[15] Rahasia

1.2K 222 14
                                    

Tak terasa, 3 minggu sudah kian berlalu. Kini saatnya pengumuman diadakan untuk pemenang beberapa kategori lomba yang telah diadakan oleh sekolah.

"Oiyyy."

"Kiyomasaaa."

"Begitu cara kamu berbicara dengan guru, Jeon?" Jeon langsung terlonjak kaget saat mengetahui yang tadi meneriakinya adalah Pak Dodi, guru killer yang menjabat sebagai guru BK, sekaligus haters semua warga SMA GONZAGA.

"E-ehh pak anuu--- saya tadi reflek." Jeon mengakui.

Pak Dodi memicingkan matanya, "Nande nande."

Siswa lain yang mendengarnya langsung terbahak, ternyata Pak Dodi bisa juga ngelawak.

Sementara itu, Jeon masih melongo bahkan setelah Pak Dodi meninggalkannya.

Jeon menggelengkan kepalanya pelan, lalu kembali berkeliling lapangan, mencari atensi gadis yang sedaritadi ada dalam pikirannya.

Hingga akhirnya pandangannya terfokus pada tengah lapangan, yang mana menampakkan 2 orang gadis yang tengah joget pargoy. Jeon menjadi agak ragu untuk menghampirinya, namun jika tidak dihampiri sekarang--- MASA IYA DIA HARUS MENYIA-NYIAKAN KESEMPATAN EMAS SEPERTI INI?!!

Menghela nafasnya samar, ia kembali menguatkan tekadnya untuk menghampiri kedua gadis yang saat ini sedang dipertanyakan dimana letak malunya.

"Atas nama Seilisa Gracia." Panggil Jeon, Lisa dan juga Momo yang tadinya sedang dance lagu Loco langsung menoleh.

Lisa yang dipanggil tiba tiba langsung menjadi kaku, "E-eh?"

"Ah eh ah eh. Ikut gue bentar, bisa?" Tanya Jeon.

Momo langsung sigap berdiri di depan Lisa, bermaksud menjadi tameng untuk sahabatnya itu.

"Jangan kau pengaruhi sahabatku dengan peletmu, wahaii ular licikk." Ucapan Momo yang ngasal membuat Jeon agak kebingungan.

Sembari menggaruk pipinya Jeon berujar, "Bentar aja. Nggak akan gue apa apain juga."

Momo menukikkan alisnya, "Ada jaminan kalo dia kenapa kenapa?"

Jeon memutar bola mata malas, "Ada."

"Apa?"

"Nyawa gue."

......

"Eh anjir kok ke tempat sepi? Ouww jangan bilang lo mauu---

Ucapan Lisa terhenti saat Jeon melepaskan genggaman pada pergelangan tangannya. Lisa agak salting saat Jeon menatapnya dengan dalam.

"Seilisa Gracia." Jeon mendekatkan tubuhnya, Lisa mundur dengan was was sampai punggungnya menabrak pojok dinding pada koridor lantai 3 tersebut.

"L-loo m-mmau aa--paaa." Gugup Lisa.

Jeon dengan suara yang berat berkata, "Can i kiss your lips?"

Lisa tercengang, dia menjadi agak takut sekarang. Lisa agak sebal karena sosok dirinya yang biasanya kelebihan tenaga sekarang malah menjadi sosok letoy yang tidak mampu melawan.

Melihat raut ketakutan Lisa yang terpampang jelas, Jeon langsung terbahak.

"Bhaksss gue cuma bercanda kalii hhahahaha."

Lisa merubah raut wajahnya menjadi datar, lalu mendorong dada bidang Jeon dengan kuat.

"Gue banting juga nih lama lama." Ancam Lisa.

𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬 𝐯𝐬 𝐁𝐚𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang