[14] Merias

1.2K 221 37
                                    

Jisoo berlari tergesa menuju kamar mandi, ia meninggalkan rombongan teman-temannya yang tadi sedang sibuk merias kelas. Setelah sampai, langsung saja ia mengunci pintu kamar mandi itu, dan melepaskan tautan antara tangannya dan juga hidungnya.

Jisoo tersenyum miris saat melihat banyaknya darah segar keluar dari hidungnya. Ini bukan sekali dua kali, bisa terbilang sudah puluhan kali ia mengalami mimisan.

Jisoo mengambil tisu yang ada di saku rok nya, lalu digunakan untuk menyeka darah yang terus mengalir dari hidungnya. Ia mendecak lemah saat sudah terhitung 5 menit dan darah dari hidungnya tak kunjung ada tanda-tanda berhenti mengalir, bahkan tisu yang selalu ia stok di sakunya pun kini hampir habis.

Jisoo merobek tisu tisu berlumuran darah itu dan membuangnya ke tempat sampah. Ia segera mencuci mukanya dan mengamati sejenak wajah pucat miliknya.

Perlahan ia membuka kerah bajunya, menampakkan leher mulusnya yang penuh akan lebam membuatnya meringis.

"Gue pengen menghilang dari dunia ini bisa nggak sih." Gumamnya pelan.

Ting!

Satu notifikasi masuk di handphone nya. Jisoo segera membuka alat canggih yang tadinya ada di saku bajunya tersebut.

Whatsapp

Suho

|lagi dimana?
|kelas lagi butuh lo nih
|ide absurd lo diperlukan dalam hal hal kayak gini
|wkwkkwk

|gue kamar mandi
|bentar ya
|cuci muka bentar aja
|habis tu langsung ke kelas

|siap tuan putri

Real life

Jisoo tersenyum tipis lalu menghela nafasnya pelan. Sekarang, ia hanya harus meminum obatnya dan tidak boleh terlihat lemah di depan teman-temannya.

Namun senyumnya luntur saat ia tidak menemukan satu pun obatnya di tas kecil yang biasanya ia bawa kemanapun.

"Sial, dimana sih!" Sudah beberapa kali ia rogoh, tapi nihil. Jisoo hanya bisa menemukan charger, dan jedai berwarna silver milik Seulgi pada tas kecil itu.

Sadar itu hanya akan membuang waktu, Jisoo memilih untuk mengabaikannya dengan ber-positive thinking tentang keberadaan obatnya. Ia berpikir mungkin obat itu tertinggal di mobil atau di rumahnya.

Jisoo meyakinkan dirinya agar tidak terlihat lemah, lalu segera keluar dari kamar mandi itu.

Setelah Jisoo keluar, tampak seorang siswa dengan tampilan acak-acakannya keluar dari lorong tangga dengan satu tangan yang menenteng sebuah obat.

"Obat jantung, sebenarnya lo kenapa, Jis?"

.......

"Yih itu kan out of ide goblok! Mana ada kita mau nambahin stiker kupu kupu alay kayak gitu!" Sentak Seulgi saat Jimin dan juga Vante akan memasang stiker kupu kupu warna warni di dinding kelas mereka yang sudah di cat silver tadi oleh Suho.

"Sekate-kate lo bilang alay. Ini tuh stiker kesukaan adek gue yang masih umur 3 tahun itu tau! Kata emak gue, selera anak kecil itu polos, masih suci. Makanya gue mau tempel nih di kelas kita, biar nggak zina zina amat." Balas Jimin tak mau kalah.

"Zina? Nggak sekalian lo taburin garem terus bacain mantra suci nih kelas?" Cibir Nay ikut nimbrug, fyi keadaan dia sudah membaik setelah konsultasi dengan seorang psikolog.

𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬 𝐯𝐬 𝐁𝐚𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang