[20] Muak

1.1K 232 14
                                    

Bugh!

"MATI KEK LO ANJING!"

Bugh!

"JANGAN BERANI SENTUH DIA LAGI BANGSAT!"

Bugh!

Pagi ini, lapangan utama GONZAGA sedang ada dalam pusat perhatian. Hal itu dikarenakan dua musuh bebuyutan (kita sebut saja Theo dan Jae) sedang bertengkar hebat. Tak sedikit yang menjerit histeris kala Jae tidak henti-hentinya melayangkan pukulan pukulan keras ke wajah mulus Theo.

Di tengah kerumunan itu, terlihat Vante, Jimin, Suho, dan Jeon langsung berlari ke tengah lapangan itu.

"JAE KENDALIIN EMOSI LO!" Bentak Vante.

"BICARAIN BAIK BAIK ANJING JANGAN CHILDISH!" Semua orang yang ada disana menahan nafas mereka karena terkejut, untuk pertama kalinya mereka mendengar kata kasar keluar dari mulut seseorang yang berwibawa seperti Suho.

Jae menendang perut Theo sampai membuat Theo tersungkur. Ia ingin bergerak, namun Vante dan Suho langsung menahannya. Jimin dan Jeon langsung membantu Theo untuk bangkit.

"Lo berdua kenapa sih? Nggak tau malu banget!" Sentak Jimin.

Para petugas PMR sudah berdatangan untuk menggotong tubuh lemah Theo.

Seulgi, Rose, Jennie, Mina, dan Bams yang baru datang ke tengah lapangan langsung membulatkan mata mereka saat melihat betapa parahnya kondisi Theo.

"Lo bisa aja ya kita laporin ke kepsek, lo buat dia sekarat anjing!" Bentak Jimin, lagi.

Jae yang tampak masih sehat walafiat (berbeda jauh dengan Theo) langsung terkekeh pelan, "Laporin aja, gue nggak takut."

"Sialan!" Desis Jimin, ingin maju untuk menghajar Jae, namun sentakan milik Vante berhasil mengurung niatnya.

"Udah, manusia brengsek kayak dia emang pantes ngedapetin semua itu!" Sentak Vante, membuat yang lain agak bingung.

"Si Jae maksud lo? Ya emang, makanya biarin gue---

"Yang gue maksud itu Theo Aiden. Dia pantes dapetin semua itu. Dia brengsek." Tekan Vante, memotong pembelaan Jimin tadi.

Suho yang ada di sebelahnya langsung menyenggol siku sang empu, "Lo lebih bela musuh lo ketimbang temen lo sendiri?!"

Vante terkekeh, "Dia sendiri yang bilang, kalo setelah kejadian ke-enggak sengajaan gue mukul Jennie--- dia udah nggak mau nganggep gue temen."

Jennie yang mengetahui namanya ikut disebut langsung mengumpat pelan, masalahnya mereka berbincang ini di hadapan banyak orang, Jennie tidak mau karena ucapan Vante tadi akan timbul desas desus tak baik yang kembali menimpan dirinya.

"Lo nggak usah bawa bawa Jennie!" Ketus Seulgi, dia selalu sehati dengan Jennie, karena itu dia pasti mengerti apa yang saat ini ada dalam pikiran Jennie.

Tidak dihiraukan oleh Vante, ia malah menatap Jae dengan senyuman, "Lo punya masalah apa sama dia?"

Jae menjatuhkan pandangannya ke tempat Rose, Mina, Bams, Seulgi, dan Jennie berdiri.

"Dia udah berani nyentuh permata gue." Semua yang mendengar itu pasti langsung bisa menebak dan mengetahui bahwa yang dimaksud oleh Jae adalah Rose.

"Lo tau? LO BERLEBIHAN! THEO CUMA MUKUL ROSE SATU KALI, DAN ITU NGGAK BERDAMPAK APA APA UNTUK ROSE! SEDANGKAN LO?! LO HAJAR DIA SAMPE SEKARAT BAJINGAN!" Beginilah Jimin ketika emosi, Jeon yang ada di samping Jimin menahan lengan pria yang mukanya sudah memerah menahan emosi itu.

"Semua orang yang sekolah disini udah tau, CUMA GUE YANG BOLEH NYENTUH DIA. CUMA GUE."

"Rose bukan mainan lo yang kapanpun harus sama lo ya anjing!" Sungut Jimin.

𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬 𝐯𝐬 𝐁𝐚𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang