Chapter 9 || Diandra

1.1K 65 3
                                    

Diandra menghela nafas beberapa saat, tiba tiba kepalanya terasa dihujam terasa begitu sakit. Akhirnya memori memori ingatan Diandra masuk secara teratur.

Oke fix gue harus ngabarin dulu anak black rose setelah itu menemui tunangan Diandra sialan ini. Batinnya sedikit frustasi.

Diandra langsung mencari handphone nya dan mengetikan sesuatu di handphone yang berlogo apel digigit keluaran terbaru. Setelah memakan waktu yang cukup lama akhirnya Diandra tersenyum puas saat berhasil membuat anggota nya percaya walaupun sedikit lama. Langkah selanjutnya ia berniat mengunjungi mansion tunangannya, ntahlah Alexa berfikir ini yang terbaik mungkin.

Alexa a.k.a Diandra segera bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap mengunjungi kediaman tunangannya itu tak membutuhkan waktu lama Diandra segera bergegas turun, dan saat sampai dipijakan terakhir ia mengedarkan pandangannya dan ia tidak menemukan penghuni rumah yang lain, hanya beberapa maid yang berlalu lalang.
Tak mengmemperdulikan semua itu Alexa bergegas menuju garasi dan mengemudikan mobil sport kesayangan nya dan melesat meninggalkan mansion.

🕊️🕊️🕊️🕊️

Ting..tong..
Cklek! Muncullah wanita paruh baya dengan raut sedikit terkejut namun tak bertahan lama senyuman terpatri diwajah anggunnya. Orang itu adalah Fasya ibu dari tunangan nya itu.

"Sore Tan" sapa Diandra kikuk,sedangkan yang di sapa tak melunturkan senyum nya sama sekali

"Sore sayang, loh ko Tan si? Bunda dong sayang panggilnya" ucap Fasya lembut seraya menuntun Diandra masuk

"Eh iya b-bun" jawab Diandra

"Ko ga ngabarin bunda sih sayang kalau mau Dateng, tau gitu bunda bakal siapin cemilan cookies kesukaan kamu"

"Iya Bun maaf soalnya Diandra emang engga ngerencanain juga sebenernya hehe" jawab nya , saat ini Diandra dan Fasya tengah berbincang di ruang tamu kediaman grisham, menanyakan kabar satu sama lain.

"Em, Bun Natannya ada?" Tanya nya ragu ragu, sedangkan Fasya semakin melebarkan senyumannya

"Ada sayang, sana gih ke kamarnya aja kamu Taukan letak kamar Natan?" Diandra segera mengangguk dan menuju lantai tiga  dimana letak kamar Natan berada setelah mendapatkan izin dari Fasya

"Naik lift ya sayang biar ga cape nanti bunda antarkan beberapa cemilan" ucapnya sedikit berteriak

Saat sudah berada dilantai tiga Diandra segera menuju kamar Natan berbekal ingatan Diandra yang asli.

Tok tok tok..
Tidak mendapat jawaban dari si pemilik kamar dengan terpaksa Diandra memasuki kamar itu dan mengedarkan pandangannya meneliti setiap inci dekorasi kamar bernuansa hitam dan putih yang terkesan simple dan nyaman.

Tak sengaja pandangannya menangkap seorang laki laki sedang tertidur dengan cepat Diandra berjalan menuju kasur kingsize pria itu. Melihat setiap pahatan wajah yang nyaris sempurna karena dia sadar hanya sang pencipta yang maha sempurna. Diandra berfikir bagaimana Diandra yang asli menghiraukan mahkluk nyaris sempurna seperti Natan ini? Alis tidak tebal tidak tipis, hidung mancung, serta bibir yang kissable banget fikirnya.

Meskipun jiwa Alexa seorang leader dari blackrose namun saat melihat wajah nyaris sempurna seperti Natan ia tak munafik untuk mengakuinya.

"Udah puas natap nya cantik?" Seru sang mpu dengan nada deep voice nya

Diandra tersentak dan segera sadar dari lamunannya, mengatur kembali ekspresi wajahnya seperti semula.

"Maaf ganggu waktu tidurnya" ucapnya sedikit meringis

"Ga ke ganggu, kenapa Ra?" Tanya Natan yang saat ini sudah dalam posisi bersandar

"Gue minta maaf" ucapnya singkat namun terdengar tulus saat mengucapnya, mungkin perasaan Diandra yang asli yang masih sedikit bersarang dihatinya.

"Untuk?"

"Untuk semua, dan gue mau memulai semuanya dari awal. Dan maaf gue egois selama ini, gue Sadar selama ini gue cuman obsesi sama Raymond" ucapnya tepat menatap manik mata tajam Natan, sedangkan Natan terdiam menatap Diandra sebelum menjawab

"Kenapa minta maaf? Kamu gasalah Diandra, aku sendiri yang siap nunggu kamu sampai buka hati, jadi apapun resiko nya akan aku tanggung" ucap Natan lembut

"Terimakasih El" ucap Diandra dengan senyum tipis

"Apapun untuk mu Ra, aku boleh peluk Ra?" ucap natan ragu mata tajam nya menatap manik hitam lekat diandra, spontan gerakan tubuh nya mengangguk seakan mengizinkannya. Dengan cepat Natan menarik tubuhnya lembut dan mendekapnya penuh kelembutan, Diandra hanya diam menikmati pelukan itu tanpa berniat membalasnya.

Tiba tiba seseorang masuk kedalam kamarnya
"Aduhh maaf bunda ganggu ya, ini bunda mau antar cemilan dulu kalo gitu lanjutin lagi peluk manjanya" ucap bunda Natan dengan nada menggoda sedangkan Diandra dengan cepat melepas pelukan Natan dan Natan yang melihat tingkah sang bunda hanya mendengus.

"Yaudah bunda keluar dulu, nanti waktu makan kalian turun ya kebawah" ucapnya dan berlalu pergi meninggalkan kedua sejoli itu.

"El gue boleh minta tolong sesuatu?" Ucap diandra tenang

"Aku Diandra" ralat Natan, "CK, iya iya aku. Aku boleh minta tolong?" Ucapnya mengulang

"Tentu saja apapun itu akan aku bantu" ucap Natan dengan cepat.

Diandra menatap Natan lekat dengan sorot mata yang sulit diartikan,tak ada yang tahu bahwa batinnya menyeringai.












Nahloh menurut kalian apa yang akan dilakukan Diandra? Ada yang bisa menebak? Jiwa leader black rose emang sulit ditebak sikap nyaa.
Kalian team mana nih?
Team Raymond
Atau
Team Nataniel


To be continued

Transmigrasi Badgirls (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang