Raymond memasuki warung mang Ujang dengan tangan yang masih menyeret Ana sedikit kasar dan menghempaskan nya pada sofa yang terletak di dalam warung itu. Warung mang ujang merupakan salah satu tempat berkumpulnya anak anak stronghold.
Ana yang tubuhnya di hempaskan pun hanya diam menunduk dengan tangan yang terkepal kuat,dan terus menyumpah serapahi Diandra dalam hati.
"Kenapa Lo boongin gue huh?" Tanya Raymond dengan nada penuh penekanan, ana pun bergerak gelisah ditempat
"Kalau ditanya tuh liatin orang nya jangan nunduk" ketus putra yang duduk tak jauh dari mereka, ana langsung mendongakkan kepalanya menatap Raymond dengan muka merah padam nya menandakan laki laki itu sangat emosi terhadapnya.
"Maaf" cicit nya pelan,Raymond menghembuskan nafas nya kasar.
"Maaf Lo bilang? Lo liat tadi dikantin? Semua murid ngerendahin gue na Lo bisa liat kan?" Ucap nya dengan penuh penekanan
"Maaf hiks maaf Ray hiks hiks" ucapnya dengan air mata yang mengalir di pipinya. Sedangkan di sofa sebrang mereka putra memutar bola matanya jengah, dan Natan menatapnya dingin dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Gue nanya dijawab bukan malah nangis" bentaknya, membuat ana tersentak pasalnya Raymond tidak pernah membentaknya seperti ini,membuat hatinya bergemuruh penuh kebencian pada Diandra.
Sedangkan ana yang tidak bisa mengelak dengan sengaja mengencangkan suara tangis nya membuat beberapa orang yang ada di warung mang Ujang kesal. Karena tak kunjung mendapat jawaban dengan perasaan kesal Raymond menendang meja yang berada di dekatnya dan meninggalkan warung itu entah akan kemana dia.
"Ck, berisik banget si. Kaya bocah tauga Lo dikit dikit nangis" ketus putra yang merasa terganggu dengan tangisan ana.
"Lo apa apaansi put ngomong kaya gitu ke ana" Sentak Samuel
"Berisik Lo Samsul, udah jelas cewe itu salah masih aja dibela" ujar nya sinis
"Gue samuel anjing bukan Samsul" ucapnya tak terima
Tak tahan dengan kondisi sekitar yang jauh dari kata tenang akhirnya Natan memutuskan untuk pergi dari tempat itu diikuti oleh putra dibelakang nya.
🕊️🕊️🕊️🕊️
"Keren juga Lo tadi Ra dikantin, gue kesel banget liat muka si ana yang so polos itu pengen gue Jambak Jambak rasanya" Ucap liona menggebu gebu
"Muka Lo biasa aja Maemunah!" Ucap Reva seraya mengusap wajah liona membuat sang mpu mendengus kesal
Sedangkan Diandra hanya tersenyum simpul menanggapi nya. Lalu menatap teman teman sekelasnya.
"Thank ya guys" ucapnya singkat
"Yaelah di santai aja , lagian emang bener lo ga salah. Bisa bisanya dia memfitnah elo" ujar Mia salah satu teman sekelasnya
"Ohiya gue mewakili anak kelas mau bilang makasih banyak buat teraktirannya" ucap ketua kelas dan dibalas anggukan oleh Diandra.
Tak lama guru pun sudah memasuki kelas, dan pelajaran pun dimulai tak terasa sudah waktunya pulang. Mereka pun bergegas berlarian menuju parkiran berbeda dengan Diandra , Reva, dan liona yang berjalan dengan santai di koridor.
Tak sengaja tatapannya bertemu dengan seseorang Diandra menangkap senyum kecil dari orang itu. Tak mau ambil pusing ia pun mengacuhkannya begitu saja dan terus berjalan dengan raut wajah dingin ciri khasnya.
"Ohiya Ra, bokap nyokap Lo masih belum berubah?" Tanya Reva menatap sahabatnya itu, Diandra pun hanya menggedikkan bahunya acuh. Toh dirinya tidak masalah selagi mereka tidak kelewatan.
Tak terasa mereka berbincang, tidak tidak lebih tepatnya liona yang terus saja mengoceh sepanjang jalan menuju parkiran. Sedangkan Diandra hanya mendengarkan dan Reva sesekali menimpali ocehan liona.
"Mau bareng?" Tawar Diandra kepada liona, pasalnya hari ini liona tidak membawa mobil
"Engga usah Ra, gue bareng si Reva aja kan se arah" ucapnya dan dibalas anggukan oleh Diandra. Akhirnya mobil keduanya pun melesat menuju kediamannya masing masing.
Karena hari ini sangat lelah Diandra segera bergegas menuju pintu utama yang ia lihat tidak ada penghuni di dalamnya hanya ada beberapa maid yang sedang berkutat di dapur.
Diandra pun segera bergegas menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur kingsize nya. Dan memejamkan mata nya sebentar
Dirasa lelah nya sudah sedikit berkurang tiba tiba kakinya melangkah menuju meja belajar nya, saat membuka laci ia pun menemukan sebuah diary tanpa berpikir panjang ia pun langsung membawanya dan membacanya diatas tempat tidur sambil bersandar.
Dan betapa terkejutnya saat ia menemukan fakta yang terjadi.
Apa? Ternyata dia tunangan dari pemilik tubuh ini? -batin Alexa terkejut dengan fakta yang ia temukan, diandra sipemilik tubuh yang ia tempati sekarang sudah memiliki tunangan catat tunangan.
Kira kira siapa ya tunangan dari diandra? Apakah Alexa si jiwa pemimpin black rose bisa menerima tunangan si pemilik tubuh? Tunggu chapter selanjutnya 🤝
Bonus update hari ini jadi dua chapter updatenya🤝
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Badgirls (HIATUS)
Teen FictionAlexa Modiescha Gilbert, seorang gadis yang sangat cantik namun sayang sekali sifatnya yang sangat dingin. panggil saja Alexa sang pemimpin perkumpulan Black Rose, yang terkenal dengan kepemimpinan nya yang tegas dan sekumpulan geng yang kuat dan ta...