Prologue

2.2K 51 0
                                    

Pagi yang biasanya di hadapi Jenni adalah dimana ia selalu terburu buru dan kurang memperhitungkan waktunya. Ia perempuan yang sebenarnya nampak kacau jika di perhatikan dari luar , lihat saja rambutnya yang jarang ia sisir dan kadang kancing seragamnya sudah terbuka semua dan menampakkan kaus oblongnya.

Aku Jennifer palvin ,pagi ini adalah hari pertamaku di Sekola baruku ,aku sangat berharap semoga tahun pertama ini membawaku ke setidaknya sedikit perubahan dan mempunyai teman perempuan yang sesungguhnya.

Masa lalu Jenni sebelum disekolah barunya saat ini adalah di seputaran balap mobil liar dijalanan, pesta malam dan akhirnya terlambat kesekolah. Baaimana bisa seorang pelajar bersekolah jika pulang nya saja jam 3 pagi ? .

"Cki....iit" bunyi rem mobilnya ketika sudah sampai diparkiran sekolah , ia turun dari mobil lalu berjalan menuju kelas yang terus ia hafalkan dalam fikiran dan sesekali ia ucapkan.

Ia mendongak kelangit dan tersenyum, dikarenakan pagi ini tak secerah wajahnya. Ia bahagia karena setuap kali suasana menjadi gelap tak tahu megapa ia menjadi lebih tenang

.......

Setibanya didepan kelas aku langsung masuk dan mecari bangku yang belum ditempati , aku memilih temapat ke 2 dari depan podium kelas.

suasana dikelas terasa ramai dan seperti dugaanku ,aku mungkin agak susah memcari teman karena aku tipe orang yang pemilih ,dan juga karena semua yang ada didalam kelas sibuk dengan urusannya sendiri terpaksa pilihan terakhirku yaitu, mengambil headphone dan memberi volume keras agar tak ada seorang pun yang menggangguku

Jennifer memang selalu seperti ini, jika merasa sendiri ia selalu memilih mendengarkan musik dari pada berkenalan dan berbaur denan yang lain.

Secara tak terduga aku merasakan tepukan di pundakku , spontan aku berbalik ke samping. Perempuan girly dengan rok abu abunya yang sungguh pendek , model rambut dengan gaya layer dan bergelombang ,dan mata hitam menatapku dengan wajah pengharapannya.

"ya ada apa?"

Ia mengulurkan tangannya yang putih dengan kuku bercat biru kehitam hitaman dengan glitter.

"Jessie"

Ia menybutkan namanya dengan centil dan membuatku sedikit ngeri
. Tanpa basa basi ia langsung duduk disampingku

"Kamu pindahan kan?, kamu kayaknya dapat teman yang tepat ,aku lumayan tau segalanya tentang sekolah ini ,so let me tell you all about this school"

Setelah banyak berbincang dengan Jessie ,eh sebnarnya bukan berbincang tapi ia yang terus berbiara dan aku hanya mengangguk, tiba tiba guru memasuki ruangan kelas dan semuanya seketika terdiam.

Setelah pelajaran selesai Jennifer mulai berjalan tanpa tau arah dengan memamkai headphonenya dan melihat lihat semua kelas sampai bola berwarna merah bata menganai kakinya.

Terdengar teiakan dari lapangan

"Tolong.."

Jennifer tak biasa menerima suruhan, karena ia teboasa menyuruh siswa lai di sekolah lamanya

"enak saja menyuruhku" katanya berdecak kesal.

Ia mengambil bola yang 5adi mengenai kakinya lalu men dribel bola itu dan melewati semua lelaki yang tadinya memainkan bola itu, lalu mendekati ring dan memasukkannya sambil tersenyum dan melangakah keluar dari lapangan.

"Wuih..."

Team teman lelaki itu bertepuk tangan karena cukup jarang seorang cewek disekolah ini pandai bermain basket, memang ada klub khusu cewek tapi belun ada yang berani berlagak menantang seperti itu terhadap ketua basket yang sedang di hadapi Jennifer sekarang. Jennifer memang cukup memukau unutk ukuran seorang cewek.

"Woyy..."

"Woy ?" Jenni tak bebalik tapi mengulang perkataan dari lelaki yang tadi meminta tolong

"Woy, nama kamu siapa?"

Woy pertama memang Jennifer tak berbalik , tapi kali ini ia berbalik

"Woy ?" Lagi lagi ia mengulang kata itu

"kalau mau lo bisa gabung di club basket" katanya dengan senyum yang nampak merendahkan Jenni

Muka Jenni nampak kurang suka dengan sebutan Lo dan Woy

"Nama ku bukan Lo atau pun Woy"

Aku berbalik dan meninggalkan cowok itu lalu melanjutkan perjalanan keliling sekolah

Lagi lagi langakah ku terhenti karena melihat ruangan club baru ,karena penasaran aku mulai masuk di ruangan club itu , berharap kalau ruangan ini itu club yang cukup membuatku tertarik dan ternyata .... club Budaya Jepang.

Selain cowok bermulut kasar Jennifer jua tak suka cowok yang suka dengan Animasi kartun atau apapun dari  Jepang. Ini dikarenakan ia sempat mempunyai kenangan buruk di Jepang

......

Degan cepat aku beralik dan lari tapi tak sadar ternyata dibelakangku ada seseorang

"Aww..."
Aku terjatuh kelantai dan meringis sementara orang yang kutabrak yang nyatanya seorang cowok terlihat lebih parah ,semua barang bawaannya berserahkan , ya semua tumpukan buku ,kaset berserahkan di lantai.

"Sebenarnya kamu ini siapa ?"
" kamu yang siapa, ngapain tiba tiba di belakangku"

Ketika aku sepenuhnya berdiri , kulihat sosok lelaki dengan kacamata yang melihatku dengan tatapan heran dengan kelakuanku barusan

"Kamu ngapain kesini, dan untuk apa kamu lari tiba tiba ?"

Karena tak tau akan memberi alasan apa Jenni terlihat bingung

"tadi anu... itu "

"Apa yang kamu katakan ? ,ooh jangan jangan kamu mau mencuri barang barang disini ya ?"
"enak saja ,akan ku apakan barang yang tak penting begini "

Aku langsung berbalik lalu berlari menuju kelas tak lagi kupikirkan apa yang akan lelaki itu fikirkan , manusia aneh macam apa aku ini tiba tiba saja lari sebelum menjawab pertanyaannya.

Lie (FriendZone means Friends Gone)  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang