo Ningning?, lo ada di mana?, tadi pas di sekolah lo kenapa sih malah pergi gitu aja" suara Giselle di sebrang sana terdengar khawatir.

"Giselle"

"Kenapa?, lo kenapa?!"

"Giselle papa gue hiks kecelakaan"

Ia kembali menangis, gadis yang kalian lihat tangguh dan tak pernah kenal kata menyerah untuk mendapatkan cinta Renjun bahkan ia di kasari oleh cowok yang ia cintai saja tak pernah membuat gadis itu menangis, namun kini kalian dapat melihat sisi rapuh dari gadis itu, menangis seperti anak kecil dan alasan semua itu adalah sang ayah.

"Kok lo baru ngomong sih Ning, yaudah pulang sekolah nanti gue, Karina sama Winter ke rumah sakit yaa"

Ningning hanya mengangguk walaupun tau Giselle tak melihatnya, panggilan itu pun terputus, Ningning memutuskan untuk kembali ke ruangan ayahnya.

•••

"Ning yang sabar yaa, gue doain semoga papa lo cepet sembuh" ucap Giselle sambil menepuk-nepuk punggung Ningning, ia turut merasa sakit melihat keadaan sahabatnya yang tidak baik-baik saja.

Ningning menatap ketiga sahabatnya sejenak "Mama, sama bang Chenle pengen bawa papa ke china, karena permintaan nenek gue disana"

"Terus, lo gimana?" Tanya Winter waswas.

"Gue juga terpaksa bakal ikut, gue pengen temenin papa"

"Berapa lama?"

"Gak tau, pokok nya sampai papa gue sembuh"

My Cold RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang